Pangeran tiba dengan kuda kencananya. Mungkinkah ia akan menjemput si tuan putri? atau hanya sekadar berkelana mencari tuan rusa.
****
"Pas, berarti sepatu itu memang milikmu," ujarnya.
"Ttteerr--rrima--kassiih," balas Kuna gugup setengah mati. Pria itu tersenyum manis kearah gadis yang ada di hadapannya.
"Dekana," ucap pria itu memperkenalkan diri dengan menjulurkan tangan kekarnya. Kuna tersenyum simpul membalas uluran tangan itu.
"Alkuna, panggil aja Kuna," jawabnya dengan senyum yang membuat gadis itu menjadi super cute! Entahlah, Kuna merasa dunianya bahagia hari ini. Kuna tak menyangka akan ada pangeran nyungsep di siang menjelang sore ini. Rasa amarah yang tadinya meluap karena Ken, kini berubah menjadi rasa syukur karena Ken telah menyembunyikan sepatu pantofel miliknya. "Btw, kamu sekolah disini apa bagaimana?" tanya Kuna mencairkan suasana yang agak canggung ini.
"Aku lulusan SMA Patriot, mungkin sejak kamu masih SMP," jawab Deka. Kuna mengernyit, benarkah? umur Kuna sekarang adalah 18 tahun, berarti umur pria di sampingnya ini 21 tahun. Tapi kenapa wajahnya masih seperti anak remaja seumuran Kuna?
"Iyakah?" tanya Kuna yang masih ragu. Dengan mantap Deka mengangguk. "Terus kesini ngapain?"
Kuna terus saja mencari topik, untuk memperpanjang obrolan mereka. Padahal kalau dengan pria lain Kuna paling malas berbicara. Kecuali dengan Papanya, Alkan, Ken, dan sekarang muncullah sosok Deka. Entahlah, mungkinkah Kuna jatuh cinta pada pandang pertama? itu terdengar konyol!
"Ada beberapa berkas yang perlu diambil disini," jawab Deka jujur tak luput dengan senyum manis khas pria itu. Kuna manggut-manggut mengerti. Senyum itu mampu menyihir hidup Kuna, ada sesuatu yang menghangat didalam sana saat Deka melemparkan senyumnya kearah Kuna.
"KUNAAA." suara berat itu terdengar jelas di kedua telinga Kuna. Suara yang begitu familiar baginya. Kuna menoleh ke belakang, dan benar saja, Alkan sudah bersender di dekat pohon.
"Iya kak," jawab Kuna ceria.
"Ayo pulang," ajak Alkan dengan muka datarnya. Tatapan Alkan bertemu dengan pria yang duduk disamping Kuna. Meskipun pria itu menatapnya dengan tatapan biasa, tapi sama saja, tatapan Alkan selalu setajam itu. Pria itu berjalan mendekati dua insan itu.
"Alkan?" tanya Deka. Hal itu mampu membuat kedua saudara kembar itu kaget. Tanpa aba-aba Deka langsung memeluk erat Alkan, dan tanpa pikir panjang Alkan langsung menepisnya. "Wah! Keterlaluan banget lo kalo nggak ingat gue!" ucap Deka sedikit kecewa.
"Anda siapa?" tanya Alkan dingin. Masih tetap dengan ekspresi datarnya. Deka tersenyum, benar dugaannya bahwa pria itu adalah Alkana Adelio Baraks.
"Alkana Adelio Baraks, lo udah lupa sama Dekana De Dalton ini?" tanya Deka dengan menaik turunkan alisnya yang tebal itu. Alkan kaget namun ekspresinya tidak dilebih-lebihkan. Kini kedua kembali saling memeluk. Pelukan hangat khas persahabatan.
"Dekan, udah lama banget kita nggak jumpa sob!" ucap Alkan disela-sela pelukannya.
Tak lama pelukan itu terlepas.
"Udah gue bilang, Panggilnya Deka nggak usah ditambahi N!" protes Deka jenaka. Sedangkan Alkan mengangguk tak berekspresi. Disisi lain, gadis berparas cantik itu dilanda kebingungan. Iya tak tahu ada disituasi seperti apa saat ini. Ia benar-benar tak paham dengan apa yang tengah terjadi. Ada hubungan apa antara Deka dan Kakaknya?

KAMU SEDANG MEMBACA
Fairytale
Romance"Percaya gak sih kalo cerita cinta dalam dongeng itu bisa jadi nyata?" "Percaya." "Kenapa bisa percaya?" "Karena aku yang akan mewujudkannya jadi nyata, untuk kamu. Bersama kamu." Dia yang selalu berusaha mewujudkan mimpi dan menentang kebenaran yan...