Gapai sebuah tujuan seperti seorang pemanah.
Seseorang dengan busur akan terlihat gagah jika anak panah nya sampai pada titik tengah.---- Dream Catcher ----
Jeongin menarik kursi meja belajar nya. Meletakkan buku-buku pelajaran untuk ia pelajari malam ini.
Sebenarnya, ia sangat mengantuk. Pekerjaan hari ini sangat melelahkan. Tempat yang terbilang jauh, juga kebutuhan anak-anak tersebut yang banyak sebetul nya membuat Jeongin kerepotan.
Namun tak dapat dipungkiri, semua hal itu adalah sumber hidup nya.
Jeongin mengusap belakang tengkuknya sambil meregangkan lehernya. Saking kelelahan, ia sampai tertidur di bis. Beruntung teriakan si supir bis ketika sampai di halte membangunkannya.
Ingin sekali ia beristirahat sekarang. Terlebih, kasurnya terlihat sangat menggoda untuk ditiduri. Beristirahat dipulau kapuk saat tubuh berada diambang batas pasti sangat nyaman.
Ia mulai membuka buku nya. Menulis hal-hal penting dibuku catatan, kemudian mengerjakan latihan soal.
Bukan saatnya untuk berleha-leha dengan tenang. Olimpiade diadakan besok. Ia harus bisa mengejar seluruh materi agar bisa keluar sebagai pemenang.
Jeongin bukanlah orang yang terobsesi pada peringkat satu. Ia hanya menjalankam kewajiban yang seharusnya ia lakukan.
Membahagiakan Ibu nya misalnya, adalah salah satu alasan Jeongin bertahan di dunia nya yang pahit.
Belajar dengan baik, bekerja dengan keras, memenangkan olimpiade, memenangkan turnamen, menjadi Peringkat 1, semuanya sudah sepaket dengan kebahagiaan sang Ibu.
Ia tidak ingin melihat Ibu nya kecewa. Itu saja.
Pukul 01.00 sudah tiga jam Ia belajar. Pria itu berhenti sesaat. Menyesap sisa kopi yang tadi sempat ia buat.
Ia bermaksud untuk melanjutkan kembali belajarnya. Sampai atensi nya tertuju pada Bunga Anyelir yang ia letakkan di vas bunga meja belajar nya.
Ia tersenyum kemudian mengambil bunga merah itu. Bunga pemberian seorang Gadis yang baru ia temui beberapa bulan lalu. Nampak nya Carnasia itu membuat kamar Jeongin sedikit hidup.
Ia takjub terhadap gadis itu. Perempuan itu seakan memberinya banyak perubahan.
Seumur-umur, Yuna adalah Perempuan pertama yang pernah Jeongin antar pulang sampai depan rumah.
Ia tidak mengerti. Mengapa saat itu Jeongin bersedia menawarkan diri dengan payung di genggaman nya.
Bahkan mantan nya saja tidak pernah ia antar pulang.
Ia juga tidak mengerti, bagaimana ia begitu menikmati kehadiran Yuna saat di penitipan tadi. Ia tak sadar, beberapa kali ia tersenyum kecil melihat tingkah Yuna yang terlihat lucu ditengah anak-anak.
Setiap kali Ia melihat bunga ini, rasanya semangat Jeongin terisi ulang. Berulang kali ia mengulum senyum hanya karena setangkai bunga itu.
Disamping itu semua, Carnasia itu selalu mengingatkan kembali pada orang yang ia sayangi.
Selama ia bekerja di toko bunga, Ia tidak merasakan hal ini. Biasa saja walaupun ia sudah berkali-kali merangkai bunga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM CATCHER [ JEONGIN - YUNA ]
FanfictionMimpi itu Bunga Tidur. Hanya sebuah imajinasi otak yang sedang beristirahat guna menghibur diri dikala tidur. Aku bukan ingin menceritakan tentang mimpi indah ku disetiap malam yang membuat ku tesenyum, atau mimpi buruk yang membuat ku mengigau. Dik...