Melintasi sela bangunan ruko beberapa kali demi menjaga pandangan mata.
Aku berhenti sejenak pada area belakang ruko yang tidak terjamah mata publik.
Seorang wanita gendut sedang duduk dan dia berlumuran darah.
Tangannya memegang pisau daging. Dan dia memegang seekor hewan yang aku tidak tau apa itu dengan bentuk yang sudah tidak karuan.
Dia terlalu sadis.
Dia seperti mengendus sesuatu dan matanya tepat mengarah ku.
Aku kepergok juga."Kau mau memainkan ini?" Dia menyeringai menunjukkan barisan giginya yang runcing seperti iblis. Dan dia mengangkat bangkai hewan yg masih mengucurkan darah segar. Akhirnya aku tau. Itu anjing.
Aku mendengus. Membuang nafas tertahan karena kepergok tadi. Andai saja aku tidak dalam tugas. Aku sudah habisi iblis ini.
Tapi.. aku tidak perlu ikut campur untuk hal yg bukan urusanku. Dan itu juga sangat menjijikkan.
Aku mengarahkan tapak tangan keatas ruko. Tali tenaga meluncur menembus dinding dan mengikat erat.
Aku meluncurkan diriku ke sana. Menembus dinding atas dan mendapati ruangan santai bersofa.Aku mengendap sejenak memastikan tidak ada yang mengikuti. Aku mengamankan benda yang kupikirkan di ruangan itu. Semoga mahkluk disini tidak tau benda ini.
Aku meluncur turun tertarik pada sebuah percakapan jajanan pasar yg dijelaskan seorang wanita paruh baya. OOO itu artinya...
Aku memesannya satu untuk dia.Aku baik kan...