21. Aksi

68 7 0
                                    

Audy sudah ada di depan gerbang sekolah menunggu Leon menjemputnya. Pukul 03.00 WIB lebih tepatnya. Audy melirik arlojinya lagi. Langit mulai menghitam, mendung.

"Nunggu siapa?" suara serak khas Elektron membuat Audy menoleh mendapatkan Elektron yang sudah ada di sampingnya.

"Nunggu orang," jawab Audy yang kembali mengalihkan tatapannya. Elektron terkekeh.

Suasana kembali hening. Tidak ada  pembicaraan lagi. Keduanya sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

"Dy-"

"El-"

Audy memalingkan kembali wajahnya tatkala mereka barengan  memanggil nama.

"Duluan aja," ucap Audy.

"Mau bareng?" tanya Elektron membuat Audy menggeleng. "Udah sore bentar lagi malam," lanjut Elektron. Audy mulai menimbang memang dari tadi waktu berjalan, Leon pun tak kunjung datang. Akhirnya, Audy mengangguk.

Elektron mulai mengambil motornya di parkiran. "Yuk," ajak Elektron sambil memberikan helm pada Audy.

Motor Elektron mulai melaju membelah kota. Audy memegang kedua bahu Elektron ketika motor melaju kencang.

"GAK USAH KENCENG-KENCENG GILA!" teriak Audy sambil memukul bahu Elektron. Elektron memelankan laju motornya.

"Sorry."

Setelah sampai Audy turun. Melepaskan helm dan mengucapkan terimakasih.

"Makasih ya," ucap Audy.

"Iya," jawab singkat Elektron dengan senyuman manis. "Aku pulang." Audy mengangguk dan mengucapkan kalimat hati-hati.

***

"Leon!" teriak Sean saat melihat jam dinding menunjukkan pukul 08.00 WIB. Tadi, Leon minta dibangunkan karena dia akan menjemput Audy. Namun, Sean dan Delon pun baru bangun.

Leon terhenyak kaget. "Ada apa?" tanyanya sambil mengucek matanya.

"Audy," ucap Sean menjawab. Sontak kedua mata Leon membulat kaget.

Delon beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi di kamarnya. Iya, mereka tadi langsung menuju rumah Delon.

"Del, buruan!" teriak Leon. Sean mengambil ponselnya dan ada beberapa pesan masuk. Dari Audy ternyata.

[Gue udah balik, bilangin sama temen lo itu!]

[Temen lo pembohong, sebel gue!]

Hanya dua pesan yang berisi kekesalan cewek itu.  Sean tak banyak ucap langsung saja menyodorkan ponselnya ke arah Leon.

"Apa?" tanya Leon yang bingung dengan sodoran ponsel keluaran terbaru itu. "Gue juga punya kali gak butuh gue," lanjutnya membuat Sean buka mulut.

"Awewe sia nanyain goblok!" ucap Sean ngegas. (Cewek lo nanyai.). Leon meraih ponsel Sean dan membaca isi pesan pacarnya. Leon mengernyit bingung, ponselnya tidak ada notifikasi dari Audy.

"Makasih." setelah itu Leon turun mendapati Bunda Delon yang bingung dengan Leon yang bisa di bilang tergesa-gesa.

"Bun, Leon pamit pulang ya," ucap Leon sambil menyambar tangan bunda Delon.

"Iya tapi kenapa buru-buru, Le. Makan dulu nih?"

"Ini soal rasa bun, tidak bisa diundurkan lagi. Leon berangkat bun, Assalamualaikum." Bunda hanya menggeleng-geleng maklum anak muda.

Tidak lama Sean turun dengan Delon, yang sudah segar dan lebih santai.

"Bun, Sean pulang dulu yah," pamit Sean sambil menyalami tangan Bunda.

"Kenapa pada pulang sih?" tanya Bunda terheran-heran.

"Nenek minta di beliin martabak kacang spesial bun. Mau minep juga Delon larang," jelas Sean dengan nada di sedih-sedihkan.

"Hoax!" ucap Delon.

"Yaudah bun, Sean pulang. Assalmualaikum," pamit Sean sambil berlalu pergi menghilang di balik pintu.

"Del, duduk sini dong," ajak Bunda membuat Delon nurut dan duduk.

"Ada apa Bun?" tanya Delon.

"Kamu udah punya pacar?" pertanyaan yang paling tidak suka. Delon menggeleng. "Bunda jodohin deh!" lanjut Bunda membuat Delon tersedak liur nya sendiri.

"Bunda apaan sih," sahut Delon memperingati bahwa dia tidak suka dengan keputusan bundaya.

"Bunda mau jodohin kamu sama Audy, adeknya Arvin, bunda suka deh sama dia, terus mamanya juga temen bunda, patner bisnis kita. Audy ceweknya baik banget, ramah, bisa masak ah idaman bunda deh," jelas bunda.

Delon tambah kaget dengan penjelasan bunda. Audy? Pacar Leon? Jangan sampai persahabatan mereka rusak.

"Bun, Audy udah punya pacar," ucap Delon memberi tahu. "Leon."

"Yahh! Dahlah bunda bete, hiks hiks," mendengar itu Delon hanya diam dan beranjak ke kamarnya. Hampir saja, untung saja bunda pengertian jadi paham dan tidak memaksa keadaan.

"Persahabatan lebih penting daripada percintaan. "Orang goblok adalah orang yang ngerebut pacar sahabatnya sendiri.""

***

Holaaaaaaa guys. #dirumahaja jangan kemana-mana, demi kesehatan kita bersama.

See you :)

NOTHING IS PERFECT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang