"Siapa di sana !" Terdengar teriakan yang mengagetkan mereka berdua. Suasana tadi seperti dipecah dengan teriakan itu. Cahaya baru menerpa mereka berdua dan menyilaukan mata. Eri membuka matanya perlahan karena takut silau tetapi Karl sudah menghalau cahaya itu.
"Siapa di sana? Di sini dilarang masuk." suara itu kembali berbicara. Kali ini tidak berteriak tetapi makin mendekat.
"Satpam," bisik Karl. "Ayo lari."
Karl langsung meraih tangan Eri dan menariknya berlari. Eri juga ikut berlari. Terdengar teriakan si satpam yang menyuruh mereka berhenti. Mereka terus berlari sembari mencari jalan menuju ke pagar tempat mereka masuk tadi. Teriakan-teriakan itu terdengar makin dekat. Eri mulai ketakutan. Ia tidak berani berbalik, hanya bisa menatap punggung Karl yang juga berlari sekuat tenaga itu.
Tiba-tiba teriakan satpam itu terputus tengah jalan. Eri refleks berbalik. Terlihat si satpam ternyata terpeleset dan menjatuhkan senternya. Karl dan Eri tetap berlari. Bahkan Karl sepertinya tidak mempedulikan si satpam dan terus menatap ke depan. Karl segera melompati pagar dan mengangkat Eri lagi seperti saat masuk tadi. Setelah keluar, mereka lari lagi karena cahaya senter mulai terlihat di belakang mereka.
Mereka terus berlari dan berlari sampai pada air mancur tempat mereka bertemu tadi. Karl langsung menjatuhkan dirinya di lantai dan meluruskan kedua kakinya karena kelelahan. Sedangkan Eri duduk di pinggir kolam dekat Karl. Mereka berdua mengatur nafas mereka. Tiba-tiba Karl tertawa begitu keras. Eri sendiri terbawa suasana dan ikut tertawa. Suara tawa mereka seolah menggema dan meresap di taman malam itu.
Eri berhenti tertawa terlebih dahulu lalu menatap Karl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Snow
RomantikKetika salju turun menyelimuti bumi, itulah saat aku akan selalu mengingatmu. Janji bohongmu yang selalu kuterima dengan bodohnya. Janji keabadian yang telah berakhir bahkan sebelum dimulai.