24. Chasing Shadow

441 80 52
                                    

Ren tahu dia tidak bisa menyembunyikan keadaannya dari suaminya. Pria itu punya mata di mana-mana. Tak mungkin setitik jarum pun jatuh di rumah ini tanpa diketahui oleh Aron.

Aron tidak mengatakan apapun. Tapi keesokan harinya seorang dokter mengetuk pintu kamar Ren, lengkap dengan berbagai perlengkapan yang canggih.

Ren merasa tidak tenang saat dokter tersebut mulai menanyakan jadwal menstruasinya, dan menggunakan alat bermonitor untuk memeriksa perutnya.

Dia masih terus berharap dia hanya keracunan makanan saja.

Dokter tersebut tidak mengatakan apa-apa, hanya mengangguk berpamitan setelah selesai melakukan pemeriksaan dan meninggalkan vitamin untuk diminumnya.

Dan Ren terlalu takut untuk bertanya.

Dia memilih mengurung diri di dalam kamar, meminta makananya untuk dibawa ke sana. Walau nyaris tak genap lima sendok yang bisa masuk ke dalam perutnya setiap hari. Bau makanan yang menyengat selalu membuatnya ingin menjauhkan apapun yang dihidangkan di atas piring dari hadapannya.

...


Ren belum tidur, duduk di atas ranjang, masih sibuk mengganti-ganti saluran TV, tak menemukan hal yang menarik untuk ditonton. Saat didengernya pintu penghubung kamarnya dengan kamar Aron terbuka.



Wajahnya tak terbaca.




Dingin.




Pandangan matanya begitu menusuk.



Dia melangkah perlahan mendekati tempat tidur, tapi matanya tak lepas menatap ke wajah istrinya, seperti bintang buas yang tengah mengintai mangsanya.

Aura yang dibawanya sangat kelam.

Ren menekan tombol mati di remote TV dan meletakkan benda hitam itu diatas tempat tidur.

Matanya pun tak lepas mengikuti gerakan Aron, menolak untuk terintimidasi.




Aron duduk di sisi tempat tidur, di samping Ren, dengan badan menghadap gadis itu.

Awal dia hanya menatap wajah Ren. Senyum masih enggan hinggap di wajahnya.

Lalu jemarinya mulai mengelus pipi istrinya itu, mulai dari sisi wajahnya, lalu turun ke dagu.




Tangan itu kemudian mencengkeram rahang Ren kuat.





Ren menahan dirinya agar tidak melawan. Tapi matanya masih tak berkedip.




"Katakan padaku." Aron mulai berbicara, memecahkan keheningan diantara mereka.
















"Bagaimana bisa istri yang baru kunikahi dua minggu, bisa hamil sebulan lebih?"




Ren harus menelan ludahnya sebelum bisa menjawab.





"Apa kamu mendadak amnesia dan lupa apa yang kamu lakukan padaku waktu itu di ruang kerjamu?"




Aron sedikit memiringkan wajahnya. Suaranya setajam mata pisau saat bertanya lagi.

"Kamu yakin ini anakku?"





Jawaban Ren pun tak kalah mantap, tanpa setitikpun keraguan.
































"Ya."






Beberapa detik Aron masih menatapnya, mencoba membaca raut wajah Ren. Akhirnya dia mengangguk, lalu melepaskan cengkeramnya, tapi masih berada di dagu istrinya itu.

BEAUTIFUL GANGSTER🔞 [END]  | JRen (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang