Nahda Pov
"Ihhh kejadian tadi bikin aku kesal sekaligus malu. Kesal karena bisa-bisanya sebelah sepatuku terlempar jauh dari pelataran masjid. Malunya karena dia lagi yang melihatku seperti itu. Selalu saja dia yang melihat kejadianku yang memalukan, dulu saat aku nangis di taman, sekarang sebelah sepatuku yang terlempar, terus nanti kejadian apalagi Ya Allah... " pikirku.
"Astaghfirullahaladziim aku nggak boleh suundzon sama Allah, Maafkan aku Ya Allah. Astaghfirullahaladziim, Astaghfirullahaladziim..." batinku terus mengucap istighfar menghilangkan segala prasangka buruk yang hadir.
"Assalamualaikum Say," sapa seseorang dari arah pintu kelas menuju kursiku. Eehh, ternyata Aqila sahabatku. Tumben dia manis.
"Waalaikumsalam. Kenapa? Biasanya juga langsung teriak-teriak dari kejauhan kalo lihat aku?" sindirku untuk mengetesnya.
"Salam, salah. Nggak salam salah. Terus yang benar apa?" jawabnya dengan muka sedikit ditekuk. Aku tertekeh melihatnya, rasanya senang sekali sedikit menjahilinya.
"Iya-iya maaf. Biasanyakan kalo gitu ada maunya. Ya nggak?" kataku degan jujur.
"Iiih sama sahabat sendiri suudhon kaya gitu," ucapnya.
"Terus aku musti gimana dong?" timpalku dengan wajah tanpa dosa.wkwkw
"Nahdaaa." Gawat kalo sudah teriak gitu. Aku harus tutup telingaku. Siap-siap deh aku menulikan telingaku dulu, pura-pura nggak dengar omelannya. Wkwkwk
"Aqila cantiknya akyuu," aku berusaha merayunya. "Jangan teriak-teriak yah, telingaku panas kalo dengar kamu ngoceh mulu. Aku lagi kesal jangan tambah kesal. Bikin orang kesal itu dosa lho," ucapku panjang lebar. Sementara Aqila hanya menganga menatapku tak percaya.
"Issh, nih anak, harusnya aku yang marah. Kenapa malah kamu yang ceramahin aku," ujarnya.
"Apa iya? Ya sudah sekarang beraganti peran deh," celutakku sekenanya.
"Wahh nih anak. Sepertinya belum di setting dalam mode teman," cerocosnya.
"Lo kira gue robot," ucapku dengan dingin.
Detik berikutnya Aqila malah tertawa. Dia berhasil menjahiliku. Ya, itulah obrolan ringanku dengan dia. Ya, meskipun terkadang ngeselin dan berisik. Tapi dia sahabat aku yang selalu pengertian dan aku tetap menyanyinya.
"Oh iya. Minggu depan ada kajian. Mau ikut nggak?" tawarku padanya.
Setiap ada kajian aku selalu mengajaknya untuk ikut, ya meskipun dia hanya ikut saat ada waktu longgar. Tapi setidaknya dia berusaha untuk menyempatkan waktu untuk ikut kajian, katanya dia ingin menjemput Hidayah-Nya bukan menunggu Hidayah-Nya. Karena kebetulan minggu depan sudah memasuki liburan, ya lumayanlah ada kegiatan bermanfaat untuk mengisi liburan dengan mengikuti kajian. Aku berharap dia bisa meluangkan waktunya untuk bisa ikut.
Nampaknya dia sedang beripikir sejenak untuk memberikan jawaban dari pertanyaanku.
"Ya udah deh aku In Sya Allah ikut. Kebetulan liburanku belum ada rencana mau ngapain. Ya itung-itung buat ngisi liburanku juga."
"Okey. Aku jemput ke rumahmu In Sya Allah," jawabku dengan senang. Ketika ada seseorang mempunyai niat baik untuk mencari jalan-Nya, aku selalu senang mendengarnya. Aku selalu bersemangat menyambutnya, seperti sahabatku ini Aqila. Setiap ada info-info kajian, atau quote-quote Islami aku selalu mengajaknya, menyebarkan konten dakwah yang membuat dia jadi lebih semangat. Bukan aku menggurui, akupun masih sangat jauh dari kata sempurna. Tapi aku terus memperbaiki diri dan berbagi kebaikan selagi itu bisa bermanfaat untuk orang lain.
***
Dear....
Hari ini aku malu.
Malu ketahuan lagi. Dulu saat aku menangis. Sekarang saat sebelah sepatuku hilang. Rasanya tuh aneh, kenapa saat kejadian memalukan dia selalu menghampiriku tepat waktu. Kenapa juga sepatuku terlempar jauh dari pelataran masjid. Iseng banget tuh anak yang nendang-nendang sepatuku sampai keluar pelataran masjid. Suka kali yah sama sepatuku.wkwkwkTapi terima kasih deh untuk Gilang yang sudah membantuku mengambilkan sepatu. Ya meskipun kata anak-anak dia ganteng, sayangnya dia datar, cuek. Menurutku nggak juga, buktinya di peduli sama aku. Dia juga sedikit memberikan gombalan receh yang aku timpali hanya dengan diem.
Aku bukan anak yang digombali terus melayang ke angkasa gitu, bukan. Tapi aku berusaha untuk menundukan pandangan, menjaga jarak lawan jenis dengan tidak banyak berinteraksi dengan mereka. Karena celah seseorang saat berteman dengan lawan jenis yang bukan mahramnya, akan menguntungkan syetan untuk lebih membuat dua sejoli itu untuk merasa nyaman.
Ehh,,ngomong-ngomong namanya, aku tahu nama Gilang dari Aqila. Dia yang selalu cerita panjang lebar tentang Gilang. Selalu ngikutin updet terkini yang sedang hangat dibicarakan. Kwkwk
Nyinggung tentang Aqila, aku mau cerita sedikit nih. Tadi kekasalanku mereda, Alhamdulillah gara-gara Aqila datang menghampiriku. Terus aku jahili sedikit akhirnya dia yang kesal, aku hanya menahan tawa melihat mukanya yang ditekuk. Seperti lihat hiburan tersendiri kalo aku lihat Aqila. Dia yang ngeselin dan terkadang berisik membuatku hanya geleng-geleng kepala.
Oh, ya. Tadi aku ngajakin dia untuk ikut kajian minggu depan. Katanya In Sya Allah dia mau ikut. Aku senang sekali mendengarnya. Dia rajin sekali, tiap kali ada waktu longgar dia sempatkan untuk kajian denganku.
Kalau ngomong-ngomong tentang sahabat kecilku Lia. Aku masih seperti biasa, stagnan tidak ada kemajuan sama sekali. Terakhir ngobrol saat dia marah nggak mau lagi kenal denganku. Kini aku sama dia semakin menjauh, seperti orang asing yang tidak pernah kenal. Kadang aku tersenyum miris saat aku selalu mengingat kedekatanku dengannya dulu. Mungkin sekarang waktunya yang tepat, untuk menjelaskan semuanya kepadanya. Tadi sore sebelum aku pulang, aku selipkan sebuah surat di tasnya. Maafkan aku Lia, aku hanya bisa memberikan surat itu. Semoga surat itu bisa membantu kedekatan persahabatan kita lagi. Amiin....
12 Agustus 2017
Aku tutup buku dairyku setelah mencurahkan isi hatiku di sana. Rasanya setelah menulis semuanya hatiku merasa sedikit lega. Meskipun yang lebih utama, aku selalu mencurahkan disepertiga malamku. Mengadukan semuanya kepada Allah Yang Maha Kuasa, Sang Kholiq Yang Maha Baik Kepada seluruh Hamba-Nya.
***
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Hay teman-teman... Aku updet cerita lagi nih semoga kalian suka.
Ayo mampir yah sempatkan baca ceritaku, semoga bisa diambil pelajarannya. Dan jangan lupa kalau sudah mampir tinggalkan jejak dengan Voment yah.
Terima kasih.Selamat Membaca
Semoga kita selalu dalam Lindungan-Nya. Amiin....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story
Teen FictionAku hanyalah gadis biasa, yang memiliki impian luar biasa. Semuanya bisa menjadi nyata, tat kala aku mau berusaha dan ber'doa. Tapi aku menemukan banyak rintangan dalam perjalanan hidupku. Inilah kisahku... Nahda Mikayla Putri