"Hah.... Entahlah, seluruh tubuhku kesakitan dan tidak bertenaga. Dan sepertinya kepalaku terbentur. Lebih parah lagi mataku tidak dapat melihat. Semuanya gelap."
"Karl, jangan menakutiku."
"Maafkan aku, Eri. Aku tidak bermaksud menakutimu."
Karl menyinggung senyum dengan bibirnya yang berdarah di sudut. Eri sudah dapat melihat Karl dengan jelas. Baju Karl berlumuran darah yang sudah merembes ke salju. Tangannya tergeletak penuh goresan berdarah di kedua sisi tubuhnya. Matanya terbuka tetapi begitu dangkal. Di pipi Karl terdapat goresan dan aliran darah yang sudah kering.
Eri begitu ketakutan. Ditakupnya pipi Karl dengan tangan kanannya. Kehangatan menjalar ke keduanya. Karl yang masih tersenyum menelengkan kepalanya ke tangan Eri, menikmati kehangatannya. Air mata mulai mengalir di pipi Eri. Karl memiringkan kepalanya dan mencium telapak tangan Eri dengan lembut.
"Eri...." bisiknya dengan suara yang begitu kecil. Eri ingin menjawab panggilan itu tetapi hanya isakan yang keluar.
"Aku lelah." lanjut Karl.
"Tidak, Karl. Jangan tidur." Hati Eri diliputi ketakutan yang tak terbendung.
"Di sini terasa begitu tenang." ucap Karl sambil menutup matanya
"Karl. Buka matamu, Karl. Jangan tinggalkan aku." Eri sudah panik, berlawanan dengan Karl yang sangat tenang.
"Eri...." Karl seolah masih ingin mengatakan sesuatu. Tetapi semua terhenti. Kepala Karl terjatuh ke tangan Eri. Seluruh tubuhnya seolah terjatuh ke salju, kehilangan seluruh tenaga. Tak ada lagi sisa-sisa kehidupan di tubuhnya.
"Tidak. Tidak, Karl. Bangunlah, Karl. Buka matamu. Tatap aku, Karl. Semua ini bohong kan ? Karl. Karl! KARL!!!"
Eri terus berteriak memanggil Karl. Tubuh Karl masih hangat seolah dia bisa kembali kapan saja. Tetapi hembusan nafas itu tidak pernah kembali. Jantung itu tidak pernah berdetak lagi. Eri hanya terus memanggil dan menangis di atas tubuh Karl. Namun Karl tidak pernah bangun lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Snow
RomanceKetika salju turun menyelimuti bumi, itulah saat aku akan selalu mengingatmu. Janji bohongmu yang selalu kuterima dengan bodohnya. Janji keabadian yang telah berakhir bahkan sebelum dimulai.