09. One Fine Day

635 103 38
                                    

Sesampainya di depan apartemen mewah itu, Jonghyun menepi. Dia hanya melihat Minki di lobby, yang langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalam, duduk di kursi samping kemudi.

"Dimana Dongho-ssi?" tanyanya heran.

"Dia akan menyusul."

Jonghyun terlihat ragu. Minki mengangkat dagunya ke arah jam di dashboard mobil. "Kalau kita tidak segera berangkat sekarang, kita akan terlambat."

Jonghyun menarik nafas, melihat ke arah jam yang ditunjuk, lalu mengangguk. Pelan-pelan dilajukannya mobilnya lagi.

Perjalanan itu sungguh menyiksa. Paling tidak dari sisi Jonghyun. Dia tidak berani melihat ke samping. Jonghyun takut sekalinya dia melihat kesamping, maka dia tidak akan bisa mengalihkan pandangan.

Tapi instingnya bisa merasakan bahwa dari tadi ada sepasang mata yang terus menerus memandanginya. Jonghyun mencoba mengabaikannya.

Mereka berkendara dalam diam.

*******

"Aku haus," kata Ren. Mereka tengah menunggu sang photographer dan asistennya menyiapkan kamera beserta segala properti pelengkapnya.

Jonghyun mengangguk paham. Ini salah satu tugasnya sebagai seorang manager. "Akan aku ambilkan minum" katanya sambil meletakkan handphonenya diatas kursi, diatas agendanya.

Ren sangat hapal akan kebiasaan Jonghyun yang satu ini. Saat dilihatnya Jonghyun sudah jauh dari jangkauan, diarihnya smartphone warna hitam itu. Ditekannya tombol power beberapa detik, sampai muncul pilihan untuk mematikan perangkat komunikasi itu.

Ditekannya gambar bulat itu. Ren sendiri sudah mematikan handphonenya sedari tadi. Ia tidak ingin ada yang mengganggunya hari ini.

...

Sesi pemotretan baru saja selesai. Para staff masih sibuk membereskan peralatan mereka. Ren sudah berganti pakaian, kembali mengenakan dalaman putih berbalut cardigan warna merah dan celana jeans yang membungkus kaki jenjangnya. Make up tebalnya sudah dihapus. Ia berjalan perlahan mendekati Jonghyun yang kelihatan gugup, melongok ke kiri dan ke kanan, seolah sedang mencari sesuatu. Disentuhnya lengan pria itu.

Jonghyun terlonjak kaget. Ren bisa melihatnya menelan ludah gugup. "Ehem... Dongho-ssi... masih lama? Jam berapa dia akan menjemputmu? Apa kita harus menelponnya?"

Jonghyun sudah merogoh saku untuk mengambil handphone-nya. Ren segera manahan pergerakan tangan itu, menarik lengan jas Jonghyun.

"Dia sudah menghubungiku." dusta Ren, dia tidak berani mengangkat wajahnya ketika berbicara. "Dongho masih tertahan dengan urusannya, dia tidak bisa menyusul kemari."

Jonghyun masih memandangi lengannya yang dipegang dengan ujung jari oleh Ren. "Kalau begitu aku akan mengantarmu kembali ke apartemen."

"Eh... Jangan!!" Ren mengangkat wajahnya.

"Kenapa tidak?" Jonghyun balas bertanya.

"Anu ... itu ... Dongho membawa kuncinya." dusta Ren lagi. "Aku tidak bisa kembali sekarang."

Jonghyun sudah hendak bertanya kenapa di jaman modern ini apartemen mahal Choi Minki masih memakai kunci alih-alih keypad door lock. Tapi perhatiannya terpecah ketika gadis dihadapannya itu berbicara lagi.

"Aku lapar. Sedari tadi aku belum makan. Bisakah kita mencari makanan?"

Jonghyun sebenarnya ingin segera menyelesaikan urusannya dan pergi. Tapi dia tidak tega. Diliriknya jam tangannya, memang sudah jam 3 sore. Tak sadar mereka sudah lebih dari empat jam berada di sini. Dia pun menganggukan kepalanya.

BEAUTIFUL GANGSTER🔞 [END]  | JRen (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang