2

1 0 0
                                    

"Kamu telat."

"Sebetulnya itu yang ingin kubilang, tapi kita hanya kebetulan ketemu." Pria itu tersenyum lebar pada Eri. Eri segera berlari ke arahnya dan memeluknya. Si pria kaget namun ikut melingkarkan lengannya di pinggang Eri dan menyusupkan tangannya di sela-sela rambut pendek Eri. Eri mengeratkan genggamannya di pinggang pria tersebut.

"Kamu dingin." bisik Eri.

"Kamu juga. Mau minum sesuatu yang hangat?" balasnya.

"Ya."

Ia pun melonggarkan pelukannya. Eri melepaskan diri dan mereka pun berjalan keluar dari taman.

"Karl, mengapa kau di sini?"

"Hanya tidak bisa tidur dan berjalan-jalan. Kamu sendiri ? "

"Aku juga tidak bisa tidur."

"Lalu kamu datang ke sini ?"

Eri tidak menjawab dan terus berjalan. Di dekat sana ada banyak kafe tetapi semua sudah tutup. Akhirnya mereka pun hanya membeli minuman dengan mesin penjual yang kebetulan ketemu. Betul-betul sebuah keajaiban minumannya masih hangat walau di tengah salju seperti ini.

"Kamu tidak minum?"

"Aku tidak haus." jawab Karl sambil menggeleng. Mereka terdiam beberapa lama, dengan Eri minum dan Karl memandangnya.

"Jadi apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Karl tiba-tiba.

"Aku belum ingin pulang."

"Oh ?"

"Kau tidak tanya alasannya?"

"Kamu mau cerita ? Kalau tidak, ya sudah. Yang penting sekarang kamu bersamaku dan kamu aman."

Eri tersenyum senang mendengar jawaban itu. Karl memang lebih dewasa darinya dan sangat pengertian.

"Kalau begitu, mari kita habiskan malam ini dengan berkencan."

Last SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang