Taehyun menatap pantulan dirinya di cermin, bingung memilih tatanan rambut ke belakang atau belah tengah. Sembari menonton tutorial memakai dasi di internet, mengoles krim wajah agar tampak cerah dan segar. Semua ini untuk menyambut gadis istimewa.
Kehadiran tanpa undangan sebelumnya telah mewarnai kehidupan membosankan Taehyun menjadi indah bak taman bunga. Terbesit dalam benaknya reaksi Soonya saat mereka bertemu lagi dengan sedikit yang berbeda. Semoga gadis itu tidak merasa canggung di dekatnya kini.
"Apa aku berlebihan?" monolog Taehyun. Debar luar biasa membuat si pemuda gugup setengah gila.
"Sangat," balas cepat suara di balik punggung Taehyun membuatnya tertegun. Pantulan Hueningkai menghampiri, merampas dasi Taehyun, mendudukan pemuda itu di kursi, menghadap cermin.
Sembari menyisir rambut teman sebayanya, si pemuda kelahiran hawai bertanya pertanyaan dasar. "Kapan terakhir kau berkencan?"
Taehyun tertegun.
"Tidak pernah," cicitnya mengundang tawa sarkas Hueningkai.
"Hah, pantas saja. Pertama jangan memberi kesan mencolok. Tenang, tarik nafas. Ikuti irama yang ia berikan. Tidak terlalu cepat atau lambat. Kau mengerti?" selesai menata rambut, Hueningkai beralih pada riasan wajah Taehyun. Gerakan tangan luwes dan trik trik memoles wajah, berhasil merubah remaja biasa menjadi pemuda tampan pujaan hati wanita.
"Dari mana kau belajar semua ini?" Taehyun sedikit terkejut. Mengakui Hueningkai memang bertalenta dalam banyak hal, tetapi mengingat keseharian pemuda itu hanya menonton drama seharian saat hari libur.
"Drama yang aku tonton bukan drama biasa. Now, go go! Semoga kencanmu berhasil." Hueningkai mendorong punggung Taehyun keluar kamar.
📔📔📔
Tangan Taehyun bergetar hebat, keringat dingin bercucuran tanpa sebab jelas. Jarum jam tampak memburu si pemuda, memaksa bergegas. Diangkat tangannya lagi sejajar mata, siap mengetuk pintu jati di hadapannya, tetapi Taehyun tetapi membuang waktu.
"Tenang Taehyun." Beruntung si pemuda datang lebih awal, kegugupannya tidak boleh membuat Soonya terlambat sekolah.
Akhirnya ketukan singkat terdengar. Taehyun menahan nafas. Knop pintu berputar, seseorang yang ia kenal muncul dibaliknya.
"Masuklah," ucap Yoojin.
Taehyun melangkah perlahan, kukik dan mulai menyesali keputusannya. Hal pertama yang menyapa ramah si pemuda adalah aroma masakan lezat dari arah meja makan. Menoleh sejenak kepala si pemuda, menyipitkan mata. Reaksi alami orang kebingungan.
Taehyun menyadari seseorang terduduk membelakanginya tampak tidak asing, tetapi butuh beberapa saat untuk Taehyun mengenali gadis itu.
"Lihat siapa yang datang!" ucap Yoojin, mendorong tubuh Taehyun mendekati meja. Pemuda itu terhuyung, sebuah tangan membantunya untuk tetap seimbang. Tatapan saling bertemu, tetapi tak satu katapun terucap. Terdiam, hanyut dalam kilau asing.
Senyum Taehyun luntur berganti tanda tanya besar di kepala. Tidak berbeda dengan Taehyun, si gadis juga tampak tidak mengenali pemuda di hadapannya.
"Kau, Kang Taehyun? Benar?" tanya si gadis memastikan. Taehyun mengerjap, menatap Yoojin cepat, meminta penjelasan.
"Matahari sudah naik, bukankah kalian ada piket pagi?" ucap mama memecah suasana canggung.
"Kita satu kelas?" ucap si gadis memastikan, meski pertanyaannya selalu Taehyun abaikan.
"Maaf, Vanya belum mendengar tentangmu," sambungannya.
Taehyun terdiam sesaat, menatap mata si gadis. Wajahnya sama, suara bahkan Taehyun yakin ini benar Soonya, tetapi ia tidak yakin tengah berhadapan dengan 'Soonya'. Seolah orang lain mengambil alih tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Lovesick
FanfictionDi tengah malam yang hangat, musim semi memeluk semua jiwa lelah. Mengayomi sembari bernyanyi lirih pada semesta. Hiruk-pikuk kota tidak membuatnya terganggu, terlelap saja sampai kau membuka mata dan menemukan wajah orang tercinta memandangi sembar...