Happy reading❤
***
Semua warga sekolah berhamburan keluar kelas karena bel istirahat berbunyi. Siswa siswi bersorak riang karena bisa keluar dan menghirup udara segar setelah bergulat dengan rumus-rumus, struktur ini itu dan lainnya. Ada juga yang menghela nafas tidak suka karena masih menikmati pelajarannya. Ada yang terkejut karena sedang mengapai mimpi di kelasnya, dan banyak lagi.
Audy, Ocha, Ganes dan Nero keluar membuat semua yang melihatnya terperangah, ada yang sinis, ada yang biasa aja, yah banyak lah. Kalau Nero bilang mah "Nasib terkenal."
Berjalan saling merangkul dan bercanda membuat semua orang iri, terutama untuk siswi yang melihat Nero dan Ganes merangkul Audy dan Ocha. Nyesek.
Tidak lama begitu suara perempuan yang notobennya pacar Nero memanggil Nero.
"Nero," panggil Syafa membuat Nero dan teman-temannya berhenti, Nero melepaskan rangkulannya.
"Iya, yang." mendengar itu dengan sigap ketiga temannya meninggalkan mereka berdua.
"Ro, aku gak bisa lanjutin hubungan kita," ucap Syafa to the point membuat Nero diam.
"Oke, aku terima," jawab Nero singkat, membuat Syafa diam.
"Kamu gak takut kehilangan aku? Kamu gak sayang sama aku?" Nero yang mendengar itu tersenyum jahat.
"Sayang? So pasti! Tapi kalau gak jodoh gue gak berhak nahan," jelas Nero membuat Syafa menyesal. Dia bodoh.
"Aku bercanda, Ro. Aku mau kita balik-"
"Gak, lo yang mau kan? Gue terima, udah gue mau ke kantin."
***
Nero sampai di kantin dengan wajah biasa saja. Ya gitu, Nero emang bukan anak yang ribet, mau putus ayok, mau lanjut ayok.
"Abis apa lo?"
"Abis putus," jawab Nero sambil menyeruput jus Alpukat milik Audy dan ikut duduk di sebelahnya.
"Bangsat, punya gue!"
"Bagi dikit napa sih lo," jawab Nero santai membuat sang empu mendengus kesal.
"Eh, Ro. Lo kan udah putus nih, berarti lo bisa dong jadiaan sama Ocha," ucapan Ganes membuat Ocha melotot dan tersedak. "Eh, maaf Cha, gue keceplosan."
"Apasih lo Gan, gak nyambung gitu ngomongnya!" respon Ocha sambil menoyor kepala Ganes.
"Yaudah sih lo mau jadi pacar gue Cha?" tanya Nero membuat Ocha melotot, dia ingin menerima Nero karena dia sudah lama menyukainya.
"Bener?" tanya Ocha memastikan.
"Enggak bohongan doang, bercanda," jawab Nero membuat hati Ocha sakit.
"Candaan lo gak lucu, Ro! Hati gue sakit tai, mana malu lagi!" batin Ocha sambil mengaduk mie ayamnya.
Audy hanya menyimak dengan Ganes yang memakan lahap mie ayamnya. Tidak lama suara cowok mengisi kantin dengan kerasnya.
"PLEASE ATTENTION ATTENTION PLEASE!" Teriak cowok jangkung yang sudah menjadi idaman semua kaum hawa.
"Gue mau ngungkapin perasaan gue selama ini yang udah gue pendem, gue gak mau dia kembali ke masa lalunya,
Jadi, buat Audyna Yerica Agressia So my girlfriend?" ucap Leon seraya menatap Audy yang masih diam.
"Malu-maluin aja si bangsat bikin toxic!"batin Audy.
"TERIMAAA!"
"SAMA GUE AJA LE!"
"AUDY TERIMA!"
"KAK AUDY TERIMA DONG!"
"TERIMA! TERIMA!"
Sorakan pengunjung kantin membuat Audy diam. Audy masih bingung apa dia bisa jalanin hubungan dengan Leon.
"Terima Dy, gue tau lo sayang dia." itu bisikan dari Ganes. "Jangan bohongin diri lo sendiri, gue gak mau nyesel nantinya." lanjut Ganes membuat Audy menganggukkan kepalanya.
"Dy, gue gimana?" tanya Leon.
"Gue gak bisa--"
"AAAAAAHHHHRGH" sorak kesal pengunjung kantin.
"Gak bisa nolak!" Lanjut Audy membuat Leon mengembangkan senyumnya dan memeluk Audy.
"Makasih!" bisik Leon. "I love you!"
"To!" jawab Audy sambil menyunggingkan senyumnya.
Di balik sana ada hati yang patah, ada hati yang menolak, ada hati yang ingin memberontak tapi apa boleh buat? Dia hanya masa lalunya, masa lalu yang sudah menyakiti gadisnya sendiri.
Elektron memutar balik arahnya, dia pergi dari kantin, dia menyesal melihat semua adegan tadi.
"Semoga bahagia Audy!" gumamnya sambil mengelap sedikit air di ujung matanya.
***
Uwuwuwu, come back. Udah jadian aja :v. Langgeng yah mereka berdua.
Buat yang udah baca❤
ありがとう ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTHING IS PERFECT [REVISI]
LosoweKita adalah mahluk yang tidak bisa hidup sehat tanpa kecintaan dan kasih sayang. Cinta yang tulus dan tinggi tidak bisa kita sulap-sulap atau dramatisasi atau kita cederai dengan berbagai kebohongan. Bagi cinta yang tulus kebeneran adalah kebenaran...