Happy reading
____________________________________
"Hai kak, Acha boleh gabung gak?" Virla lantas menoleh dan mendapati Acha yang tengah menatapnya sembari menunggu jawaban darinya. Sedetik kemudian Virla mengangguk, memberikan ijin pada adik kelasnya itu untuk duduk disampingnya.
"Kak, Acha boleh nanya gak?"
"Boleh, emang mau nanya apa Cha?"
"Kok, akhir-akhir ini, kak Virla sama kak Reian udah gak berantem lagi? Kalau mau bilang udah baikan, gak mungkin. Secara, Acha aja gak pernah liat kak Virla bicara langsung sama kak Reian."
"Boro-boro bicara sama dia Cha, liat mukanya dia aja gue udah langsung mual." Potong Virla.
"Emangnya, kenapa kak?" Tanya Acha.
"Kepo deh." Balas Virla yang langsung terkekeh melihat wajah cemberut Acha.
"Kak Virla, Acha serius." Virla semakin terkekeh melihat wajah Acha yang ditekuk.
"Gue lagi ada masalah sama dia, masalah yang bikin gue males liat mukanya dia. Jangan tanya masalah apa, soalnya gue males buat jelasin." Terang Virla. Acha tersenyum memaklumi menanggapi perkataan kakak kelas idolanya itu.
"Iya, Acha ngerti kok. Tapi jujur, Acha gak suka liat kak Virla perang dingin sama kak Reian, Acha lebih milih buat ngeliat kalian adu bacot, soalnya kayak lucu aja. Bahkan nih ya kak, Acha tuh berharap banget kak Virla sama kak Reian jadian, pasti bakalan jadi couple goals gitu." Celetuk Acha sembari tersenyum kepada Virla.
"Yakali gue jadian sama dia Cha, itu gak akan pernah ada dalam sejarah hidup gue." Cetus Virla.
"Kak, jodoh gak ada yang tau." Sela Acha lalu berdiri dari duduknya. Virla terdiam.
"Acha mau kesana dulu ya kak." Pamitnya, Virla mengangguk lalu kembali larut dalam pikirannya. Hari semakin gelap, namun ia tak kunjung beranjak dari duduknya. Ia masih ingin menikmati suasan sejuk sore ini, mengabaikan sejenak bayang-bayang menyebalkan yang berlalu-lalang dalam otaknya.
"Sore-sore gak boleh ngelamun, entar kerasukan Jin." Lamunan Virla langsung buyar, tatkala suara seorang pria menginterupsi kegiatannya.
"By the way, boleh gabung gak?" Virla mendongak, menatap laki-laki dengan wajah yang bisa dikatakan lumayan tampan, tengah tersenyum manis kearahnya. Tatapan laki-laki itu begitu teduh, membuat Virla seakan hanyut saat menatap balik tatapan pria itu.
"Iya gue tau gue ganteng, tapi natapnya gak sampai segitunya juga kali." Ujar laki-laki itu disertai kekehannya. Virla langsung tersadar dan segera memutus kontak mata dengan pria itu sembari berdehem, menetralkan kondisi wajahnya yang mulai memerah seperti seorang anak yang kepergok mencuri uang Enyak-nya.
"Cie, sampai blushing gitu." Goda laki-laki itu. Virla terdiam sembari mengatur napasnya, lalu menatap dengan mode jutek kearah laki-laki itu. Walaupun dalam hati, ia berusaha keras untuk tidak mengeluarkan kata-kata keramatnya.
"Oke, kenalin, nama gue Arka." Pria yang bernama Arka itu mulai menjulurkan tangannya pada Virla. Namun Virla hanya diam sembari menatapnya dengan tatapan yang entahlah, sulit diartikan arti tatapan Virla itu.
"Gue, Virla." Ujarnya akhirnya disertai lekukan dibibir mungilnya, terlihat sedikit dipaksakan.
"Cantik." Gumam Arka tanpa sadar. Virla terkekeh lalu menjawab.
"Makasih."
"Eh- hehe, sama-sama." Jawab Arka terdengar canggung.
"Oh ya, lo peserta olimpiade fisika kan?" Tanya Arka memastikan dan dijawab anggukan oleh Virla.
"Wih, berarti lo bakalan jadi lawan gue nanti."
"Berarti kita rival nih? Ya udah, jauh-jauh dari gue sana." Usir Virla sembari terkekeh. Arka juga ikut terkekeh menanggapi perkataan Virla. Gampang sekali mereka saling berbaur.
"Lo dari SMA mana?"
"Gue dari SMA Dirgawi, kalau lo?"
"Anak-anak SMA elit nih ceritanya. Gue, dari SMA garuda." Virla merespon dengan mengangguk lalu menatap lurus kedepan.
"Lo pasti siswa pindahankan?"
"Eh, kok tau sih. Jangan-jangan, lo cenayang ya?" Canda Arka. Virla mencebikan bibirnya dan menatap kesal kearahnya.
"Gue bukan cenayang, tapi indigo." Balas Virla bercanda Lalu sedetik kemudian mereka berdua langsung tertawa terbahak-bahak. Perasaan, tidak ada yang lucu, lantas mengapa mereka sampai tertawa sebesar itu? Sungguh receh humor mereka berdua.
"Udahan ketawanya, kita jadi diliatin noh." Ucap Virla sembari mengedarkan pandangannya kearah orang-orang yang menatap aneh kearahnya dan juga arka. Manik matanya terhenti pada seorang laki-laki, yang sangat dibencinya. Ya, siapa lagi kalau bukan putra tunggal keluarga Wijaya.
Dari jarak sekitar lima meter, Reian tengah menatap Virla dalam diam. Wajahnya terlihat tengah menahan marah, tapi kenapa? Entahlah, Virla tak mau ambil pusing mengenai hal itu.
"Hahaha, humor gue emang receh, tapi nyatanya ada juga yang punya homor sereceh gue, yaitu lo." Celetuk Arka masih berusaha menghentikan tawanya. Virla menoleh lantas menggelengkan kepalanya.
"Ck, humor lo tuh bukan receh lagi, tapi udah goceng. Perasaan gak ada yang lucu-lucu amat, tapi lo ketawanya sampe kayak kuntilanak kelebihan micin gitu." Balas Virla. Arka terbahak semakin keras mendengarnya, lalu tangannya terulur untuk mengacak gemas rambut Virla.
"Ish, rambut gue jangan diacak! Susah ngaturnya Arka." Kesal Virla
"Ya, lo sih! Astaga perut gue. Hahaha, tanggung jawab lo Vir, anak orang lo bikin sakit perut begini." Virla memutar bola matanya malas. Lalu kembali menatap kearah tempat semula Reian berdiri. Kosong, sudah tidak ada Reian disana.
"Btw, kok lo bisa tau gue siswa pindahan?" Tanya Arka yang sebenarnya begitu penasaran.
"Cuman nebak aja sih." Balas Virla acuh. Arka mengangguk.
"Hebat juga, tebakanlah langsung jitu gitu." Pujinya, sedangkan yang dipuji hanya merespon dengan memberikan senyum penuh kebanggaan.
"Perasaan cuacanya lagi adem ayem, tapi kok, gue ngerasa kayak kepanasan gini sih!" Dari balik pohon, Reian bergumam dengan kesal, sembari terus menerus menghembuskan napasnya yang serasa kekurangan pasokan udara.
____________________________________
I wanna know know know know, what is love!
"Love is so bad, love is so bad!
Let's kill this love, yeah yeah yeah yeah yeah! Rum pu pum pu pum pu pum
Oh my my my my,
Kuy nyanyi bareng hayuk😂
Oke aku lagi males ngebacot nih, jadi kita nyanyi aja awokawokaSee u on the next chapter
Salam sweet
💋
Puput9146
KAMU SEDANG MEMBACA
ReVir
Teen FictionTEENFICTION "Oi, Reianjing!" "Apa lo Virlampir? Mau cari gara-gara sama gue lagi?" "Idih, siapa yang mau cari gara-gara sama hewan peliharaan ganas kayak lo? Bisa-bisa gue kena virus corona lagi. Amit-amin cabang baby." "Dasar nenek lampir...