8-fitnah

18 11 2
                                    

  Happy reading

_______________________________________

"Bu, saya mau ijin ke toilet." Ijin Reian sembari mengangkat tangannya.

   "Silahkan, Tapi tidak lebih dari sepuluh menit." Balas Bu Martha-guru kimia.

   "Siap, bu." Ucapnya sembari hormat membuat Martha menggelengkan kepalanya.

   Setelah mendapat ijin, Reian segera beranjak menuju toilet.

   "Ahhh, akhirnya legah juga." Reian berucap dengan penuh kelegaan. Setelah memenuhi panggilan alam, Reian segera keluar untuk balik ke kelas.

   Saat melewati lapangan sekolah. Reian tak sengaja bertemu dengan Pak Jefry-guru BK.

   "Alamat! Pasti di marahin gegara keluar kelas, nih! Eh, tapi gue keluar kan karna panggilan alam, jadi gak mungkin di marahin." Gumamnya pelan.

   "Reian dari mana kamu?" Tanya Jefry mengintimidasi.

   "Saya dari toilet pak."

   "Oh kalau begitu, tolong bantu Bapak pindahin kursi ini ke gudang." Pinta Jefry. Namun sebelumnya, menatap selidik kearah Reian. Reian tersenyum sembari menganggukan kepalanya.

   "Kirain apaan lagi. Abis itu muka, datar amat kayak triplek busuk." Batinnya mengatai Jefry.

   "Baik, pak." Ujarnya sembari tersenyum fake lalu segera mengangkat meja tersebut dan membawanya ke gudang sekolah.

   "Cih. Sok rajin si Reianjing." Celetuk Virla dari kejauhan saat melihat Reian mengangkat meja.

   Dan karna tidak ingin membuang-buang waktu menyaksikan rival-nya, Virla pun memutuskan untuk segera kembali ke kelas. Ya sebenarnya Virla baru saja dari toilet namun bukan untuk memenuhi panggilan alam, melainkan hanya untuk membasuh wajahnya yang agak kusam akibat olahraga pagi tadi.

   Dalam perjalanannya, Virla bertemu dengan Bu Martha yang celingukan seperti tengah mencari seseorang.

   "Bu Martha, lagi nyariin siapa bu?" Tanya virla. Martha menoleh.

   "Ini saya lagi cari Reian. Tadi sih, katanya ijin mau ke toilet. Tapi sampe sekarang gak balik-balik. Udah kesedot closet kali nih anak!" Ujar Martha setengah kesal. Virla tersenyum mendengarnya, walaupun dalam hati dia mengamini kalimat terakhir Bu Martha.

   "Sekarang saatnya buat balas dendam sama Reianjing. Hahaha, tamat riwayat lo Reianjing Verlando Wijaya." Batinnya tersenyum senang.

   "Owh, Reian ya Bu? Tadi sih, saya ketemu sama dia Bu. Pas saya tanya, kenapa dia gak masuk kelas? Dia bilangnya sih, males ketemu sama Bu Martha. Soalnya kalau lihat mukanya dia, bawaannya pengen ngumpat. Gitu katanya Bu. Emang kurang ajar si Reian itu." Virla mulai memainkan peranannya dengan baik. Mimik muka ia buat se-real mungkin. Mendengar itu, membuat Martha melebarkan matanya dengan wajah yang sudah merah padam karena emosi.

   "Dia beneran bilang kayak gitu? Dasar siswa kurang diajar. Awas saja kalau ibu sampai ketemu sama dia. Ibu cincang-cincang dia sampai halus!" Geram Martha. Virla hanya bisa bergidik ngeri mendengar ancaman Martha yang terdengar tidak main-main.

ReVirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang