3. Sepatu Cinderella

80 11 0
                                    

Kau datang dengan tatapan ramah, yang mampu membuatku terpanah. Senyum milikmu, seolah menyihir duniaku, memberinya sejuta kehangatan.

*****

Mobil mini cooper maroon itu bertengger mulus di area parkir SMA Patriot. Tiga manusia dengan paras yang keterlaluan mempesona keluar dari mobi mewah itu. Ketiganya memberi ekspresi yang berbeda-beda. Alkan dengan ekspresi datar, Kuna dengan wajah yang riang, dan Ken dengan ekspresi sok cool-nya itu. Mereka bertiga berjalan bersama, melewati koridor sekolah. Langkah mereka berhenti, saat gerombolan cowok-cowok hitz Patriot menghadang jalannya. Ada yang membawa sebuket bunga, cokelat, boneka, dan lainnya. 

"Kuna, ini buat kamu." ujar seorang laki-laki berbadan tegap dengan senyum manisnya. Kuna dengan canggung membalas senyum pria itu. Salah satu dari mereka menyerobot pria itu,

"Minggir!" ucapnya. "Kuna ini buat kamu, semoga suka ya!" serunya dengan memberi sekotak cokelat. Kuna masih diam di tempat, gadis itu tak mengerti dengan situasi ini. 

"Aku nggak lagi ultah loh," balas Kuna dengan wajah yang terlihat bingung. Gerombolan cowok itu tersenyum manis kearah Kuna. Satu per satu dari mereka mengeluarkan ponselnya, menunjukkan kearah Kuna. Sontak gadis itu langsung membelalak sempurna. APA-APAAN ITU! 

"Kuna, apa sekarang kamu udah nerima cinta aku?" 

"Enak aja lo! Kuna itu sayangnya sama gue! Iya kan Kuna?" 

"Yang dapat chat itu bukan lo doang, gue juga dapat kali." 

"Kita semua dapat!!!" 

"Tapi pasti Alkuna cintanya sama gue," 

Cibiran itu terdengar jelas dipendengaran Kuna. 

Wajah Kuna pucat pasi. Ia tak tahu ulah siapa ini, Kuna tak pernah membalas chat-chat dari para cowok yang ada dihadapannya sekarang. Tidak pernah! Apalagi pesan itu berisi sebuah emoticon love. Sialan! pasti cowok-cowok yang ada di hadapannya ini baper dengan isi pesan itu. 

"STOPP!!!" pekik Kuna, membuat perdebatan antar lelaki di hadapannya berhenti. Gadis itu menghela nafas berat. Ia menatap Ken yang sudah sedari tadi meledakkan tawanya. "KENNTANGG!!! LO KAN YANG BALES CHAT MEREKA?!" amuk Kuna. Ken menggedikkan bahunya seolah bukan dia pelakunya. Tapi nyatanya, memang Ken biang keroknya. 

"Terus gimana Kuna?"

"Kapan kita kencan?" 

Kuna memijit pelan pelipisnya. Ia bersumpah akan mencincang bocah Kentang itu! Kuna menatap Alkan di sampingnya. Pria itu sama sekali tak membuka suara. Tetap tenang dan dingin. Gadis itu langsung memeluk erat lengan kekar milik Alkan, sontak pria iru menatap kearahnya. Dengan tatapan memohon,

"Kak Alkan, tolongin Kuna," pintanya dengan suara kecil. Mungkin hanya bisa terdengar oleh Alkan seorang. Pria itu mengangguk dan sebisa mungkin memberi tatapan hangatnya kearah Kuna. 

Alkan berdeham, mengalihkan pandangan para pria dihadapannya. Tatapan elangnya mampu membuat siapapun merinding. 

"Kalian bisa beri kita jalan?" tanya Alkan datar. Semua diam mematung, "Mau memberi jalan atau saya yang membuat jalan sendiri?!" tegas Alkan dengan suara beratnya. Hal itu langsung membuat wajah mereka pucat pasi. Dan terbukalah jalan untuk si tiga ketumbar. 

FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang