3

1 0 0
                                    


"Kalau begitu, mari kita habiskan malam ini dengan berkencan."

"Berkencan? Ke mana ?" tanya Eri heran dengan saran Karl itu.

"Hmm.... Entahlah, yang pasti kita jalan saja dulu."

"Kamu aneh malam ini." ucap Eri tiba-tiba.

"Maksudmu?"
"Kamu tidak pernah melakukan sesuatu secara spontan seperti ini. Dan malam ini kamu lebih cerewet."

"Tentu saja spontan. Siapa yang akan menyangka bertemu kekasihnya di tengah malam bersalju cuma karena tidak bisa tidur? Sudahlah, ayo jalan."

Eri tidak berkomentar apa-apa lagi. Masih banyak hal-hal lain yang mengganjal, tetapi Eri memilih untuk tidak memikirkannya. Dibuangnya semua keragu-raguan itu. Yang penting Karl di sini, itulah yang terpenting.

Mereka berdua pun menyusuri jalan di kota itu. Biasanya jalanan ramai sebab di sini daerah perkantoran sekaligus tempat tinggal. Banyak terdapat apartemen, kontrakan dan kos menyebar di sini. Selain itu, di sini juga ada salah satu univesitas ternama yang dikejar para pelajar. Mengikuti semua itu, tempat-tempat makan mulai bermunculan. Dari tempat makanan cepat saji, kafe, restoran berbintang hingga supermarket.

Eri dan Karl pertama kali bertemu di sini dan mereka juga sering berkencan di sini. Karena tempat kerja mereka sama-sama di sini, mereka pun sering janjian bertemu saat jam makan siang ataupun selesai kerja. Seraya berjalan malam ini, mereka banyak bercakap. Mereka lewat di depan restoran tempat mereka pertama kali makan bersama.

Eri sendiri awalnya tidak begitu menyukai Karl. 

Last SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang