29. Berduka

58 4 0
                                    

Elektron duduk di balkon rumah Leon. Elektron masih mengingat kejadian tragis kemarin yang membuatnya tak bisa menahan air matanya.

Meski sedendam apapun Elektron kepada saudaranya itu tapi mengingat banyak sekali hal baik yang telah dia terima membuat Elektron sedih dibuatnya.

"El, nginep aja di rumah Leon, sama bang Alex!" seru Leon kecil yang sedang menatap Elektron kecil yang siap-siap akan pulang.

"Enggak, El mau pulang!" tegas Elektron sambil menahan tangis karena mainanya rusak gara-gara Leon.

"Leon?" panggil Sahara menyelidik. Membuat Leon tertawa kikuk, sangat imut.

"Iya, maafin Leon ya, El, Nanti ayah Leon gantiin deh," ucap Leon kecil meminta maaf.

Hari besoknya Leon membawakan mainan baru untuk Elektron.

Waktu sekolah dasar Leon juga pernah melindungi Elektron dari bullyan kakak kelasnya.

"Tenang lo disana bro," ucap Elektron sambil menyeka air matanya.

Elektron keluar dari kamar untuk mengambil air minum karena haus. Tapi, tak sengaja dia mendengar suara isakan dalam kamar Alex.

"Hiks, Le-on," lirihnya membuat Elektron bermaksud untuk masuk. "Kenapa lo cepet banget pergi? Mana janji lo mau hadir pas ke acara pernikahan gue? Gue abang yang gak becus! Leon!" teriak Alex dengan keadaan yang sangat kacau.

"Bang, sadar!" tegas Elektron sambil menahan badan Alex yang akan menonjok kaca.

"Bapak Utomo kemana sih Bun?" tanya Leon membuat Sahara terkekeh.

"Gak boleh gitu kamu sama Ayah, " jawab Sahara yang sedang menyimpan lauk ke meja makan.

"Iya lo dek,  bapak Utomo tuh ayah lo, " sahut Alex yang sedang memakan buah Apel.

"Bapak lo juga woy! " teriak Leon membuat ruangan makan rame dengan suara Leon dan Alex.

Tiba-tiba dari arah tangga ada Bram dengan kacamata tertengger di hidungnya.

"LEON!  ALEX! IDUPIN MUSIKNYA! BAPAK UTOMO MAU TURUN! " teriak Bram membuat ke dua putranya bergegas menyetel alunan musik santai penyambutan dengan suara musik full. Bapak Utomo turun dengan kacamata hitam,  celana selutut,  kaos pantai,  dan topi.

"Bapak Utomo sangat tampan! " seru Leon dan Alex.

Kenangan bersama Leon terputar begitu saja. Tawa Leon yang akan Alex rindukan.

"Bang, beliin bunda keju, terigu, pisang, sama coklat dong, " ucap sang bunda sambil menaruh dua gelas susu coklat di meja belajar Leon.

"Leon aja bun, Leon kalah maen game, " jawab Alex membuat Leon mendelik tidak suka.

"Enggak! Abang aja, tadi gak ada perjanjian apa-apa, " elak Leon.

"Kan sekarang perjanjiannya,"

"Gak bisa lah! "

"Bisa dong, gue di sini menang! "

"Gue sebagai yang kalah membenarkan kalau gak ada perjanjian! "

"Lo! "

"Lo aja!

"Lo aja adek abang yang ganteng! "

"Lo aja abang adek yang cantik! "

Sahara yang mendengar perdebatan antara dua putranya itu pusing tujuh keliling. "STOPPPPPPPP! " teriak Sahara membuat Leon dan Alex bungkam.

"Ihh bunda ngecret teriaknya, " ucap Leon membuat Alex memukul kepala Leon.

"Gak boleh gitu itu emak lo! " tegur Alex.

"Emak lo juga! " jawab Leon. 'Plak' sambil membalas memukul kepalaAlex.

"STOPPPPPPPPP! Ke warung nya berdua! PAHAM! " Leon dan Alex dengan cepat mengangguk dan berlari turun untuk menuju warung Bi Mimin.

Tidak mau kalah satu sama lain, yang akhirnya akan membuat bundanya marah. Itu akan di rindukan oleh Alex.

Dengan cepat Alex berlari meninggalkan Leon sambil teriak. "YANG SAMPE DULUAN BISA MAKAN PISANG KEJU BUATAN BUNDA PALING BANYAK! "

"Licik," gumam Leon dan ikut berlari, ketika melihat ada tukang ojek Leon langsung naik ke jok dan berangkat. "Dadah. Abang Alex cantik, " ledek Leon yang naik ojek membuat Alex terperangah.

"Huhh.. Hahh.. Anjir licik lo, Le!"

Dan, hal konyol mereka berdua yang sama sekali tidak akan terlupakan oleh Alex.

Kejadian tragis kemarin merengut kebahagian keluarga besar Utomo. Dimana tiba-tiba motor Leon yang saling beradu dengan sebuah truk besar yang oleng.

Leon bersiap-siap untuk menjenguk kekasihnya. Audy. Audy sudah membolehkan orang lain untuk menjenguknya kembali. Hal itu membuat hati Leon senang, dia merindukan gadisnya itu. 

"Huhh ... Ganteng banget sih gue," gumamnya di depan kaca besar di dalam kamarnya.

Setelah merasa dirinya sempurna. Ya, meski yang sempurna itu hanya rokok di warung yang warna putih. Skip!

Leon bergegas turun. Di ruang keluarga ada Utomo dan Sahara yang sedang menonton televisi.

"Bun, yah, Leon izin ya," pamitnya sambil menyalami tangan kedua oranh tuanya.

"Le, perasaan bunda gak enak," ucap Sahara sambil menatap khawatir putra bungsunya ini.

"Perasaan bunda doang kali," jawab Leon sambil terkekeh. "Leon pasti hati-hati kok," lanjutnya dan berlalu ke garasi untuk membawa motornya.

Leon begitu hati-hati mengendari motornya. Namun, ada telepon masuk sehingga ia harus menraba saku celananya dan mengangkat telepon itu. Membuatnya gagal fokus.

"Halo," sapa Leon yang mendengar kekehan Audy di seberang sana.

"Iya aku lagi di jalan ini," ucap Leon.

BUGH

SRET

SREKK

KREKK

Tuuttt ... Tuttt ...

***

Terimakasih buat yang udah baca. Sorry banget baru bisa up, dan ceritanya gak jelas. Lagi sibuk-sibuknya ngurusin kelulusan, dan daftar sekolah. Doain ya semoga lulus dengan hasil yang memuaskan🖤

Stay safe semua🖤

NOTHING IS PERFECT [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang