01: One Step For Past

4.8K 267 9
                                    

Kang Soonya, panggil saja Soonya. Jika, mengendengar nama panggilan lain itu mungkin bukan aku. Dia sosok yang istimewa hidup bersamaku. Semoga kalian mengerti.

'Aku' gadis biasa, sering mengikat rambut ke belakang atau digerai panjang, jaket demin, dan gelang ungu. Pemberian dari seorang yang sangat istimewa. Sebaliknya, 'Dia' rambut pendek sebahu, cat kuku merah muda, dan parfum manis.

"Hei! Kau manusia atau babi. Mama tidak mampu melihat kamarmu!" Wanita separuh baya mengetuk kuat pintu dari luar, pasti sudah cantik dengan kemeja hitam kesayangan dan rambut coklat terang bergelombang.

"Iya Mama, aku bereskan sepulang sekolah," ucapku terduduk masih menutup mata, sedetik kembali terhempas ke kasur, menarik selimut melanjutkan mimpi.

"Bangun Soonya! Kau terlambat sekolah. Lihat saja, tidak ada uang saku tambahan!" ancam Mama, frustasi menghadapi anak tunggalnya. Aku bergumam tanpa berniat bangun.

"Peringatan terakhir, sebelum tukang rosok mengangkut semua buku sketsamu!" desis Mama sebelum pergi, suara hentak kaki cepat menuruni tangga, perlahan aku membuka mata, menatap kalender tepat di atas meja belajar.

Tanggal dua belas, Senin.

SENIN! Hari membuang sampah daur ulang!

"Mama, astaga jahat sekali!! Mama!!" teriakku ribut dari kamar, gema itu terdengar oleh Mama dan Papa di meja makan.

"Lain kali jangan terlalu keras pada Soonya, kita tidak tau kapan harus membawanya kembali," ucap Papa lembut, menuang kopi pada gelas kosong Mama. Keduanya duduk berhadapan di meja makan, melirik singkat pintu di lantai dua. Kamar tidur sang Putri.

"Mau bertukar peran, sehari saja? Mungkin kau akan menyerah. Kang Haneul." Mama memijit pelipis kepala cukup keras.

Aku bergegas menuruni tangga, rekor baru minggu ini; mandi dan bersiap dalam sepuluh menit. Jangan bertanya apa aku menggosok gigi, jawabnya. Hanya bagian itu yang dapat aku pastikan bersih. Hampir mencapai knop pintu. Namun, kaki ini berhenti di depan cermin lemari.

"Hanlim, semoga kita bisa berteman." Aku mengulurkan tangan di depan cermin, berdamai dengan ego lagi.

Jas hitam, berhias garis emas, dua pasang kancing bagian depan, lambang sekolah di dada kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jas hitam, berhias garis emas, dua pasang kancing bagian depan, lambang sekolah di dada kiri. Dasi merah-hitam-putih, dipermanis dengan rok abu abu. Senyum tipis tidak aku rencanakan muncul, seolah tidak lelah memberi semangat. Hal terindah yang Papa berikan. Bibir yang setia tersenyum dan mata indah.

"KANG SOONYA! CEPAT!" Dan, jangan lupakan ambisi membara Lee Jieun. Selalu menjunjung disiplin dan tanggung jawab. Mama bak ketua gangster dengan paras ayu nan berwibawa. Perpaduan pasutri itu memberikan corak menarik pada keluarga Kang.

 Perpaduan pasutri itu memberikan corak menarik pada keluarga Kang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Into LovesickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang