Happy reading
_______________________________________
Setelah menyantap habis makanannya, Virla segera beranjak menuju kearah motor Reian yang terparkir dipinggiran jalan.
"Ini si Reianjing kemana sih?! Ish, rese banget!" Dumelnya karena hanya mendapati motor Reian yang tengah terparkir dipinggir jalan. Sedangkan pemiliknya entah pergi kemana.
"Gue telepon aja kali, ya." Usul Virla pada dirinya sendiri, ia segera mengeluarkan handphone miliknya dari saku rok seragam.
"Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. Silah-."
Tutt
"Sial! Ini si Reianjing kemana sih!" Kesalnya. Virla mulai mendumel tak jelas, mengabaikan tatapan orang-orang sekitar yang mengira bahwa ia adalah gadis sinting.
"Cie, nyariin abang ya, Neng?" Ujar Reian yang entah dari mana asalnya, sembari menatap Virla yang tengah mendumel ria.
"Lo kemana aja, sih?! Ish, Ya udah ayo pulang!" Virla berujar dengan kekesalan yang terpendam. Berusaha meredam emosinya yang siap berlayar menuju pelabuhan gendang telinga Reian.
"Tumben dia gak bales perbuatan gue tadi." Batin Virla. Pasalnya, tadi Reian baru saja dikibulin olehnya. Bukan tadi saja, Reian juga tidak membahas soal dirinya yang dihukum atas tuduhan tidak bermoral Virla. Lantas kenapa ia tidak marah sama sekali? Aneh.
"Eits sabar dulu, masa udah langsung pulang sih." Cegah Reian lalu mencekal pergelangan tangan milik Virla, membiat yang dicekal menatapnya heran.
"Apa lagi sih?! Ini udah mau maghrib, Ayo pulang!"
"Tunggu dulu, nih, gue ada sesuatu buat lo." Ujar Reian sembari memberikan tangan kanannya yang tertutup rapat kearah Virla. Virla kembali menatapnya heran.
"Ck. Gue gak butuh, ambil aja." Tolak Virla.
"Lo bakalan nyesel seumur hidup, kalau lo tolak pemberian gue. Lagian gue kan udah susah payah nyariin, masa gak lo terima? Kan kasihan gue-nya. Jadi nih ambil sebelum gue berubah pikiran buat gak kasih ke lo. Ingat lo bakalan rugi besar kalau gak nerima ini." Keukeuh Reian. Virla mulai memicingkan matanya, mencari letak keganjalan diwajah tengil Reian.
"Ish, siapa juga yang maksa lo buat nyari?! Btw, emang ini apaan dah? Awas aja kalau zonk. Gue sleding lo!" Ancam Virla lalu mengambil pemberian Reian yang entah apa isinya.
"KEJUTAN." Reian berteriak dengan antusiasnya saat Virla menerima pemberiannya.
"HUAAA KODOOK." Pekik Virla yang melihat kodok berada tepat ditangannya.
Tanpa sadar, Virla telah berlari kearah jalan. Sampai-sampai ia hampir saja ditabrak.
"Woy! Kalau mau mati jangan disini, noh, lompat aja dari ujung monas!" Bentak seorang pengendara yang hampir saja menabrak Virla.
"Ma-maaf." Cicit Virla merasa bersalah dan tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Mungkin efek takut karena kodok sekaligus karena hampir ditabrak.
Melihat itu membuat tawa Reian tak lagi bisa ditahan.
"WHAHAHAHA, Mampus lo!" Tawanya meledak begitu saja. Virla sontak menatap nyalang areian, seakan ingin membumi hanguskan Reian agar hilang dari muka bumi.
"Lo kalau mau bertindak dipikirin dulu bisa? Tadi kalau gue beneran ketabrak, lo mau tangggung jawab hah? Gak nyangka otak lo sedangkal itu." Marah virla. Reian hanya tersenyum remeh mendengarnya.
"Makanya jangan main-main sama gue, enak aja lo ngatain gue sopir lo! Dan tadi di sekolah dengan seenak jidat lo ngefitnah gue, sampe-sampe gue disuruh bersihin toilet! Ck, Lo pikir gue bakal nerima gitu aja? Hahaha. Lo salah besar Nona Virla Olisco Dirgantara! Btw, tadi kenapa lo gak langsung ketabrak aja sih?!" Balas Reian disertai smirk jahatnya. Air mata Virla yang tadinya sempat mengalir kini hilang karena Virla yang sudah menghapus dengan kasar air matanya itu.
Tanpa ingin berdebat dengan Reian, Virla pun memutuskan untuk pulang. Namun bukan kembali ke rumah keluarga Wijaya, melainkan kerumahnya sendiri.
"Jangan pulang ke rumah gue! Pulang aja ke rumah lo, karna rumah gue bukan tempat penampuangan gembel." Teriak Reian. Memang benar-benar tidak punya hati. Virla hanya mengabaikannya dan segera mencari taxi.
❎❎❎
Kini Virla sudah berada dikasur queen size-nya. Ia masih menangis mengingat kejadian sore tadi. Namun bukan karena sikap Reian yang diluar batas, melainkan karena ketakutannya akan seekor kodok.
"Mami, Papi, Virla kangen." Lirihnya.
"Reian Verlando Wijaya! Lo cowok terbangs*at yang pernah gue kenal! Pokoknya, gue janji sama diri gue sendiri buat gak berhubungan sama cowok biad*p kayak lo!" Geramnya. Tak lama setelah itu matanya mulai terpejam. Dan ia pun akhirnya berada dialam mimpi.
Kediaman keluarga Wijaya
"Reian, kok kamu gak pulang bareng Virla?" Tanya Lana.
"Virla gak mau pulang bareng sama Reian Bund." Alibinya.
"Bohong! Pasti kamu yang gak pergi jemput Virla, Iya kan?"
"Serah Bunda, yang penting Reian udah jujur." Ucapnya lalu melenggang menuju kamarnya. Sungguh lucknut Reian. Bisa-bisanya dia membohongi Bundanya sendiri.
"Awas aja kalau kamu bohong. Bunda, gak segan-segan buat sunatin kamu lagi!" Ancam Lana.
Didalam kamar, Reian tengah merenungi perbuatannya tadi. Apakah Virla benar-benar kembali kerumahnya? Jika iya, maka tamatlah riwayatnya.
"Aduh, gue keterlaluan banget ya sama Virlampir? Eh, bodo amat, dia kan yang mulai duluan. Gue mah, hanya ngelanjutin aja." Ujarnya sedikit merasa bersalah.
"Gimana nih? Minta maaf aja kali ya? Lah, kok minta maaf? Gue kan gak salah apa-apa." Reian dibuat frustasi memikirkan tindakannya yang berlebihan terhadap Virla.
Reian terus berguling kesana-kemari. Ia bagaikan cewek yang tengah PMS saja.
"Nanti kalau Bunda marah gegara dianya gak pulang gimana? Apa harus gue jemput dia? Yakali! Mau ditaru dimana muka sama harga diri gue?!"
"Aduh pusing mata gue mikirinnya? Eh! Emang mata bisa pusing ya? Ya ampun, ini kok gue jadi gila gini sih." Celetuknya pada dirinya sendiri. Ia seperti orang gila yang baru saja keluar dari rumah sakit jiwa.
"Mendingan gue tidur, siapa tau aja gue dapet hidayah lewat mimpi." Gumamnya lalu memejamkan matanya.
____________________________________
Kejutannya luar biasa sekali. Sampe-sampe si virla hampir kehilangan nyawa.
Trus kira-kira pas disekolah nanti, apa yang bakalan terjadi? Apa virla masih akan terus beradu mulut sama reian? Atau dia bakalan ngehindar? Mau tau? Vote sama comment aja dulu awokawoka
See u on the next chapter
Salam sweet
💋
Puput9146
KAMU SEDANG MEMBACA
ReVir
Teen FictionTEENFICTION "Oi, Reianjing!" "Apa lo Virlampir? Mau cari gara-gara sama gue lagi?" "Idih, siapa yang mau cari gara-gara sama hewan peliharaan ganas kayak lo? Bisa-bisa gue kena virus corona lagi. Amit-amin cabang baby." "Dasar nenek lampir...