23. Golden Cage

483 80 69
                                    

Hari itu dilalui Ren dalam kondisi setengah sadar. Dia hanya membiarkan orang-orang memberitahunya apa yang harus dilakukan. Tak ada jiwa dalam tubuhnya. Hanya seonggok raga yang digerakkan tali.

Badannya tak merasakan apapun. Dibiarkannya penata rias menata rambut dan merias wajahnya tanpa bicara. Tatanan rambut yang rumit dan kimono yang berat tidak dirasakannya.

Hatinya tak merasakan apapun. Air matanya sudah habis. Kesedihannya sudah sirna. Bahagia? Jangan harap satu kata itu sempat singgah. Hari itu tak ada emosi sama sekali di hati dan wajah cantik Ren, walau dia masih berusaha memaksakan senyumnya selalu ada.

Otaknya tak merasakan apapun. Ren tidak ingin berpikir sama sekali. Matanya melihat tanpa memahami apa yang terjadi, mengikuti tubuhnya yang bergerak mengikuti satu demi satu prosesi yang harus dilaluinya.

Prosesi pernikahan.

Resepsi yang mengikuti setelahnya.

Acara demi acara yang membuatnya resmi menjadi istri Kwak Aron.

*******

Saat keesokan harinya membuka mata, Ren tidak bisa langsung mengenali dimana dia berada. Masih sambil berbaring dipandanginya langit-langit putih dengan lampu gantung yang rumit.

Perlahan dia duduk, sambil menarik selimut menutupi tubuhnya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan.

Putih.

Semua serba putih.

Tempat tidur dengan bantal-bantal besar dan selimut berwarna putih.

Dinding putih.

Jendela berbingkai putih dengan gorden tebal senada.

Sepasang sofa putih duduk dengan manis di samping jendela.

Kamar itu dihiasi barang-barang cantik yang mayoritas berwarna putih.

Kamar itu dihiasi barang-barang cantik yang mayoritas berwarna putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ren menghembuskan nafas panjang. Bukan benda-benda yang akan dipilihnya sendiri jika dia boleh memilih. Bukan seleranya.

Tapi apa dayanya. Tempat ini bahkan bukan miliknya.

Tidak. Orang lain boleh mengatakan ini kamar tidurnya. Tapi dia tidak merasa demikian.

Dia bisa membiasakan diri, tapi mungkin tidak akan pernah merasa memiliki.

Baginya ini bukan kamarnya.

Tempat ini milik suaminya.

Suami.

Satu kata yang juga harus dibiasakannya mulai sekarang.

Untunglah Ren belum perlu berjumpa dengannya pagi ini, merasa bersyukur suaminya itu meninggalkannya setelah menuntut haknya semalam.

BEAUTIFUL GANGSTER🔞 [END]  | JRen (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang