BEAUTIFUL GANGSTER🔞 [END] | JRen (GS)

29. Blood and Tears

Ren sudah tidak peduli mobil siapa yang dicurinya dari basement rumah sakit tersebut. Dia pun tak mengindahkan kondisi tubuhnya yang belum pulih sempurna.

Hanya satu hal yang ada di kepalanya.

Bagaimana secepat mungkin berada di gudang itu.

Bagaimana secepat mungkin dia dapat menyelamatkan Jonghyun.

Tentu saja salah satu hal yang pertama kali dilakukannya adalah menelepon Ong Seongwoo, memberitahukan perkembangan yang terjadi.

Tapi jawaban ragu Polisi itu tidak meringankan beban yang ada di dada Ren.

Kelihatannya dia harus menghadapi semua ini sendirian.

Ren memusatkan perhatiannya ke jalan dan menginjak pedal gas dalam-dalam.

Dia sudah siap.

Bahkan jika perlu mengorbankan nyawanya sendiri.

*******

"Kakak mengatakan apa?" Kenta bertanya kesekian kalinya.

Guanlin yang tampak salah tingkah mengulang kembali yang diperintahkan kepadanya.

"Jangan libatkan diri dalam masalah ini.

Kak Ren akan mengatasinya sendirian??"

Bahkan Guanlin ragu untuk mengucapkannya. Atasannya itu terlihat sangat marah.

Kenta menendang kursi di depannya sambil memaki.

"SIALAN!

DASAR EGOIS!! SOK KUAT!!

SAMPAI KAPAN DIA MAU BERTINDAK SEMAUNYA SENDIRI?"

Kenta masih mengumpati kakaknya, saat dilihatnya Baekho yang duduk bersandar dengan santai di kursi.

Tentu saja Kenta heran.

"Apa?" Tanyanya gusar. "Kenapa engkau tertawa?"

Baekho tersenyum lebar, memamerkan giginya.

"Sejak kapan kita menuruti perintah Kakakmu?"

*******

Ren menghentikan mobil curiannya agak jauh. Dia tahu ini akan memakan waktu lebih lama. Tapi pilihannya jika dia membawa mobil itu lebih jauh, dia akan ketahuan sebelum sempat berbuat apa-apa.

Dia memilih untuk memutari gudang itu. Dari hasil penyelidikan, mereka sudah tahu semuanya. Bagaimana posisi gudang itu, berapa pintu masuk yang ada di sana, bahkan berapa orang yang biasanya dibawa oleh Aron.

Ren hanya berharap kali ini pun Aron tetap pada pola yang selalu digunakannya.

Jika melewati pintu depan, selain lebih banyak penjaga, dia harus menghadapi resiko menjadi target si penembak jarak jauh andalan Aron, Ha Min Ho.

Ren mendekati pintu belakang perlahan, merapatkan tubuhnya ke dinding, berusaha bergerak tanpa suara.

Lebih sedikit penjaga, tapi bukan berarti tidak ada.

Walau Ren berusaha membuka pintu sepelan mungkin, sebuah suara menyapanya begitu dia memasuki gudang itu.

"Memutuskan pergi berjalan-jalan sendiri tanpa pengawalanku ...

Nyonya Ren?"