11-kemah?

19 10 4
                                    

Happy reading

_______________________________________

   Sudah seminggu lebih pasca kejadian dimana Virla hampir saja ditabrak, ia sudah tidak lagi bertegur sapa lewat ejekannya pada Reian. Ia benar-benar menepati janjinya.

   Dan sudah satu minggu lebih pula, Lana selalu mengunjungi Virla dan membujuknya untuk kembali ke rumah mereka. Lana benar-benar marah pada Reian saat mengetahui kejadian yang menimpa Virla akibat ulah konyol anak semata wayangnya itu. Dan sebagai hukuman, Reian harus pulang pergi ke sekolah naik angkot karena motor kesayangannya disita. Bukan itu saja, PS keluaran terbaru yang belum lama Reian beli pun, ikut disita dan hanya satu cara agar benda-benda kesayangannya itu bisa kembali, yakni ia harus mendapatkan maaf dari Virla.

   Reian pernah menemui virla untuk meminta maaf. Namun, Virla hanya mengabaikannya tanpa menyahuti perkataannya. Dan Rena yang sangat membenci Reian karena berani menyakiti sahabatnya itu pun langsung mengatai Reian habis-habisan. Dan sejak itu, Reian tidak lagi menemui Virla. Mungkin, ia tidak mau lagi harga dirinya ternodai, akibat kata-kata pedas yang terlontar dari mulut Rena. Kini, mereka berdua bagaikan orang asing. Bukan lagi sebagai musuh.

   "Diberitahukan kepada seluruh siswa olimpiade, untuk segera berkumpul di aula. Sekali lagi, diberitahukan kepada seluruh siswa olimpiade, untuk segera berkumpul di aula."

   "Vir, disuruh kumpul noh di aula."

   "Huffft. Males banget, Pasti ketemu sama dia lagi." Ujar Virla gusar.

   "Mmm, Mau gue temenin?" Tawar Rena. Virla menggeleng.

   "Gak usah. Ya udah, gue cabut." Virla mulai melangkahkan kakinya menuju aula. Dan saat hendak berbelok, lagi dan lagi ia harus berpapasan dengan Reian. Entah sudah berapa kali, disaat ia ingin menjauhi Reian, takdir malah seakan mempertemukannya dengan rivalnya itu.

   "Sial."

   Keduanya hanya berjalan dalam diam. Pandangan Virla hanya fokus kedepan tanpa menengok kekanan ataupun kekiri. Sama halnya dengan Reian.

   "Baiklah karena semua sudah berkumpul, Ibu langsung saja. Jadi, alasan kalian dikumpulkan disini karena ada beberapa informasi yang akan disampaikan langsung oleh bapak kepala sekolah. Ya kepada bapak, dipersilahkan."

   "Selamat siang semuanya. Bapak ingin memberitahukan bahwa lusa akan diadakan kemah khusus untuk kalian, seluruh siswa yang akan mengikuti olimpiade. Dan kemah akan diadakan di puncak. Kemah ini bertujuan untuk menenangkan pikiran kalian sebelum bertempur menghadapi olimpiade minggu depan. Jadi, Bapak harap kalian semua dapat mengikuti kemah ini. Mungkin itu saja yang ingin Bapak sampaikan, penjelasan lebih lanjutnya akan disampaikan oleh Ibu Hedy." Jelas kepala sekolah.

   "Anak-anak sekalian, kemah ini akan dilaksanakan selama tiga hari, yang perlu dibawa mungkin kalian sudah tahu. Jadi, apa ada yang ingin bertanya?"

   "Tidak ada, Bu." Ujar salah seorang siswa mewakili yang lainnya.

   "Oh iya! Ibu hampir lupa. Jadi, kalian akan Ibu bagi menjadi beberapa kelompok. Anggota masing-masing kelompok nantinya harus saling menjaga saat di kemah. Iya Karna jumlah keseluruhan ada 20 siswa, maka Ibu akan bagi kalian dalam 5 kelompok. Dan nama-namanya, akan Ibu tempel di mading sekolah. Baik, mungkin itu saja tambahan dari Ibu. Kalian semua bisa kembali ke kelas. Selamat siang."

   "Selamat siang, Bu." Balas mereka kompak.

   "Kak Virla." Panggil adik kelas Virla yang bernama Acha. Virla menoleh.

   "Iya?" Ujar Virla sembari menaikan sebelah alisnya.

   "Gini kak, kan yang kelas sepuluh hanya Acha aja nih yang ikut olimpiade. Jadi Acha gak punya temen, Kak Virla mau kan jadi temen Acha? Soalnya pasti disana Acha bakalan kesepian kalau gak ada temen." Ujar Acha membuat virla tersenyum.

   "Iya, aku mau kok." Jawab Virla. Acha tersenyum senang mendengar itu.

   "Ih, Kak Virla emang the best deh pokoknya. Udah cantik, pinter, baik lagi. Makin ngefans Acha sama kakak." Virla yang mendengar pujian itu hanya tersenyum kearah Acha yang tengah menatapnya dengan pandangan berbinar serta kagum.

   "Bisa aja kamu Cha, Ya udah aku balik ya." Pamit Virla.

   "Iya kak, Hati-hati ada mata-mata buaya darat yang nge-wink gak jelas kayak orang butuh ruqiyah." Balas Acha dan itu berhasil membuat Virla tertawa sembari menggelengkan kepalanya.

  Semua adegan itu disaksikan oleh Reian. Hatinya seakan menghangat kala melihat Virla yang tersenyum begitu tulus tanpa beban dan tanpa sadar Reian juga ikut tersenyum melihat itu.

   "Ya ampun Rei sadar woy! Lo ngapain senyum-senyum kayak gini? Ngucap Rei ngucap. Jangan sampai iblis terkutuk nguasain jiwa dan raga lo. Bahaya." Batin Reian yang terdengar konyol.

❎❎❎

   "Pengumuman apaan tadi?" Tanya Rena.

   "Anak-anak olimpiade disuruh buat ikut kemah selama 3 hari. Males banget gue, apalagi dia juga ikut." Balas Virla sembari mendengus kesal.

   "Yaaah, berarti lo bakalan gak masuk 3 hari dong. Ish, gak enak banget, kalau misalnya ada ulangan mendadak gimana? Siapa yang bakalan bantu gue? Otw jebol nilai gue ini mah." Gerutu Rena. Virla semakin kesal mendengar itu.

   "Ck. Semoga aja ada ulangan mendadak, Aamiin." Ujar virla. Rena sontak menatap nyalang kearah virla.

   "Gitu amat doa lo Vir. Astaghfirullah, semoga tuhan me-lucknut makhluk menyebalkan kayak lo." Doa Rena.

   "Doa lo gak bakalan dijabah sama Yang Kuasa. Karena lo kan titisan... Iblis." Ucap Virla dan sejurus kemudian ia sudah berlari keluar kelas.

   "VIRLAAA JANGAN KABUR LO WOY."

____________________________________

   Gimana? Like gak? Enggak ya? Ya udah bodo amat ya bodo.

   Ya allah thor, gitu amat_readers

   maaf aku khilaf😳_author

   Ya udah kalau like, vote dan commentnya jangan lupa. Hehe lop yu all

See u on the next chapter

Salam sweet
          💋
   Puput9146

ReVirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang