26

4.9K 417 2
                                    


  Kehidupan Mei Yui berubah menjadi lebih mengenaskan dan menderita dari sebelumnya. Lima hari terakhir seharusnya ia tak melakukan hal bodoh yang membuat dirinya jatuh dalam perangkapnya sendiri. Pada akhirnya ia menyesali perbuatannya.

Rasa sakit yang Mei Yui dapatkan sangat mengerikan, Mei Yui lebih memilih mati dari pada harus menjadi pemuas nafsu para prajurit batalion putih yang bahkan melakukan hal itu saja sangat mengerikan dan kasar. Selama dua hari dua malam ia terus digulir tanpa henti. Memuaskan dan menghangatkan peraduan mereka yang setiap hari tanpa jeda. Ketika Mei Yui baru saja selesai melayani nafsu buas salah satu prajurit, ia harus kembali melayani prajurit lainnya yang sudah mengantri.

Kadang Mei Yui harus menerima jika ia di paksa melayani dua prajurit sekaligus. Mei Yui merasa dirinya kini tidak beda jauh dari para pelacur di luar sana namun bedanya ia sama sekali tidak dibayar untuk pelayanannya.

Terisak di pojokan tenda dengan penjagaan ketat. Tubuhnya yang polos dan hanya ia tutupi selimut bergetar hebat karena tagisan tanpa suara yang terlihat memilukan. Penderitaan yang ia rasakan tidak ada hentinya. Setiap kali ia ingin kabur, selalu saja ia dengan mudah tertangkap. Setelah aksi kabur-kaburan, ia akan selalu mendapat hukuman. Tentu saja melayani nafsu seksual para prajurit yang tinggi.

Mei Yui tidak bisa selamanya seperti ini. Penderitaan dan kesakitan yang selalu ia alami bahkan lebih mengerikan daripada kematian. Ia sadar semua ini adalah kesalahannya sendiri. Kebodohan yang dilakukannya sudah tak mampu lagi mengeluarkannya dari kurungan mereka.

Sambil terisak, Mei Yui telah membulatkan hatinya. Ia akan mengakhiri hidupnya dari pada harus menjalani sisa-sisa hidupnya sebagai pemuas nafsu para prajurit batalion putih. Karna tidak ada alat tajam yang bisa ia gunakan untuk melukai dirinya, ia juga tak mampu mencekik lehernya dengan kedua tangannya yang masih bergetar hebat karna trauma dengan penyiksaan yang berakhir kenikmatan namun lebih banyak kesakitan yang ia rasakan. Maka Mei Yui memilih memotong lidahnya hingga putus dengan giginya.

* * * * *

Kaisar Yuan yang telah menyelesaikan semua tugasnya. Dengan selesainya semua gulungan yang ia kerjakan mengenai pembangunan beberapa rumah penduduk dan bangun-bangunan lain yang rusak, itu berarti kaisar Yuan dan juga rombongannya bisa dapat pulang besok atau lusa.

Kaisar Yuan menghela nafas lelah, selama seminggu ia tak kunjung juga memberi kabar  pada Ling Ling padahal ia sudah berjanji untuk saling terbuka, saling peduli satu sama lain terlebih ia masih ingat janji yang ia ucapkan ketika mendapat kutukan yang membuatnya tertidur selama sepuluh tahun.

Kaisar Yuan berpikir jika membuat surat akan sia-sia, sebab sebentar lagi ia akan pulang. Cukup dengan menampakan dirinya dan menjelaskan semuanya mungkin Ling Ling akan mengerti kondisi yang di alaminya.

Saat sedang nikmat-nikmatnya bersantai pangeran Xu memasuki tendanya tanpa meminta ijin darinya. Hal itu jelas membuat kaisar Yuan berdecak kesal.

"Apa yang kau lakukan Sao Xu? Mengapa kau lancang sekali menerobos seperti itu. Apakah kau ingin di hukum, hah?" Gertak kaisar Yuan masih di tempat duduknya.

Pangeran Xu sama sekali tidak peduli, ia mendekati kaisar Yuan dengan wajah yang ditekuk dalam.

"Tak masalah Ben wang di hukum, malah itu sangat bagus jika Ben wang dihukum kembali kekerajaan atau di asingkan di tempat jauh asal bukan disini" balas pangeran Xu dengan nada kesal yang kentara.

Kaisar Yuan menghela nafas lelah dan menatap pangeran Xu yang nampak kekanakan padahal umurnya saat sudah hampir memasuki angka dua puluh-an.

"Sekarang apa lagi? Para gadis desa masih gencar menganggumu?" Tanya kaisar Yuan

"Apalagi jika bukan itu" sahut pangeran Xu.

"Ben wang sangat heran dengan para gadis-gadis desa yang ada disini. Saat Ben wang bersikap acuh dan dingin pada mereka, mereka semakin gencar mendekatiku. Ku pikir mereka akan segera pergi apabila Ben wang  bersikap kasar namun nyatanya mereka menjerit histeris ketika Ben wang menatap mereka dengan tatapan dingin dan raut wajah datar" kata pangeran Xu mulai menceritakan keluhnya.

"Apakah para gadis selalu begitu?" Tanya pangeran Xu yang tidak mengerti.

Jendral Li Xing yang memasuki ruangan terkekeh dengan penuturan pangeran Xu, disusul oleh Yui Lang. Jendral Li Xing merasa sikap pangeran Xu sangat lucu. Dimasa puber seperti ini hal itu wajar terjadi, hanya saja pangeran Xu amat terganggu dan risih apabila banyak gadis yang mengodanya.

"Semua perempuan memang sangat aneh dan sulit di tebak. Apa yang kau rasakan saat ini adalah hal yang wajar pangeran Xu terlebih saat ini anda berada di masa-masa pertumbuhan" timpal jendral Li Xing yang langsung mendapat tatapan kesal dari pangeran Xu.

"Hamba menghadap memenuhi pangilan yang mulia" kata jendral Li Xing melapor.

"Syukurlah kau cepat datang" kata kaisar Yuan "karena matahari belum terbenam dan langit masih cerah, hari ini kita akan kembali ke istana"

.
.
.
.
.
.

TBC

Written on Mar 10th, 2019

Bride of the Emperor Yuan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang