Malam kembali menyapa, suhu dingin meninggalkan kota berganti pelukan hangat angin musim semi. Menemani perjalanan pulang Soonya dari apotik terdekat, membawa dua kantong belanja berisi obat dan makanan burung merpati.
Soonya ingin mampir di taman sejenak, tetapi menyadari tempat itu terlalu gelap dan sunyi, si gadis terpaksa menunda rencananya.
"Soonya, sedang apa di sini?" pemilik nama berbalik, menemukan senyum lebar dari seorang pemuda yang berjalan mendekat padanya.
"Membeli sesuatu, jalan jalan melepas penat. Senior tidak merayakan debut dengan tim staf kantor?" soonya melangkah mendekat, mengamati dari atas kebawah. Gaya berpakaia pemuda ini sangat menarik, terkesan sederhana, tetapi sosok untuk segala acara atau ia memang sengaja berdandan.
Beomgyu menggeleng, menyodorkan kupon makanan pada Soonya. "Aku ingin menepati janji."
"Kau belum makan sejak pagi?" tebak Soonya, mendapati ekspresi wajah pemuda itu tampak lelah dan sedikit pucat. Beomgyu menggeleng dengan senyuman ia berucap,
"Aku sengaja menunggumu, Soonya." Beomgyu memberi isyarat kepada Soonya untuk berjalan lurus melaluinya. Si gadis sempat bingung. Namun, seketika mengerti saat suara jepretan kamera dan bisik bisik bising terdengar di balik punggungnya. Fans fanatik.
Soonya merogoh saku celana, mengangkat tinggi tinggi ponselnya seolah melakukan panggilan video.
"Iya! Sinyalku buruk di sini, sebentar!" teriakan Soonya menginterupsi aksi menguntit dua gadis itu. Sembari melirik singkat Beomgyu yang berusaha melarikan diri.
"Apa! Pemeriksaan polisi! Anak di bawah umur yang masih berkeliaran bisa tertangkap?! Itu bukan berita yang bagus, Logan. Terima kasih sudah memberi tau!" teriak Soonya sampai tenggorokannya sakit. Namun, sukses membuat dua gadis remaja itu lari terbirit birit.
"Aku juga masih di bawah umur, girl," lirih Soonya tak bisa menahan tawa melihat kelakuan fans fanatik itu.
"Siapa Logan?" tanya Beomgyu tiba tiba berdiri di depannya.
"Logan? Oh kucing peliharaan Kak Yoojin," jawaban Soonya membuat si pemuda menganga lebar.
"Kenapa menelepon? Kucing sekarang bisa berbicara?" Beomgyu memastikan, wajahnya berubah serius, menatap Soonya penuh selidik.
"Hahahaha, apa yang kau bicarakan," tawa Soonya memecah hening malam.
"Ayo cepat! Kau harus makan. Kegiatanmu hari ini sangat banyak, besok, dan seterusnya. Himpun banyak tenaga Kak!" Soonya kembali meninggikan suara bak seorang pemimpin kampanye, mengepalkan tangan di udara, berjalan tegap menuju restoran.
"Kenapa dia sangat cerewet, tidak seperti biasanya." Beomgyu mengikuti dari belakang, sesekali terkekeh kecil dengan aksi random gadis itu.
Sampai di restoran, Soonya menyedari tempat itu sepi, menaiki lantai dua hanya terlihat satu meja dan dua kursi, masih dalam suasana sepi. Tanpa pengunjung lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Lovesick
FanfictionDi tengah malam yang hangat, musim semi memeluk semua jiwa lelah. Mengayomi sembari bernyanyi lirih pada semesta. Hiruk-pikuk kota tidak membuatnya terganggu, terlelap saja sampai kau membuka mata dan menemukan wajah orang tercinta memandangi sembar...