Happy reading
_______________________________________
Virla melangkahkan kakinya melewati tempat Reian dan kedua sahabatnya yang sedang bercanda gurau. Rena yang masih bingung, hanya mengikuti saja tanpa banyak protes. Sebenarnya Virla memang sengaja melewati meja Reian, karna ada yang akan ia tunjukan pada pria songong itu.
Byur
"Bangs- lo?! Maksud lo apa nyiram gue pake kuah bakso, hah!" Geram Reian sembari menunjuk gadis yang menyiram kuah bakso plus isi di dalam mangkuk ke kepalanya. Sudah bisa ditebak, yang melakukannya tak lain dan tak bukan adalah Virla.
"Aelah, gue gak sengaja numpahin kuah baksonya. Lagian, ngapain coba numpahin baksonya ke lo? Bikin rugi gue aja." Balas Virla santai.
Kini semua tatapan penjuru kantin mulai tertuju pada dua orang yang tak pernah akur itu. Semua orang di sekolah sudah biasa melihat pemandangan seperti ini.
"Lo tuh jadi cewek, bisa gak buat gue marah?! Owh, atau lo emang sengaja lakuin hal konyol kaya gini supaya dapet perhatian dari gue?!" Reian menatap sengit kearah Virla yang juga menatapnya tak kalah sengit.
"Gue? Mau dapet perhatian dari cowok kayak lo? Cuih..." Balas Virla. Rena yang berdiri di belakangnya tidak berani melerai mereka. Begitupun dengan dua cowok di belakang Reian.
"Lo emang mau nyari ribut sama gue ya, Sini lawan gue." Tantang Reian.
"Ck, sini lo! Asal lo tau aja, gue gak bakalan pernah takut sama cowok mental krupuk kayak lo."
"Oh, ya?" Reian mulai melangkah maju mengikis jarak diantara dirinya dengan Virla. Satu detik berikutnya kepala Virla sudah diapit oleh lengan Reian tepat di bawah ketiaknya.
"Eh, Reianjing! Ketiak lo bau. Kepala gue nanti gak suci nyet. Lepasin!" Virla mulai meronta-ronta.
"Sorry ya, ketiak gue gak bau. Malahan nih ya, lebih wangi dari pada rambut lo yang gak pernah keramas ini." Balas Reian semakin mengencangkan apitannya.
"Lo mau bikin gue mati, ya? Ini gue gak bisa napas anjir!" Napas Virla sudah tersenggal-senggal. Ia memikirkan bagaimana caranya melepaskan diri dari laki-laki sinting ini. Setelah memutar otak beberapa menit, akhirnya ia menemukan ide. Dan
"Aww, lepasin woy! Tangan gue jangan digigit, Sakit.." Ringis Reian lantas segera melepaskan apitannya dan menatap nyalang Virla.
"Gigitan lo bahkan lebih ganas dari anjing rabies, ini tangan gue sampe berdarah." Ujar Reian dan menatap ibah tangannya yang sudah mengeluarkan darah segar.
"Makanya, kalau gue bilang lepas, ya dilepasin! Enakkan, kena gigitan maut dari gue?" Virla menatap Reian sembari tersenyum puas. Lalu melangkah keluar kantin diikuti Rena di belakangnya.
"Rei, tangan lo harus cepet-cepet diobatin. Kalau gak, bisa infeksi." Celetuk Justine. Reian hanya mengangguk lantas segera melesat menuju UKS.
❎❎❎
"Gila lo Vir, tangan anak orang lo bikin sampe berdarah." Cerocos Rena saat mereka sudah kembali dan duduk di kursi masing-masing.
"Ya habisnya gue gak punya cara lain, lagian itu si Reianjing gak lepasin gue. Asal lo tau ya, napas gue tadi udah satu dua satu dua. Tinggal tunggu abis aja and the end." Virla membela diri.
"Elo nya sih yang salah, ngapain numpahin bakso ke kepalanya dia coba?"
"Gue kan mau balas dendam, karna dia udah bikin malu gue tadi."
"Tapi setidak-"
"Udah deh! Ngapain coba bahas si Reianjing. Lagian lo kan temen gue, ngapain lo belain dia sih?"
"Ya gak gitu juga. Oke deh, lupain aja."
"Nah, itu baru bener." Virla terkekeh.
Tak lama setelah itu, bel masuk kembali berbunyi dan proses belajar-mengajar pun dimulai.
❎❎❎
"Virla." Panggil Rena yang dijawab gumaman oleh Virla.
"Ish, mendadak bisu lo?!" Kesal Rena karena Virla yang nampak tidak menghiraukan panggilannya. Mendengarnya, mau tak mau Virla pun monelah ke arah Rena.
"Kenapa?" Tanyanya yang terdengar malas sembari menatap Rena.
"Ih, gak ikhlas banget lo nanyanya."
"Ya ampun gak usah dibikin ribet Na, kalau mau ngomong ya tinggal ngomong, susah?" Ujar Virla. Sebenarnya, ia sedang tidak mood untuk beradu bacot dengan Rena.
"Lah, kok lo jadi nyolot gini sih?" Ucap Rena tak terima.
"Ya ampun, dosa apa gue punya temen seribet lo?" Gumam Virla tapi masih didengar oleh rena.
"Jadi menurut lo, temenan sama gue itu dosa? Iya?!" Tanya Rena nyolot. Virla mendengus mendengarnya.
"Hah... lupain aja, jadi apa tujuan lo manggil gue?" Virla berusaha mengalihkan topik.
"Gak tau, lupain aja." Ujar Rena yang sepertinya sedang ngambek pada Virla. Virla memutar bola matanya malas, sepertinya Rena benar-benar marah padanya.
"Ya udah Rena-ku yang paling aku sayangi sedunia, ralat maksudnya se-Jakarta, lo mau ngomong apa?" Ucap Virla berusaha sabar menghadapi sikap Rena yang moody-an.
"Gak tau, gue mendadak bisu." Celetuk Rena membuat Virla menggelengkan kepalanya heran dengan sahabat kurang warasnya ini.
"Bisu, kok bisa ngomong?" Tanya virla.
"Mukjizat kali." Jawab Rena asal.
"Gue serius Na, jadi buat apa lo manggil gue?" Tanya Virla serius. Rena diam. Namun setelah berapa saat, ia pun menjawab.
"Reian nantang tim kita buat tanding basket lawan timnya dia."
"Ck, dia mau balas dendam sama gue lewat tanding basket? Haha, oke juga. Ya udah, trima aja tantangannya." Balas Virla sembari tersenyum miring. Mood-nya yang tadinya memburuk, langsung berubah hanya karna mendengar kabar itu.
"Tadi aja, males dengerin gue." Sindir Rena. Virla cengengesan lalu merangkul bahu rena.
"Maaf deh."
_______________________________________
holla guys,
Gimana like gak? Iyain aja, biar author seneng. hehe
Ya udah pada mau next gak nih? Mau?Silahkan pencet tombol vote dan please comment buat part ini. Makasih😊
See u on the next chapter
Salam sweet
💋
Puput9146
KAMU SEDANG MEMBACA
ReVir
Teen FictionTEENFICTION "Oi, Reianjing!" "Apa lo Virlampir? Mau cari gara-gara sama gue lagi?" "Idih, siapa yang mau cari gara-gara sama hewan peliharaan ganas kayak lo? Bisa-bisa gue kena virus corona lagi. Amit-amin cabang baby." "Dasar nenek lampir...