"Kehadiranmu yang tiba-tiba,
membuatku semakin curiga."______________________
"Serius banget mikirnya? Mikirin aku ya?" Aileen hampir saja terjatuh dari kursi, kalau saja Trias tak menahannya dengan cepat.
Semenjak kehadirannya dirumah, hidup Aileen tak lagi damai. Cowok itu terus saja mengikuti dan ingin tahu segala hal tentang Aileen.
"Bisa gak sih, sedetik aja lo gak gangguin gue?" tanya Aileen sarkas. Ia sudah tekanan batin menghadapi cowok itu.
Trias dengan tampak tak berdosa mengabaikan pertanyaan dari Aileen, cowok itu hanya menarik kursi disamping Aileen dan ikut duduk.
"Berasa ngomong sama tembok tau gak!?" teriak Aileen kesal.
"Enggak," ucap Trias.
"Gila ya lo! Gue bisa mati muda dirumah sendiri kalau gini ceritanya," Aileen bangkit dari duduknya, gadis itu memilih pergi dari dapur meninggalkan Trias seorang diri.
Trias hanya tersenyum sambil memandang punggung gadis yang berjalan semakin menjauh itu.
Ia tak berbuat membuat gadis itu kesal, tapi melihatnya menggerutu dan marah sangatlah lucu. Aileen sangat menggemaskan ketika marah.
"Bun!" panggil Aileen yang sudah menginjak satu anak tangga.
Bunda yang sedang membaca majalah diruang tamu pun menoleh, menatap sang putri semata wayangnya.
"Apa Ai?"
"Trias sama keluarganya tinggal disini sampai kapan?" tanya nya.
Bunda sedikit heran mendengar pertanyaan Aileen, "memangnya kenapa Ai?"
"Gak apa-apa nanya aja."
"Kamu gak suka sama mereka?" Bunda berdiri dan menghampiri Aileen.
"Aku gak suka sama Trias nya aja sih," jawab Aileen jujur, ia jujur sangat tak menyukai nya.
Bunda malah tertawa mendengar penuturan sang anak, "Memangnya kenapa? Dia ngapain kamu?"
"Dia tuh gak bisa, ngikutin aku terus. Gak dirumah, gak disekolah. Ai cape lama-lama diikutin kaya gitu terus Bun."
"Ya kamu coba ngomong sama orang nya," Bunda mengelus puncak rambut Aileen.
"Males ah, dia nya gak punya mulut. Kalau ditanya malah senyam-senyum bukannya jawab."
"Dia naksir kamu kali," ucap Bunda jahil.
Aileen semakin menekuk wajahnya, "Bunda apaan sih, udah ah aku ke kamar aja."
Bunda masih berdiri diujung tangga, menatap sang anak hingga tak terlihat lagi, "Padahal dulu kamu yang paling senang kalau Trias sama keluarganya main ke rumah."
***
Tujuh tahun yang lalu......
"Tiyas!!!" teriak gadis berponi dengan rambut panjang terurai itu.
Gadis sepuluh tahun itu berlari menghampiri mobil yang baru saja sampai didepan rumah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aileen
Teen FictionSudah cukup merasakannya Aku tak mau mengulanginya Tak akan mau mengingatnya Sudah ku tutup rapat harapannya Apa yang dia lakukan Sudah tak bisa disembuhkan Aku tak mau memberi kesempatan Lagi seperti yang dia lakukan ----- Ail...