#1
Aku dan Omo.
Ini bangunan tua dan sudah lama ditinggalkan. Aku perhatikan bangunan ini seperti di tahun 80an.
Omo memberi kode gerakan kepala.
Tanpa ragu aku menendang mendobrak pintu. Ini di bagian belakang.
Omo siaga dengan belatinya. Aku bersiap gunakan tongkat T saja." Tidak ada siapa siapa ndan disini."
"Laek , kita berpencar "
"Siap ndan"
Ruangan ini selain kotor juga berbau mistis. Ada bagian bagian yg membuat ku merinding. Lalu...
Aku menemukan teko air diatas kompor yg menyala."Lapor ndan. Disitu ada kompor yang menyala"
"Jangan dipegang laek. Kemungkinan mereka kabur dari area sebelah"
Usia kami sebaya. Walau statusnya aku bawahan tetapi mengingat akan suku adat. Dia bersikeras memanggilku laek. Padahal aku sudah melarangnya didalam pakaian dinas.
Aku bermaksud mendobrak pintu didepannya . Tapi Omo mencegahku.
"Tugas kita sampai disini. Laek boleh pulang. "
Aku mengerutkan dahi. Secepat ini kah..
Aku mengangguk saja menuruti perintah atasan.
Omo menunjukkan sesuatu.
"Lihat laek. Aku menemukan rokok sudah lama. "Dia menunjukkan tahunnya. Dan tertera 1981.
Omo memeriksa isinya yg sudah seperti fosil. Dan dia menyalakan satu untuk ku nikmati.
Sial, rasanya asam...
"Kenapa laek.?
"Rasanya seperti kumpulan pasir di lidah.
Dia tertawa dan berlalu lebih dulu.
Aku mengikutinya. Tapi perasaanku tidak enak. Jalanku goyah. Dan aku tersungkur ditumpukan sampah kardus.
Samar samar aku melihat bayangan seseorang menarik tanganku. Aku sempat merasakan diseret kembali kedalam bangunan tua.
#2
Not connected...#3
Adikku.
(Lokasi : rumah kopel lama)
Aku berbaring malas malasan di kamar no 2.
Terkadang aku menyahut obrolan emak didapur yg lagi masak. Tentu saja aku mendengar nya. Karena jendela kamar yg terbuka langsung menampakkan dapur.
Dia menceritakan tetangga gang yg meninggal. Orangnya gemuk seperti artis tempo dulu . Farid Hardja.
Dan pernah suatu x kejadian. Ada setan yg menyerupainya masuk ke kamar menghampiri istrinya.
Aku tidak begitu menanggapi cerita emak yg antusias.Memang dia suka sekali dengan masalah horor. Karena dia ada sedikit indigo. Dan tentu saja aku juga mengalaminya sejak Akil baligh dulu. Selepas sunat serangan tak kasat mata bagi orang lain itu sudah berdampak padaku. Tetapi aku tidak mau cerita sama siapapun . Karena dulu aku takut dianggap pembohong. Dan teman teman akan menjauh dariku.
Apapun yg kulihat aku diam kan saja.
Santai ku terganggu karena adik cewekku rein (est. 12 year) datang.
Dia membawa sepiring makan dan menikmatinya di dekatku. Aku berlalu dan berkata."Wih ngerilah Mak, kalau uwak gendut itu datang kemari.
Haha... Aku bermaksud menakutinya.
Adikku cemberut dan terus memandangiku yg sudah didepan pintu. Mata kirinya itu yg sedikit belok membuat moment yg tidak bisa dilupakan.
Yah, Dia takut dan menjatuhkan tahu serta telor puyuh di kasur. Dan aku tau dia akan menangis.
"Iya iya , cepat beresin nanti marah mamak. Aku tunggu disini.
Ujarku senyum senyum.###
Maha besar Allah.
Aku tidak mengerti apa yg sebenarnya. Aku hanya mengikuti alur takdirku seperti apa.
Aku dimana. Dan apa firasatnya. Aku bisa melihat hal lampau dalam versi lain. Dan terkadang itu bisa bergabung dengan kejadian baru.
Terkadang aku harus sedih. Melihat hal hal keluargaku dulu. Ingin sekali mengulang waktu. Tetapi itu hal yg mustahil.Apa yang terus menjauh dari kita ? Itu adalah masa lalu.