24

5.2K 419 3
                                    


Di atas peraduannya, Ling Ling nampak amat gelisah. Ia tidur menyamping ke kanan, lalu berbalik dan terlentang ke atas dan tak berselang berapa lama ia kembali berbalik dan tidur menyamping ke kiri.

Saat ini Ling Ling menatap keluar jendela yang berada disamping kirinya, ia menatap langit malam yang nampak di terangi sinar rembulan nampak dari sinarnya yang merembes masuk melalui cela jendela terbuka.

Ling Ling kembali mengubah posisinya, kali ini ia bangun dan mendudukan dirinya di atas peraduannya. Ia menyusun beberapa bantal di sisi kepala ranjang sebelum menyandarkan punggungnya.

Ling Ling menatap lurus pintu kamarnya yang tertutup rapat. Saat ini pikirannya tengah berkecamuk memikirkan kaisar Yuan yang masih belum mengirim kabar atau memang sengaja membuatnya khawatir dan juga merasa resah.

Malam ini angin berhembus kencang, udara malam hari akan sangat dingin terlebih saat malam sudah memasuki puncak pergantian hari.

Angin yang berhembus masuk dalam kamar Ling Ling begitu dingin menyapu permukaan kulit Ling Ling, namun hal itu sama sekali tidak mengusik Ling Ling dari pikirannya yang tengah berkelana.

Seperti siang tadi, ia terus saja memikirkan kaisar Yuan. Hingga sekarang pun masih sama. Hal yang membuat Ling Ling tidak habis pikir dengan dirinya adalah mengapa ia masih saja terus memikirkan kaisar Yuan? Apakah ia mulai jatuh cinta pada pria dingin dan menyebalkan tapi sayangnya memiliki wajah tampan itu?

Tapi ia rasa perasaannya belum sejauh itu. Ling Ling belum merasakan jantungnya berdetak dan berdebar kencang ketika ia bersama kaisar Yuan. Tentu saja karena sebulan ini Ling Ling sama sekali tidak pernah melakukan intraksi lebih dengan kaisar Yuan dikarnakan keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaan.

Ling Ling kembali menghela nafas lelah. Seluruh tubuhnya sakit dan butuh istirahat namun matanya tak kunjung juga ingin terpejam. Rasa ngantuk seakan enggan menghampiri Ling Ling saat ini padahal sebentar lagi malam akan berganti.

"Mengapa ia masih betah berada disana? Bukankah perang atas perlawanan dengan negara asing telah usai?" Tanya Ling Ling pada kehampaan yang ada di dalam kamarnya.

"Semua orang sudah membicarakan hal itu makanya aku tahu. Tapi mengapa kau masih saja tinggal?" Kata Ling Ling kesal seakan kaisar Yuan kini berada di hadapannya.

"Apakah kau tinggal karna gadis-gadis disana lebih cantik dariku?"

Ling Ling yang menyuarakan pertanyaan itu entah mengapa merasa tidak suka. Dua puluh tiga tahun hidupnya, ia masih saja masuk dalam daftar perempuan cantik dan menjadi banyak incaran pria untuk di pacari dimasanya.

"ARGGHTTT, MASA BODOH DENGANMU. DASAR PRIA BRENGSEK!" Maki Ling Ling yang saat ini mulai kembali mengatur bantalnya dan bersiap tidur.

* * * * *

Di sisi lain, tepatnya di provinsi Xiaoxu yang merupakan salah satu provinsi kerajaan Xiaolu. Kaisar Yuan tengah berdiri di depan tendanya dengan aura keagungan dan kekuasaan yang kental dan mendominasi. Di samping kanannya berdiri pangeran Sao Xu dan di samping kirinya berdiri jendral Li Xing.

Saat ini ketiganya berdiri di antara kerumunan prajurit kerajaan Xiaolu yang membuat barisan berbentuk lingkaran yang mengelilingi ketinganya. Di hadapan ketiganya ada Mei Yui yang duduk di atas permukaan tanah yang dingin.

Kaisar Yuan menatap Mei Yui dengan tatapan nyalang, sedangkan pangeran Xu menatapnya dengan tatapan ingin membunuh. Jendral Li Xing menghela nafas berat dan lebih memilih menatap kelain arah. Ia tak ingin menatap tatapan memohon dan belas kasih Mei Yui sebab jendral Li Xing tahu pertahanannya akan roboh dan mungkin saja ia meminta kaisar Yuan mengampuninya.

Tapi walaupun jendral Li Xing ingin, perbuatan Mei Yui tidak dapat di toleransi. Rencana yang terang-terangan ia lakukan untuk mengoda kaisar Yuan dan setelah itu menuduhnya dengan kasus pelecehan sungguh tak mampu di maafkan. Sebab kasus yang Mei Yui ingin ciptakan menyangkut dengan kaisar Yuan.

Malam ini, adik Mei Yui meninggal karna sakit yang di deritanya semakin parah terlebih selama lima hari terakhir Mei Yui tidak mengurus adiknya. Penyesalan pasti ada pada diri Mei Yui tapi apa boleh buat? Setiap apa yang ingin dicapai pasti ada yang harus di korbankan.

Mei Yui menatap para perajurit dengan tatapan memohon, namun beberapa di antara prajurit yang dulu mengaguminya mulai merasa tidak suka dengan sikap Mei Yui. Hanya ada beberapa prajurit yang merasa iba namun tak mampu berbuat apa-apa.

"Seberani apa kau sehingga menaruh obat perangsang dalam minuman Zhen?" Tanya kaisar Yuan dingin.

Beberapa prajutit yang belum mengetahui hal tersebut jelas terkejut. Mereka menatap Mei Yui tidak percaya.

"Kau melakukan hal itu untuk menjebak Zhen?" Tanya kaisar Yuan dengan nada yang masih sama.

Mei Yui hanya mampu menunduk dalam, ia begitu malu atas tidakan bodohnya serta mulai merasa takut dengan nada bicara kaisar Yuan yang dingin serta menusuk.

"Kau memang lumayan cantik, tapi Zhen sama sekali tidak tertarik. Karna itukah kau melakukan hal licik seperti ini?" Tanya kaisar Yuan

Mendengar hal itu, entah mengapa emosi Mei Yui meluap. Rasa takutnya mulai hilang tergantikan oleh amarah dan kebencian. Di hadapan para prajurit kerajaan yang mengaguminya, dengan mudahnya kaisar Yuan menjatuhkan harga dirinya dan membuatnya nampak seperti wanita murahan. Mei Yui sadar sepenuhnya adalah kesalahannya, ia tidak tahu rencananya akan gagal namun ia tidak menyangka akan dipermalukan seperti seorang jalang bahkan lebih rendah dari seorang jalang sekalipun.

.
.
.
.
.
.

Zhen :  Saya. Digunakan oleh kaisar

Gege : Saudara laki-laki / kakak laki-laki

Ben Wang : Saya. Digunakan untuk pangeran peringkat pertama

TBC

Written on Mar 10th, 2019

Bride of the Emperor Yuan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang