💕Pertama

6.2K 230 4
                                    

"Kau tidak keberatan kan kita berbagi kamar ?" Ucap Carlos membawa koper Sia kedalam kamarnya dan Sia mengikut Carlos dari belakang.

"Apa tidak ada kamar lain? "

"Tidak ada, kalau pun ada ...  Mama tak akan mengizinkan kita pisah kamar Sia, sekarang kau mandilah..! aku keluar dulu."

Setelah Carlos keluar kamar, Sia yang kini duduk di tempat tidur memandang sekeliling kamar Carlos, Sia menghela napasnya." Aku berharap ini mimpi," ucap Sia, lalu berbaring dan memejamkan mata berharap saat di membuka mata nanti semua ini hanya mimpi.

Sudah hampir dua jam Carlos rebahan di sofa membuat dia tertidur, Stefie yang melihat itu menghampiri putranya " Carlos!" Stefie menepuk pipi Carlos pelan, membuat Carlos membuka matanya.

" Ma... ." Carlos kemudian duduk memandang Stefie yang berdiri di depannya.

"Kenapa kau tidak di kamar mu ?" Stefie duduk di samping Carlos.

" Sia pasti merasa kurang nyaman kalau aku ada di kamar."

" Tapi kalian kan sudah menikah, wajar kalau berada di dalam satu kamar."

"Ma ... kami tidak menikah seperti pasangan lain, yang menikah menjalani tahap demi tahap, kami menikah tanpa perkenalan, saat di Altar itu pertemuan pertama kami. Jadi wajar kalau kami masih tidak nyaman, mengertilah Ma."

"Baiklah Nak, Mama mengerti tapi Mama rasa tidak sulit buat jatuh cinta pada gadis seperti Sia."

"Mama."

"Iya ... iya, terserah kamu, Mama mau tidur. Byeeee pengantin baru...!" Stefie meninggalkan Carlos setelah mengecup pipi putranya itu.

Carlos merasa ucapan Mamanya ada benarnya, tidak sulit untuk jatuh cinta pada Sia. Saat Carlos melihat Sia pertama kali, ntah kenapa ada rasa bahagia di hatinya, dan seketika semua rasa kecewa bahkan marah pada mamanya hilang begitu saja. Diam-diam sebenarnya Carlos menerima pernikahan ini.

Merasa Sia mungkin sudah tidur, Carlos melangkahkan kakinya menuju kamar setibanya di depan pintu kamar, dia mendengar seperti suara orang menangis dengan sangat hati-hati Carlos membuka pintu dan dia melihat Sia meringkuk di tempat tidur sambil menangis, pelan-pelan Carlos masuk mendekati Sia dan berjongkok di depan Sia." Kau tidak jadi mandi? bahkan make up  di wajahmu pun belum kau bersihkan?"

Sia memandang Carlos dan membuat Sia semakin menangis, tadi dia sempat tertidur dan saat terbangun Sia berharap ini semua hanya mimpi. Tapi ternyata tidak semua ini nyata Sia sudah menikah dengan Carlos sosok yang belum di kenalnya .

"Hey... kenapa kau makin menangis, aku hanya bertanya."

Sia hanya memandang Carlos.

"Dimana pembersih wajah mu?" Pertanyaan Carlos membuat Sia heran.
"Buat apa?"Tanya Sia tapi tak di jawab Carlos.

Carlos berdiri dan berjalan ke arah koper Sia yang ada di samping lemari pakaiannya. " Kau mau apa ?" Tanya Sia masih dengan posisinya tadi.

" Aku sedang mencari pembersih wajah mu?" Carlos membuat Koper Sia berantakan.

"Yang ada kau membuat baju yang di koperku berantakan." Akhirnya Sia bangkit dan berjalan ke arah carlos dan berjongkok di sebelah Carlos, setelah Sia periksa ternyata tidak ada di koper itu " Mungkin di koper yang satu lagi, "ucap Sia dan membuka koper yang satu lagi.

"Masa kau tidak tahu di mana meletakkannya?"

"Kau pikir, aku yang menyusun bajuku ke dalam koper?aku juga tidak tahu, kenapa koperku bisa ada di bagasi mobil mu."

Ternyata benar pembersih dan alat alat make up Sia ada di koper Yang lain, yang lebih kecil dari koper yang di acak-acak Carlos tadi.

"Ini pembersihnya, dan ini kapasnya." Sia memberikannya kepada Carlos yang mencoba merapikan koper Sia yang di bongkarnya.

"Pegang dulu, kau duduklah di tempat tidur..! nanti aku menyusul mu setelah membereskan kopermu ini."

" Kau mau apa ?" tanya Sia masih berdiri "Aku harap kau tidak berpikir yang macam macam ya!"lanjut Sia.

" Aku rasa tidak salah, kalau pun aku berpikir yang macam-macam." Carlos menutup koper dan menarik Sia dan mendudukannya di tempat tidur.

"Sini." Carlos mengambil pembersih wajah dan kapas tadi dari tangan Sia.

Carlos menuangkan pembersih itu ke kapas dan mengusapkannya ke wajah Sia "Biar wajah mu tidak seperti hantu !" Carlos tertawa tapi berhenti saat Sia melototinya.

"Biar aku saja." Mencoba mengambil kapas dari tangan Carlos tapi di cegah oleh Carlos. " Sekarang tutup saja mata mu! biar aku bersihkan,"suruh Carlos.

"Sini, aku saja yang membersihkan wajah ku." Dan merampas kapas dari tangan Carlos.

"Ya sudah."Carlos membiar kan Sia membersikan wajahnya sendiri.

Carlos pun melenggang ke kamar mandi untuk membersikan diri dan keluar hanya dengan handuk yang melilit di pingggang nya, Sia yang melihat nya memilih memejam kan matanya.

Setelah mengambil celana pendeknya di lemari Carlos kembali ke kamar mandi untuk memakainya, setelahnya dia keluar dan merebahkan dirinya di tempat tidur di sebelah Sia.

Carlos mengarahkan tidurnya menghadap Sia walaupun yang di lihatnya hanya punggung Sia, karena Sia membelakanginya." Kau serius tidak mandi?dan tidur dengan baju itu?"

"Terpaksa," sahut Sia.

"Siapa yang memaksa mu tidak mandi dan tidur pakai baju itu?"

" Kau tidur saja, tak usah pikirkan aku."

" Emmm ... oke! selamat malam." Carlos menutup mata dan mencoba tidur. Dia dapat merasakan Sia bergerak seperti gelisah, Carlos mencoba mengintip ternyata Sia sedang berusaha melepaskan kancing di bagian belakang bajunya."Biar ku bantu?" ucapan Carlos membuat Sia kaget dan menutup tubuhnya dengan selimut.

"Kau belum tidur?"

" Sini biar ku bantu melepasnya, aku akan menutup mataku," ucap Carlos.

Sia membuka selimutnya dan mengarahkan punggungnya ke arah Carlos. " Sudah." ucap Carlos.

"Sudah?terima kasih."Sia berjalan kekamar mandi.

"Hem," sahut Carlos menetralkan diri, karena saat di membuka kancing baju Sia dia tidak menutup matanya. Dan dapat melihat punggung mulus yang Sia miliki, membuat Carlos gelisah karena hasrat dalam dirinya bergejolak, untuk menghindarinya, Carlos membelakangi Sia yang baru kembali dari kamar mandi dengan menggunakan piyama biru polos.

Carlos berusaha memejamkan mata dan akhirnya tertidur pulas.

Pagi hari saat Carlos membuka mata dia melihat tangan kecil memeluk perutnya, membuatnya tersenyum dan menyentuh tangan yang memberikan sensasi hangat itu, apa lagi Carlos tidur tidak menggunakan baju hanya celana pendek membuat Carlos merasa nyaman dengan pelukan wanita yang semalam menjadi istrinya, sehingga Carlos jadi malas untuk bangun dari tidurnya.

Ntah kenapa Sia makin mengeratkan pelukannya dan sekarang kakinya juga menindih kaki Carlos membuat Carlos seperti guling, tapi Carlos tak keberatan malah menikmatinya dan tertidur kembali.

"Ehkkk..." Sia mengerang dan merasakan sesuatu yang hangat berhembus di atas kepalanya, yang tak lain adalah napas Carlos, Sia membuka mata dan alangkah terkejutnya dia, melihat dengan tidak tahu malu tangannya melingkar di perut Carlos. Membuat Sia segera menarik tangannya dan juga kaki dan segera berbalik membelakangi Carlos, dengan jantung berdebar debar. Sedang Carlos memilih pura-pura tidur agar Sia tidak semakin malu.

                                    ****

#CARLOSIA


















A WISH ( Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang