3-pertandingan

27 14 1
                                    

   HAPPY READING
_______________________________________

  Seluruh siswa SMA Dirgawi tengah berkumpul di lapangan basket, menyaksikan pertandingan sengit antara tim basket putra dan tim basket putri, yang akan berlangsung beberapa menit lagi.

   Sorak-sorakan mulai terdengar tatkala tim Virla dan tim Reian memasuki arena lapangan.

   "Kali ini, gue bakal ngalahin lo." Tegas Reian dan menatap rendah Virla.

   "Ck! Coba aja kalau lo bisa." Balas Virla disertai senyum remeh.

   Sebenarnya disetiap minggu awal bulan, tim Reian dan tim Virla selalu mengadakan pertandingan. Dan selama pertandingan, tidak penah ada tim yang menang maupun yang kalah. Ya, skor mereka memang selalu seimbang.

   Pritttt

   Suara peluit mulai terdengar, pertanda permainan sudah dimulai. Dengan gerakan gesit Reian mulai men-dribble bola menuju ring lawan. Namun dengan gerakan yang tak kalah gesitnya, Virla berhasil merampas bola dari tangan Reian.

   "Shit!" Umpat Reian membuat Virla tersenyum miring padanya dan sedetik kemudian ia melakukan jump shoot dan masuk.

   "Yes!" Ujarnya bangga karna berhasil mencetak 1 poin, kemudian menatap Reian sembari menaikkan sebelah alisnya disertai senyum remeh andalannya. Reian geram dibuatnya dan karna tak mau kalah dari rival abadinya, Reian pun kembali men-dribble bola lalu melakukan lay shoot dan berhasil. Bola masuk kedalam ring.

   Permainan terus berlanjut dengan panas. Kedua leader basket SMA Dirgawi itu, nampak sudah terbawa suasana. Mereka seakan berambisi untuk menang. Ya harus menang, tidak boleh draw seperti hari-hari sebelumnya.

   "Sial, tinggal beberapa menit lagi dan gue masih ketinggalan 2 poin!" Batin Virla kesal. Ia pun mulai mengeluarkan jurus the power of kepepet, lantas kembali men-dribble bola dan yaps, ia berhasil mencetak 2 poin dalam 1 lemparan.

   Prittt

   Peluit kembali dibunyikan, pertanda permainan telah selesai. Lagi dan lagi, keduanya memiliki skor yang sama.

   "Akh, kenapa gue gak pernah bisa menang sih, ngelawan si Lampir!" Geram Reian dalam hati sembari menggertakan giginya kesal.

   "Sial, kenapa gue gak pernah bisa menang sih, ngelawan si Renjing!" Batin Virla tak kalah kesal dan tanpa sadar ia sudah memiliki nama baru untuk reian yaitu renjing, Reian anjin*

   "Aduh neng Rena tadi mainnya keren banget, bikin bang Kenzi makin love aja." Goda Kenzi dengan mengerling nakal pada Rena, membuat Rena dengan senang hati melemparkan bola basket yang berada ditangannya tepat dikepala kenzi. Kenzi meringis, sontak membuat Rena dengan bangga menertawakaannya diikuti dengan Justine yang juga tengah menertawakan Kenzi.

   "Miris banget hidup lo bro." Tutur Justine. Kenzi menatapnya marah.

   "Rena, lo kok gak pernah baik sama gue sih." Celetuknya lalu menatap Rena dengan tatapan merajuk.

   "Orang kaya lo, gak pantas dibaikin. Dasar  playboy cap gajah!" Sarkas Rena. Justine tertawa terbahak-bahak mendengarnya, sedangkan Kenzi ia hanya bisa menatap Rena dengan tatapan sok terluka.

   "Lo itu sebenarnya laki bukan sih? Heran gue, masa ngalahin gue aja gak bisa?" Ujar Virla pada Reian yang berhasil membuat Reian menatapnya garang.

   "Menurut lo? Apa perlu gue nunjukin, Reian junior ke lo?" Balas Reian tak mau kalah disertai dengan smirk jahanam, kalau kata Virla sih.

   "Ck! Dasar mesum lo!" Virla berucap dengan kesal, lalu buru-buru pergi diikuti Rena dan beberapa anggota timnya. Reian tertawa dalam hati melihat wajah kesal Virla.

   "Anjir mulut lo Rei, gak nyangka gue, hahaha..." Celetuk Kenzi, melupakan sakit hati yang dialaminya beberapa menit yang lalu.

   "Ya udah, balik kuy!" Ajak Justine, diangguki Reian dan Kenzi.

   Reian mulai beranjak dan menaiki motornya setelah berpamitan dengan anggota timnya. Disaat itulah ia baru menyadari, bahwa ia belum menyampaikan pesan bunda tersayangnya untuk Virla.

   "Bego emang, kok gue bisa lupa sih!" Tuturnya terdengar kesal lalu mulai celingukan mencari keberadaan Virla.

   "Oi, Lampir!" Teriaknya, saat melihat Virla yang akan memasuki mobilnya.

   "Apaan?!" Sahut Virla jutek.

   "Wih, jadi lo ngaku nih kalau lo itu Lampir? Ahahaha.." Ejek Reian, melupakan sesaat maksud dan tujuannya memanggil Virla. Virla yang sangat lelah pun, lantas mengabaikan perkataan Reian dan langsung masuk ke dalam mobil.

   "E-eh, jangan masuk dulu woy! Ada yang mau gue sampein ke lo." Ujar Reian, lalu segera berlari menghampiri Virla.

   "Apaan lagi, huh?! Gue lagi capek banget, jadi males adu bacot sama lo!" Celetuk Virla tak santai.

   "Ngegas amat neng. Oke jadi gini, Bunda nyuruh lo buat dateng ke rumah entar malem."

   "Bilang ke Bunda, kalau gue gak bisa." Jawab Virla dan sedetik kemudian mulai melajukan mobilnya keluar gerbang sekolah.

   "Eh, anjir! Woy, kata Bunda lo wajib dateng. Elah, mobilnya udah gak kelihatan lagi!" Kesal Reian lalu kembali teringat ucapan bundanya pagi tadi.

   "Pokoknya bunda gak mau tau, kamu harus bisa ngajak Virla ke rumah! Kalau gak, bunda gak bakalan masak makanan buat kamu. Biar kamu delivery aja seterusnya, sampe kamu bangkrut!"

   "Kok bunda tega sih sama Rei? Bunda gak sayang lagi ya, sama Reian?"

   "Gak usah drama kamu. Intinya, kalau kamu gak bisa ngajak Virla ke rumah, fix, bunda gak bakalan masak buat kamu. Ya udah sana berangkat, entar telat bunda lagi yang repot!"

   "Kok nyesek, ya? Punya bunda tapi sukanya ngancam anak sendiri. Ya Allah, ampuni dosa bundaku yang suka mengancam hambamu ini Ya Allah. Aamiin."

   "Reian, Bunda denger apa yang kamu bilang! But, makasih udah doain Bunda ya sayang"

   "Giliran digituin, baru mau manggil sayang. Resiko orang ganteng, ya gini."

   Setelah flashback beberapa menit Reian pun langsung menancapkan gas motornya, berniat menghampiri Virla di rumahnya. Mumpung sudah lama, ia tidak berkunjung ke sana.

____________________________________

   Holla guys

   cuman mau said
Thanks for reading this story guys😘

   See u on the next chapter

Salam sweet
           💋
  Puput9146

ReVirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang