13: Love The Moon

433 53 12
                                    

Suara derap langkah cepat mendekati tempat duduk Soonya, terdengar menggebu gebu, tidak sabaran. Sudah hafal dilur kepala pasti pinokio rebus.

"Dari mana saja, aku mencarimu ke seluruh tempat!" desis orang tersebut, tapi penuh penekan.

"Aku harus menyelesaikan ini, Tae," balas malas si gadis tanpa memalingkan pandangan dari layar ponsel. Menggaruk celuk leher, berpikir keras.

"Tae?" ulang si pemuda, menahan senyum.

Soonya melirik singkat, bergumam lirih, "Kenapa, tidak suka?"

Taehyun tersenyum kian lebar, merendahkan kepala sejajar dengan Soonya. "Apa semacam panggilan sayang?"

Menyesali apa yang ia katakan Soonya memberanikan diri menoleh. Namun, kesalahan lebih besar, menemukan tatapan teduh, menarik dalam fantasi sekian detik. Bagai kilau memikat, penuh kenyamanan dan rasa hangat bak pelukan selimut, cukup berani menantang diri sampai mana ia mampu tenggelam.

Perlahan angin membelai pipi si gadis, muncul semburat merah tanpa diminta. Membuat Taehyun salah tingkah.

Jantung berdegup membabi buta, memekak telinga masing masing. Menerikkan kata 'cinta' yang sudah menunggu terlalu lama. Tak perlu khawatir taman indah itu mengering sebab, sang pemilik sangat rajin merawat, menyirami, memberi pupuk, dengan harap tetap segar sampai waktunya datang. Dan tiba sekarang saatnya.

Larut dalam nuansa. Namun, mulut keduanya bungkam. Suhu sekitar menghangat, meski jaket mereka tanggalkan dan masih ada tiga minggu sampai musim semi datang, tetapi kenapa pipi si gadis sudah merekah merah bak bunga mawar?

"Kepalamu terbentur? Kau sering melantur sekarang." Soonya coba menyangkal, memalingkan wajah ke lain tempat, tetapi seolah terjebak, sebab telinga dan pipinya tak pandai berbohong. Ternyata pemuda itu pelakunya,

"Aku hanya bertanya. Baik, nona super sibuk, pekerjaan macam apa yang membuatmu melewatkan makan siang?" Taehyun merampas ponsel Soonya, mengintip isi percakapan grup 'pendisiplin'. Perasaan jengkel berubah tatapan menyipit penasaran karena, nama tokoh yang disebut berkali kali, serta diikuti umpatan.

"Kau tau Xian dan Crish membuat masalah lagi," decak Soonya, meringkuk di meja, berbantal tangan. Otot otaknya bergerak kuat mencari cara mengatakan insiden itu tanpa menyudutkan kedua pihak.

"Anak club tari melawan calon idol, menarik." Si pemuda melipat jaket, menyingkirkan lengan Soonya sebagai ganti bantalan, agar si gadis lebih nyaman.

"Mantan idol," balas Soonya, menghentikan Taehyun menjelajahi ponsel si gadis.

Jemari Soonya menggeser layar ke aplikasi lain, menunjukan selembar surat keluaran resmi dari agensi terkait. Nama seseorang sengaja dipertebal, mempertegas isi surat ditujukan untuk siapa.

'Xian Lui Fang atau XianFree resmi hengkang dari BloshHall Entertaiment.'

Soonya menegakkan punggung, rambut berantakan, dahi mengkerut dengan tatapan tajam.

"Aku tidak mengerti. Selalu menjadi masalah besar. Dua perasaan yang bertolak belakang, keluarga tidak merestui atau ini. Tertipu profil. Love make everyone crazy," geram si gadis sembari mengunyah es batu cepat cepat.

"Benar, tetapi siapa yang tidak gila saat jatuh cinta?" Taehyun merampas gelas Soonya. Mengeluarkan kotak bekal dari tas ke depan si gadis.

"Menurutku cinta sangat fatal bila jatuh terlalu dalam. Tenggelam tanpa pertolongan, dan." Soonya membuat gerakan tangan memotong di leher. Menyuapkan sesendok nasi dan lauk, bergumam kecil, menggoyangkan kepala kiri kanan. Tanda makanan itu enak.

Into LovesickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang