HAPPY READING
______________________________________
Virla tengah berada dimeja belajar sembari menyelesaikan contoh soal fisika, ditemani lagu Shawn Mendes yang mengalun lewat earphone-nya.
Sesekali ia nampak berpikir, lantas menelisik maksud dari soal yang didapatinya. Terus menerus seperti itu, hingga ia merasa bosan, lalu memutuskan untuk menyudahi kegiatannya.
"Boring banget! Enaknya ngapain ya?" Celetuknya. Sedetik kemudian ia tersenyum devil lalu segera beranjak.
Tok
Suara ketukan jendela, membuat Reian yang tadinya tengah berbaring lantas menoleh kearah jendela.
"Siapa yang ngetuk?" Gumamnya bertanya-tanya. Tiba-tiba ia merasa seperti ada sekelebat bayangan perempuan berjalan melewati jendela. Napasnya tercekat, bulu kuduknya merinding seketika.
"A-apa itu hantu?" Reian bergumam dengan tubuh yang sudah dibanjiri keringat. Meski dengan tingkat ketakutan yang sangat tinggi, Reian tetap memaksakan dirinya pergi ke arah jendela, ingin memeriksa sosok yang dilihatnya tadi.
Selangkah semakin dekat dengan jendela, Reian semakin memejamkan matanya sembari merapalkan doa yang sekiranya bisa mengusir hantu itu.
Saat akan membuka jendela, Reian menyempatkan dirinya untuk bernapas, karena sedari tadi ia terus menahan napasnya.
Krek
" KHIHIHI."
"HUAAAA HANTUUUUU." Reian langsung lari terbirit-birit keluar kamarnya. Sedangkan sosok yang dikiranya hantu itu langsung tertawa terbahak-bahak sembari memegang perutnya.
"Hahaha, gila. Tampang aja sok cool, padahal aslinya penakut tingkat akut." Virla masih tertawa, ya dialah sosok yang menakuti Reian tadi.
"Anjir mukanya kocak abis, hahaha." Membayangkan wajah Reian membuat Virla tak bisa menghentikan tawanya.
Reian berlari kearah kamar orang tuanya, lantas mengetuk pintu sembari berteriak histeris.
"Bunda, Ayah, buka pintunya. Huaa... Reian takuut." Ujarnya sembari mengetuk dengan keras pintu kamar Lana dan Dani.
"Bundaaa, ada hantuu. Please, buka pintunya." Ujarnya lagi dengan nada memelas. Kali ini ia mulai menyiapkan ancang-ancang untuk menggebrak pintunya.
Brak
"Aduh, perut kotak-kota gue." Reian mengeluh sembari memegangi perutnya yang terpentok lantai. Ia mendongak melihat wajah Bundanya yang tengah menatapnya dengan mata yang melebar disertai geraman yang tertahan dibibir. Persis seperti singa jantan yang kelaparan.
Reian lantas berdiri lalu segera memeluk Bundanya erat, mengabaikan tatapan maut dari lana. Sedangkan Dani hanya menatap anaknya malas.
"Drama apa lagi ini." Batin Dani sembari menatap sendu anak semata wayangnya.
"Huaa Bunda, di kamar Reian ada hantunya. Pokoknya malan ini, Reian tidur bareng Bunda sama Ayah."
Plak
"Ada hantu endasmu! Jangan drama Reian, malam-malam bukannya tidur malah gangguin orang tua. Pake acara gedor-gedor pintu segala! Kurang diajar banget kamu jadi anak! Sana keluar, sebelum bunda nyuruh ayah buat tendang kamu ke akhirat." Semprot Lana dengan kecepatan 120 km/sekon. Dani yang berada dibelakang Lana, sudah menyiapkan ancang-ancang untuk menendang anaknya sesuai instruksi sang istri. Reian sontak memasang wajah sedihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReVir
Novela JuvenilTEENFICTION "Oi, Reianjing!" "Apa lo Virlampir? Mau cari gara-gara sama gue lagi?" "Idih, siapa yang mau cari gara-gara sama hewan peliharaan ganas kayak lo? Bisa-bisa gue kena virus corona lagi. Amit-amin cabang baby." "Dasar nenek lampir...