Berjalan beriringan kembali ke kelas, menemukan lorong mulai dipenuhi murid lain. Menatap keduanya sinis. Bisikan bisikan mulai terdengar. Seperti kata Sunwoo, 'rumor' menyebar lebih cepat dari cahaya.
Taehyun mencuri pandang lagi dari sudut pandangn yang berda taehyun yakin 1000% Soonya jelmaan Elsa tau mungkin Olaf!? Tetapi tampak tidak terusik, memilih memutar lagu menggunakan earphone, cukup keras volumenya sampai terdengar oleh Taehyun. Soonya menikmati lagu sampai sebuah tangan merangkul kedua pundaknya, menuntun jauh kearah lorong lain.
"Hei, hei! Kau salah arah, kelas kita terlewat, tunggu!" Soonya memberontak, menepis lengan si pemuda, cengkraman cukup keras meninggalkan bekas kemerahan. Soonya berbalik cepat.
"Apa masalahmu! Aku tidak ambil pusing tentang kau terlambat masuk sekolah, memakai banyak aksesoris dan rambut panjang, tetapi tak aku sangka kau juga perundung-" nada penekanan kesal Soonya terpotong karena, tangan Taehyun membungkamnya. Tatapan saling tajam menusuk.
Di musim dingin semua orang mengenakan padding panjang, mengantongi penghangat portabel, menjaga suhu tubuh tetap hangat. Seperti pemuda ini, jaket hitam di antara padding putih dan seragam sekolah, sudah sangat cukup, tetapi daun telinga serta hidung memerah itu tidak bisa berbohong, membuatnya mirip kepiting rebus.
Ah, Pinokio rebus, hahaha. Soonya penasaran berapa banyak panci dan penggorengan yang dapat digantung di sana.
Di luar dugaan, Taehyun mengulurkan tangan, meraih satu earphone Soonya dan memakainya. Lagu menyapa telinga Taehyun. Ekspresi berubah cepat dari datar menjadi tajam, seolah menahan amarah.
"Jadi ini tak-tikmu, sengaja datang lebih awal. Wow, wow!" Taehyun melangkah mundur, memutar tubuh khas tarian Michelle Jackson, berlari kecil tanpa memutus tatapan tajam menghampiri Soonya yang terhimpit ke dinding.
Taehyun mengacungkan telunjuk di depan wajah Soonya, mendesak si gadis menjawab. "Sejak kapan?"
"Pukul tujuh pagi? Aku tidak mengerti, apa maksudmu!" jawab Soonya sedikit berteriak. Ego tak ingin kalah.
"Kau memang luar biasa, hahahaha!" Taehyun mendekat, kali ini begitu dekat sampai hidung keduanya nyaris bersentuhan.
"Kau sudah lama mengikuti kami, kapan?! Sebelum pindah, pelatihan di amerika, atau hah!?" Taehyun terkejut dramatis.
"Jangan katakan, saat aku dan Hueningkai melakukan tes masuk. Oh, astaga itu sudah sangat lama!" sambungnya lebih dramatis. Our drama king.
"Apanya? Bagaimana? Hei! Pinokio kau gila!" Soonya memprotes, mendorong kuat tubuh si pemuda menjauh.
"Iya! Gila karena, kalian selalu mengikuti kami!" ucap Taehyun penuh penekanan.
"Katakan, dengan jujur. Ah, menyebalkan!" Taehyun menarik nafas dalam, menekan amaranya, tidak ingin penggemar mengambil foto amatir dan menjadi peristiwa memalukan sebelum debut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into Lovesick
FanfictionDi tengah malam yang hangat, musim semi memeluk semua jiwa lelah. Mengayomi sembari bernyanyi lirih pada semesta. Hiruk-pikuk kota tidak membuatnya terganggu, terlelap saja sampai kau membuka mata dan menemukan wajah orang tercinta memandangi sembar...