23. PROGRAM

25 3 0
                                    

Dia mengajak ku ke kamarnya. Adiknya sudah menunggu disitu.
Aku menatapnya sinis. Samar.

Dia memakai singlet putih dan duduk mengutak atik sebuah joystick.
Lalu beralih ke mouse.

"Aku butuh program ulang. Dan ini buruk mereka membutuhkan beberapa jawaban. "

"Apa kalian bisa membantu?"

Sosok tubuh muncul dari balik tembok. Dia berkacamata bening. Dan berponi tapi fisiknya tidak kutu buku cupu. Dan dia cukup tinggi.
Lalu berdiri sebelahku yg duduk bersandar di bed tidur.

Ku lirik sekilas. Sosok dia jelas dan solid. Sama sepertiku dan juga dia. Kecuali adiknya disini. Hanya dari imajinasi.

"Ok baiklah. Kuharap kalian bisa menjawab pertanyaan seperti kuis yang ada di tv. "

Program menampilkan sebuah pertanyaan essai. Aku mulai bosan dengan hal bodoh semacam ini.

Aku memencet tombol didepan ku.

" Apa jawabannya ?

Aku menjawab sekenanya yg ku tau. Dan itu benar . Membuat persen pada command loading bertambah 11%.

Selanjutnya adiknya yg menjawab beberapa kali. Dan itu sudah mencapai 80%

"Ternyata adikku pintar ya. Tidak dengan orang yg mengulur waktu."

Aku merasa aku di remehkan dengan kalimat sindiran seperti itu. Aku tidak perlu menjawab lagi. Aku hanya berpikir. Program yg dia buat hanya akan menimbulkan perseteruan. Kuharap suatu hari aku yg merusaknya.

Aku bosan dan terus memencet tombol didepan ku. Sehingga menimbulkan bunyi pada program.

"Hentikan itu bodoh. Kau mau merusaknya ya"

Kulihat si kacamata sibuk memainkan hapenya. Sepertinya dia mencari jejak bagus untuk program ini.

"Bagaimana kalau kita bertukar informasi lokasi real". Aku membuka suara.

Si kacamata berhenti lalu dia ketawa. Mukanya terlihat samar karena kacamata itu. Licik sekali cara dia.

"Jika kita saling memberi tau. Apa baiknya. Bisa saja kita berjauhan jaraknya bukan?. Lagipula informasi yang bocor membuat mu di ikuti sosok kegelapan dari imajinasi buruk. "

"Tidak masalah. Aku sudah biasa melawan mereka"

"Kai"

Dia memanggil singlet putih dengan nama kai. Jelas sekali itu nama samaran.

"Abaikan dia. Aku tau dia karena suka berbuat seenaknya disini. "

Kai bergeser untuk memantau tulisan kecil di monitor. Aku pun ikut naik juga keatas badannya yg baring. Siapa tau aku bisa menemukan ada tanda tanda pada badannya. Yang dapat ku kenali jika aku bangun nanti.

"Mana mana. Aku juga mau lihat. Ucapku berakting.

Sial. Biji ku diremas dari bawah sama adiknya.

"Jangan goda kakakku. Ujarnya memanggil abangnya dengan kata kakak.

Ingin rasanya aku hancurkan adiknya itu. Tapi aku masih menjaga diri. Dua orang disini bisa menampilkan wujud setan mereka dari Lucid dream yg tidak terkendali dengan baik. Dan itu menyeramkan.

Dan menurut pengamatan ku user Lucid dream memiliki jin yg bersemayam di tubuhnya. Itu sebabnya di mimpi awal akan gelap dan mengerikan. Sampai tubuh itu lulus melewatinya maka akan mudah mengendalikan situasi imajinasi.

Jadi aku tidak bisa memukul mereka disini. Status mati mereka disini akan menampilkan sosok jin sebenarnya. Akan butuh waktu lama bagiku menghadapi dua sekaligus. Dan jika aku kembali, kedepannya akan menjadi teror pergerakan ku pada dimensi lainnya.

DREAM STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang