6

1 0 0
                                    


Waktu itu aku merasa aneh melihat mereka, tetapi sekarang kalau dipikir-pikir lagi sepertinya itu cukup romantis."

Eri tiba-tiba bercerita saat mereka duduk di sana. Komedi putar itu tidak menyala dan tidak ada orang di sekeliling mereka jadi mereka biasa-biasa saja.

"Hei, saat tempat bermain ini sudah selesai dibangun dan sudah dibuka, kita main ini yuk. Janji ya." kata Eri kepada Karl. Karl bersyukur Eri melihat ke depan, sehingga ia tidak melihat ekspresi Karl saat itu. Emosinya meluap dan ia tidak tahu harus mengatakan apa. Tapi akhirnya, ia mengiyakan ajakan itu dengan suara lirih dan ekspresi sedih.

"Ya, aku janji."

Mereka lalu mulai berjalan ke atraksi terbesar di tempat itu, kincir ria. Kincir ria itu sendiri sudah selesai. Dia begitu besar dan tinggi sehingga mereka harus mengangkat kepala mereka. Keempat kakinya berdiri kokoh dan menyatu di pusat lingkaran kincir, menopang seluruh badannya. Mereka terperangah melihatnya. Lampu senter HP Karl tidak dapat mencapai puncak kincir.

"Wah, besar ya." Komentar Karl.

"Iya, tinggi sekali."

"Hei, kamu pernah dengar ada rumor tentang kincir ria ini tidak?"

"Maksudmu?"
"Maksudku, di cerita atau novel kan sering ada rumor-rumor tentang kincir ria. Seperti kalau berciuman di puncak kincir ria akan selalu bersama selamanya atau hal-hal semacam itu."

"Oh.... Tidak tuh, kurasa itu tidak mungkin. Ini kan tempat bermain yang baru dibangunkan dan lagipula ini sementara saja. Memang kamu pernah dengar ?"

"Tidah sih...."

"Karl, kamu memang aneh malam ini."

Last SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang