Sia melambaikan tangan melihat Doran kekasihnya berdiri dipintu Cafenya.
"Tumben, kau menjemput ku?" tanya Sia dengan senyum merekah, karena kekasihnya ini biasanya tidak pernah menjemputnya.
"Bisa kita bicara Sia,"ucap Doran dingin.
Senyum Sia yang merekah tadi pun menjadi memudar.
"Duduk lah," ucap Sia.
Doran pun duduk di hadapan Sia.
"Maafkan aku Sia, aku tidak mencintai mu lagi. Aku menemukan orang lain." Doran menggenggam tangan Sia yang ada di atas meja.
"Lepaskan!"Sia menarik tangannya dari genggaman Doran dan berdiri.
"Kau sudah selesai? "Doran mengangguk
"Sekarang silakan keluar!"usir Sia."Maafkan aku Sia."
"Berhenti minta maaf Doran, sekarang pergilah!" bentak Sia.
Setelah Doran pergi, Sia menangis sejadi jadinya. Sakit, sakit sekali rasanya, batin Sia.
Sia tersentak mendengar ponselnya berdering.
"Iya Ma.." sahut Sia dengan suara parau karena menangis.
"Kau kenapa sayang,apa kau menangis?"
"Tidak Ma"sahut Sia berbohong dan menyeka air matanya.
"Cafe kamu sudah tutup kan Sia?"
"Sudah Ma..,ini Sia mau pulang"
"Ya sudah, Mama tunggu di rumah ya sayang."
Tut....tut.....tut....ut
Hanya suara itu yang Sia dengar, karena mamanya sudah menutup teleponenya.
"Baik, Sia pulang Ma." Sia bicara sendiri.
Sia merasa ada yang memperhatikannya, tapi dia tidak mau memikirnya.
Saat tiba didepan rumah, Sia melihat rumahnya sepi seperti tidak berpenghuni.
"Sepi sekali,"ucap sia membuka pintu. " Papa ... Mama ... Dea!" panggil Sia tapi tak ada sahutan.
Cepat-cepat Sia menutup pintu. Dan berlari masuk ke dalam kamarnya.
Sia mengatur napas, bersandar di pintu kamarnya dan menutup mata."Selamat ulang tahun!" ucap Papa, Mama dan Dea kompak dengan membawa kue di tangan Dea.
Sia membuka matanya seketika."Akhh ... Mama, Papa buat aku kaget aja, kamu juga Dea,"ucap Sia.
"Tiup lilinnya Kak! "Dea mendekatkan kue dengan banyak lilin yang menyala ke hadapan Sia.
"Iya Sia, tiup lilinnya, biar kita makan makan!" sambung Papa.
"Make wish dulu, sayang, " ucap Mama.
Sia menutup matanya, " Ya Tuhan, berikan aku jodoh yang lebih baik, tampan, kaya dan lebih segala galanya dari Doran."
Setelah mengucapkan keinginannya
Sia meniup lilin yang ada diatas kue yang di pegang Dea."Sekarang waktunya makan!" ucap Papa semangat.
"Ihhh Papa, semangat banget kalau udah soal makan," cibir Dea tertawa.
"Masalah buat lo!"ucap Papa menirukan gaya anak gaul.
"Ihhh ... Papa malu sama umur," ucap Dea memajukan bibirnya.
Papa tertawa mendengar ucapan Dea, Mama menarik Papa." Sudah Pa ... benar kata Dea tuh, malu sama umur,"ucap Mama membuat Papa cemberut.
Sia hanya tertawa, mendengar dialog Papa, Mama dan Adiknya.
Selesai makan malam, Sia merapikan meja makan dan mencuci piring.
" Sia, Mama mau bicara,"ucap Mama mendekati Sia yang lagi mencuci piring.
"Bicara apa Ma?" sahut Sia membilas piring terakhir yang di cucinya.
"Kita bicara di kamar kamu ya."
Sia mengangguk, dan mengikuti mama berjalan menuju kamarnya.
"Duduk sayang, "ucap Mama yang sudah duduk ditepi tempat tidur Sia.
Samar-samar terdengar suara Papa dan Dea yang sedang bercanda diteras depan.
"Sekali lagi Mama ucapin selamat ulang tahun ya sayang, yang terbaik buat kamu, dan Mama sangat menyayangi kamu," ucap mama mengecup pipi Sia.
"Trima kasih Ma, Sia juga sangat menyayangi Mama,"balas Sia memeluk Mamanya.
"Sekarang usia kamu udah 28 tahun sayang, kamu ingat kan janji kamu sama Mama?"
Sia berpikir sebentar. Mengginggatnya, tapi dia tidak ingat juga.
"Janji apa Ma?"Tanya Sia bingung.
"Kamu tuh, masih muda udah pikun, ya udah mama ingat kan."
Sia mengangguk.
"Kamu pernah janji, kalau usia kamu 28 tahun, dan si Doran pacar mu itu belum juga melamar mu, kamu bersedia Mama jodohkan dengan pilihan Mama ingat, kan?"
Sekarang Sia menginggatnya, karena begitu yakin dengan Doran, yang pasti akan melamarnya. Sia berani membuat perjanjian dengan mamanya agar mamanya membiarkan Sia pacaran dengan Doran. Dan sekarang dia dan Doran sudah berakhir, jadi mana mungkin, mengharapkan Doran buat melamarnya.
"Ingkar janji dosa lho!" ucap Mama."Mama ingin kamu menikah dengan Carlos secepat nya, bulan depan mungkin."
Sia melotot." Hah ... mengapa begitu cepat Ma? dan siapa tadi?"
"Carlos. " sahut Mama.
"Iya si Carlos itu, Sia belum mengenalnya Ma!"
"Besok Mama suruh dia ke Cafe kamu biar kalian saling mengenal, oke!" ucap Mama Sia.
Sia menghela napas lemas."Tapi Ma... ." bujuk Sia.
"Tidak ada tapi-tapi."Mama meninggalkan Sia dan menyusul Papa dan Dea di teras depan.
Sia merebahkan badannya ditempat tidur, wajah Doran muncul dipikirannya."Terima kasih Doran buat kadomu yang menyakitkan ini," ucap Sia dalam hati, dan memejamkan matanya.
*****
# CARLOSIA
KAMU SEDANG MEMBACA
A WISH ( Complete)
Romance(18+) Di putusin pacar saat hari ulang tahun itulah yang Sia rasakan. Kemudian mamanya menjodohkan dia dengan pilihan mamanya . Ingin menolak tapi tak bisa karena Sia pernah berjanji pada mamanya, saat usia Sia 28 tahun dan bila kekasih nya tidak...