17. RONAL

66 2 0
                                    

Dengan malas menghadapi panas aku masuk ke kamar dan mendapati Ronal sedang berjinah dengan gadis muda.

Dengan acuh aku berbaring di sebelah mereka. Ranjang itu cukup luas. Aku fokus memainkan hape ku.

Sepertinya mereka telah selesai dan aku melihat itu sangat berserakan. Yah, tuhan. Buruk sekali permainan Ronal.

Aku melihat ada setitik darah. Gila..
Aku bangkit dan menarik bahu Ronal yg sedang memakai celana. Wanita itu berlalu ke kamar mandi.

"Kuharap kau mau bertanggung jawab untuk menikahinya. Masa depannya sudah kau rusak."

Dia menyeringai puas

"Aku membayar mahal untuk mendapatkan perawan. Kami sudah saling menikmati."

"Kalau kau mau nikmati saja." Sambungnya.

Aku menggeleng kecewa. Dan kembali baring memainkan hapeku.

Yah. Aku jelaskan ada beberapa wanita yg menjual dirinya ke tepian hutan ini. Pria pemilik lahan disini mereka anggap banyak uang. Karena apa yg bisa di beli disini?. Bisa dipastikan uang mereka banyak karena hemat saat selesai panen.

Men datang. Lalu duduk dipojokan. Dia asik membaca buku. Pria tua itu setia disini. Dia sebatang kara. Jadi aku iba dan menerimanya tinggal di rumah kecil ku ini.

Sedangkan Ronal memiliki barak sendiri. Dia pemilik lahan dan banyak uang. Tapi dia lebih suka tinggal di rumah papan ku ini. Katanya hawa disini baik dan sejuk. Suara hatiku berkata itu alasan klise.

Seperti biasa jika aku kembali, Ronal akan selalu mendekatiku. Dia ikutan sibuk memandang hapeku. Aku sudah terbiasa dan membiarkannya saja. Terkadang aku menepiskannya karena mendadak nafasnya berat seperti habis berlari. Aku tidak suka. Aku berpikir dia perokok berat.

"Haha. Inikan pelacur yg diembat rame rame itu."

"Siapa?" Aku bertanya karena cerita mereka yg heboh.

Dulu ada pelacur setuju diembat bertiga. Jadi mereka sewa barak si Ronal. Jelas Men.

"Haha.. aku gak ikut tapi kejadiannya aku rekam. Karena hape itu rusak videonya jadi ilang." Ronal menimpali.

Aku menatapnya datar.
Perilaku yg buruk...

"Lalu kenapa wak bisa ada dibuku itu?" Tanyaku pada Men.

"Aku gak tau. Mungkin ada orang yg kasih bahan sama pengarang ini." Jelas Men.

Aku paham Men tidak suka membicarakan hal hubungan terlarang. Karena setauku diusia dia yg 40an dia belum menikah. Alasan nya ya siapa yg mau . Dia sebatang kara dari muda. Kerja dia juga tidak menetap. Atau... Dia yg minder jadi tidak mau tau soal wanita.

Jadinya aku penasaran.

"Sini sini bukunya."

Aku merebut buku itu dari tangan Ronal.

"Sabar sayang." Sambil memegang tanganku. Takut buku itu robek.

Aku terbiasa dengan gatalnya Ronal. Kalau aku turuti prilakunya keseharian aku akan mengalami darah tinggi. Jadi aku biarkan saja. Karena aku orang simple tak mau banyak masalah yg tidak penting.

Aku membuka lembar buku. Buku itu cukup tebal. Menurutku isinya 100 lembar.
Disitu tertulis keterangan pembuka yg menyita dua lembar buku. Ada alamat Twitternya juga dan tempat tinggalnya lengkap. Chapter pertama berjudul kehidupan hutan.

Ronal bergeser mengambil bajunya. Karena wanitanya sudah datang dengan handuk tanpa malu. Dan kurasa dia akan memakai pakaian di ruangan ini.

Aku memegang pergelangan kaki Ronal.

"Awas awas aku tidak kelihatan." Ujarku karena dia menutupi pencahayaan matahari senja dibalik jendela.

Aaaaa...
Dia berakting jatuh. Dan tepat menimpaku. Aku merasakan ada yg tidak beres. Kerna sesuatu yg besar dan keras tepat di bokongku.
Dan itu bergerak menggesek.

Sial. Si Ronal berlebihan pikirku.

Aku mencoba menoleh kebelakang. Dia tersenyum cabul.

"Bisakah aku mendapatkannya secara gratis."

Aku menatapnya malas. Candaannya garing. Kututup buku bacaan dan ku tepukkan beruntun pada bokongnya untuk segera menyingkir. Dia pantas mendapatkan itu. Orang mesum di hukum dengan buku mesum pula.

"Oke oke. Aku akan membayarnya mahal"

Aku berdiri keluar dari zona benda kerasnya itu.
Dan dia berlalu cepat dengan wanitanya. Sambil tertawa ringan.

###
Aku membuka Twitter dan mengingat kejadian itu. Apa ya nama id nya. @twerk.. Ahh.. aku lupa dengan simbol dan angka dibelakangnya. Aku harus segera cari tau siapa yg membocorkan perihal di hutan itu. Terlebih namaku ada di chapter akhir lengkap dengan profil dan cerita keseharianku.

DREAM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang