18: This House ain't A Home.

31 4 0
                                    

"I don't mind." Mentari menari ballet di langit, setiap gerakan lembit menyapu awan, merubah nuansa cerah menjadi teduh sejuk malam. Melupakan atap membosankan yang tersaju sekarang bak makan malam romatis dalam film dengan jamuan mengugah selera.

Kedua remaja yang menikmati makan malam dengan bintang sebagai penghibur, menghitung sebanyak harapan mereka bisa terwujud, tetapi selalu tertuju pada satu bintang terbesar dan bersinar, mengundang siapapun memujanya. 

Taehyun menuang air dalam dua gelas di meja, menatap penuh cinta pada gadis di hadapannya, tak terkira bahagia si pemuda sampai pipinya terasa kebas terlalu lama tersenyum dalam. Tidak ada percakapan panjang, semua berakhir sejak si gadis diam beberapa menit lalu, menyisakan hening, dingin hadir di antara keduanya.

Tamu tak diundang.

"Siapa yang aku bohongi, tanpa kau sangat menyiksa. Sekarang kau di sini, tak ada lagi yang aku inginkan," ungkap Taehyun sejelas mungkin, meraih tangan si gadis untuk digenggam.

"Meski ini bukan Soonya?" gadis itu masih enggan menoleh, membuang tatapan sejauh bintang tergantung, tidak ingin menemukan kebohongan, terlebih mata Taehyun yang lebar dan tajam sangat payah menyembunyikan fakta.

Vanya tidak sanggup menanggung kekecewaan pemuda itu lagi.

"Apa bedanya? Kau tetap gadis yang sama." terang Taehyun lagi. Menggeser kursi mendekat pada gadisnya, menghapus jarak yang membenci keduanya bersama, meletakkan kepala pada pundak Vanya, meletakkan semua gundah kesedihannya.

Tidak bermaksud menjadikan Vanya pelampiasan, tetapi gadis ini satu satunya tempat Taehyun bersandar, menangis, tampak lemah tanpa takut ia hilang.

"My rose," bisik Taehyun. Perlahan keduanya mendekat, mencari titik yang sama, menyatukan membuat getaran halus dalam rongga kiri dada.

Candu atau cinta. Entah, terpenting Vanya dan Taehyun akhirnya kembali ke rumah.

Kecupan singkat, tanpa menuntut. Taehyun bersikap dewasa, melepaskan pautan sembari tersenyum hangat. Vanya menemukan tatapan itu. "Ayah bilang, seseorang akan gugup saat berbohong."

Taehyun menautkan jemari membawa Vanya dalam pelukan. "Dari mana kau tau aku gugup?"

"...Detak jantung Taehyun." Vanya diam sesaat, debar itu sungguh kencang, menakutkan, tetapi Taehyun tampak tenang, wajahnya teduh, damai. Bagaimana bisa?

"Benar." Anggukan sekali si pemuda, disusul kecupan demi kecupan di seluruh permukaan bibir Vanya, tidak meninggalkan satu inci pun, memberi tanda bahwa itu miliknya. Kang Taehyun.

"Where I left my lover?" Taehyun memberi jarak melihat sekeliling. Vanya tersadar, tetapi tidak bereaksi lebih.

Si pemuda melepas jas, menyelimuti pada si gadis, memastikan kekasihnya tidak kedinginan. "Send her back..."

"kang Taehyun sungguh begitu mencinta Vanya?" tanya Vanya memastikan untuk kesekian kali, tetapi kali ini si gadis berani menoleh, menghadapi ketakutannya. Menemukan senyuman seorang kang Taehyun.

Senyuman mempertegas arti pangeran negri dongeng sesungguhnya.

"Kau belum merasakannya? Haruskan aku beritahu dunia?" bisik Taehyun, menunjukkan foto keduanya berciuman. Pengirim foto itu membuat Vanya terkejut bukan main.

Kak Yoojin.

Ekor mata Soonya melirik ke arah pintu, bayangan seseorang berdiri di baliknya jelas terlihat. Teahyun membuka salah satu sosial media, mencari foto itu dan berniat mengunggahnya. "Tidak! Jangan membuat masalah, kang Taehyun membenci skandal."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Into LovesickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang