Happy reading
_______________________________________Hari minggu yang membosankan, tak ada hal spesial di hari ini. Virla yang biasanya akan mengisi hari minggunya dengan bersenang-senang melepas beban di otak, malah sibuk berkutat dengan soal-soal ujian nasional tahun lalu, mengingat tinggal delapan bulan lagi ia akan menghadapi UNBK. Waktu bergulir dengan begitu cepat.
Gesekan pena dengan kertas saling beradu menginterupsi keheningan di kamar serba biru milik Virla. Entah sudah berapa banyak soal yang berhasil ia kerjakan. Virla nampak sangat fokus dengan soal di depannya, sampai ia rela mengabaikan bunyi perutnya yang sedari tadi sudah berdemonstrasi.
Krukk krukk
"Akh, perut gue! Huaa, gue males banget turun ke bawah. Ini perut juga gak bisa banget diajak kompromi," gerutunya. Ia mulai meletakkan dengan kesal pena yang berada di tangannya, lalu segera beranjak dari duduknya.
Ketika hendak berbelok ke arah dapur, Virla langsung menghentikan langkahnya. Otaknya seakan tengah mempertimbangkan sesuatu. Beberapa menit kemudian ia segera berlari kembali masuk ke kamarnya dan secepat kilat mengambil dompet.
"Makan siomay di taman pasti enak," gumamnya dengan senyum merekah lantas bergegas keluar, berniat pergi ke taman dekat kompleks perumahannya.
Langkah kakinya terdengar riang diikuti siulan yang keluar dari mulutnya. Sesampainya di taman, ia langsung melesat menuju gerobak siomay.
"Bang Ke, aku pesan siomay seperti biasa ya, minumannya juga seperti biasa. Oh, ya, kalo bisa siomaynya ditambain bumbu cinta, biar makin wenak." Pesan Virla lalu terkekeh geli dengan ucapannya sendiri. Kevan yang memang sudah terbiasa dengan sikap dan perilaku Virla hanya terkekeh pelan.
"Bang Ke, hari ini gak ngampus?" tanya Virla sembari menunggu pesanannya.
"Apa sih, Vir, hari inikan hari minggu," balas Kevan. Virla tertawa garing.
"Hehe, kok, aku bisa lupa ya?"
"Terlalu lama ngejomblo, makanya cepet pikun... Nih, pesanannya."
"Ih, Bang Ke, apaan coba? Aku tuh, bukan jomblo tapi single."
"Iyain deh. Ya udah, sana habisin pesanan kamu!" usir Kevan. Virla memberengut kesal.
"Awas, jangan kangen ya,""Gak bakal!"
"Bang Ke, nyebelin! Virla gak mau bayar!" kesal Virla dan segera berbalik menuju kursi panjang berwarna putih. Kevan hanya menggeleng pelan.
Virla mulai mendudukan dirinya lantas melahap dengan khitmat siomay yang dipesannya tadi.
"Aaa." Virla bersendawa tanpa malu. Perutnya benar-benar terisi penuh tanpa celah sedikitpun. Di letakannya piring sisa makannya, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru taman.
"Renjing?" Virla menatap tak percaya sosok yang dilihatnya sekarang. Ia mengedipkan matanya berharap ini hanya halusinasi. Namun, nihil. Di ujung kursi panjang yang berhadapan tak jauh darinya, ada seonggok sosok, yang tak lain adalah Reian.
"D-dia sama cewek?" Virla mengedipkan matanya. Hal yang luar biasa sekali jika melihat seorang Reian Verlando berduaan dengan cewek. Karena segila dan senyebelin apapun Reian, ia tidak pernah sekalipun dekat dengan cewek manapun apalagi sampai dicap sebagai playboy.
Melihat Reian dengan seorang cewek nampaknya lebih menyenangkan sekaligus menyesakkan untuk Virla. Dilihatnya sejoli yang asik menatap dan memperbincangkan sesuatu itu. Raut wajah Reian terlihat khawatir.
"Mereka pacaran?" Virla mulai merasa tak nyamam dengan perlakuan Reian pada si cewek itu. Reian tengah mengambil sapu tangan di balik saku celananya, lalu memberikannya pada cewek itu.
"Seorang Reian sampe rela nyumbangin sapu tangannya hanya buat seorang gadis? Fix, mereka pacaran." Mata Virla mulai memicing, menunggu kejadian selanjutnya dari sejoli itu.
"E-eh, itu mereka mau ke mana?" Virla beranjak dari duduknya. Melangkah mengendap-endap bagai pencuri. Ia mengikuti langkah kaki Reian dari jarak lima meter.
"Woy, Virla, bayar dulu nyet!" Langkah kaki Virla terhenti. Ia berbalik dan menatap murka ke arah Kevan. Sedetik kemudian, ia berlari menghampiri Kevan.
Pletak
"Aduh! Eh, kok, gue dijitak sih!" Virla tak merespon. Ia masih menatap Kevan penuh emosi.
"Bang-Ke bego! Tadi kalo Virla ketahuan gimana, hah! Emang Bang-Ke mau tanggung jawab apa?" Kevan meringis. Virla memanggil namanya namun seakan memakinya secara langsung.
"Ketahuan gimana? Guekan gak tau apa-apa."
"Au ah, intinya Virla gak mau bayar, titik gak pake tanda koma and the genk! Byeee," Virla berbalik meninggalkan Kevan yang bengong layaknya patung bernyawa.
"Cewek selalu benar Van," ujar Kevan terdengar lirih.
***
"Lo yakin gak mau gue antar?" Tirsa mendongak lantas menggeleng pelan.
"Gak perlu. By the way, makasih udah nenangin gue, padahal lo gak kenal sama gue." Reian mengangguk disertai senyum tulus.
"Santai aja kali, nanti kalo cowok lo ngapa-ngapain lo lagi, langsung telfon polisi aja," Tirsa terkekeh membuat Reian juga ikut terkekeh. Setidaknya ia bisa membuat Tirsa melupakan sejenak kejadian yang menimpanya tadi.
"Ya udah, gue pamit ya, thanks banget."
"Yoi, hati-hati ya," Reian berbalik. Jantungnya hampir saja melompat dari tempatnya. Ia terkejut mendapati Virla yang berdiri tak jauh darinya dan tengah menatap intens ke arahnya. Reian mengangkat sebelah alisnya, menatap Virla penuh tanya.
Virla tak kalah kaget saat Reian berbalik dan menatapnya. Ia menelan dengan kasar air liur yang seakan menggenang di tenggorokannya."Santai Vir, pasang muka judes lo lalu jalan lurus dan anggap aja lo gak liat si Renjing," batin Virla. Ia mulai memasang wajah judesnya dan berlalu melewati Reian.
"Eh, i-itu di rambut lo ada kotoran burung." Langkah Virla terhenti. Dengan gerakan slow motion ia mulai meraba rambutnya.
"K-kok, bisa ada kotoran burung? Please, gak elit bangetkan rambut gue ada kotoran hewannya!"
"Eh, gak ada apa-apa kok," gumam Virla. Ia tersadar akan satu hal.
"Anjir, gue dikerjain!" jeritnya lalu membalikan badannya. Dilihatnya Reian yang sudah berlari terbirit-birit seperti orang di kejar anjing rabies.
"Renjing biad*p!"
____________________________________
Haloo, aing comeback guys
Maaf banget buat keterlambatan update ceritanya. Akhir-akhir ini aku emang lagi sibuk karna masalah duniawi.See u on the next chapter
Salam sweet
💋
Puput9146
KAMU SEDANG MEMBACA
ReVir
Teen FictionTEENFICTION "Oi, Reianjing!" "Apa lo Virlampir? Mau cari gara-gara sama gue lagi?" "Idih, siapa yang mau cari gara-gara sama hewan peliharaan ganas kayak lo? Bisa-bisa gue kena virus corona lagi. Amit-amin cabang baby." "Dasar nenek lampir...