6. Alkuna's Goals

81 9 0
                                    

Apa yang lebih membahagiakan, selain duduk disampingmu. Menceritakan segala mimpi-mimpi yang ingin aku wujudkan. Salah satunya adalah bersamamu.

*****

"Mungkin kamu ditakdirkan tuhan untuk menjadi seseorang yang akan mewujudkan segala impianku."

Deka menatap gadis cantik disampingnya. Lalu ia tersenyum, senyum yang mampu menyihir dunia Kuna. 

"Sebegitu yakinkah kalau aku ini bisa jadi pangeran impian kamu?" tanya Deka. Kuna membelalak sempurna, kok Deka bisa tahu sih? "Kuna, kuna. Kamu lupa? aku selalu ingat sama mimpi kamu yang pingin jadi cinderella," lanjut Deka mampu membuat Kuna bersemu. 

Kuna tak bisa lagi berkata-kata. Malu dan senang bercampur aduk. Kini yang terjadi hanya keheningan diantara mereka. 

"Kuna," panggil Deka memcahkan keheningan yang terjadi. 

"Iya?"

"Apa mungkin aku bisa mewujudkan impian kamu?" 

"Aku nggak memaksa." 

"Aku usahakan ya," ujar Deka dengan mengelus lembut rambut Kuna. Kuna tersenyum malu-malu. Entahlah, apa yang diucapkan Deka barusan membuat tubuhnya terasa disengat listrik. 

Pertemuan mereka memang singkat. Tapi hal itu justru membuat hati Kuna terpikat oleh seorang Dekana. Andai saja dulu Kuna tak sibuk berantem dengan Ken, mungkin sekarang dia sudah akrab dengan pria disampingnya ini. 

Mata Kuna tak bisa berhenti untuk menatap Deka. Terlihat pria yang tengah merobek sebuah kertas, dan menuliskan sesuatu di sana. 

Alkuna's Goals

1. Menjadi puteri kerajaan seperti yang ada di Disneyland.

2. Mempunyai kastil sendiri.

3. Menikah dengan pangeran tampan, bijak, dan romantis. 

Setelah itu Deka memberikan kertas itu kepada Kuna. 

"Ada yang mau ditambahkan lagi Kuna? atau ada yang mau dikurangi?" tanya Deka. Kuna menggeleng dan tersenyum manis. Ini sudah cukup mewakili segala impian yang ingin Kuna capai. "Sini pinjam kertasnya," pinta Deka. Kuna langsung memberikannya kepada pria tampan yang ada di sampingnya. Lalu pria itu menuliskan di bwah bagian kertas itu. 

Dekana's Goals

Berusaha untuk mewujudkan segala impian Alkuna.

Alkuna mengulum senyumnya. Ia benar-benar tak bisa berhenti untuk tersenyum hari ini, semua karena Deka. 

Pria itu menempelkan kertas yang berisi impian mereka dengan menggunakan pin berwarna merah. Deka menempatkannya di sisi kanan rumah pohon tersebut. Hingga membuatnya terbaca dengan sangat jelas. 

"Makasih Deka." 

*****
Deka memarkirkan kuda putih besinya itu di teras rumah Kuna. Setelahnya, mereka langsung masuk ke dalam rumah mewah itu. Rumah yang begitu megah, namun terasa begitu hening. Deka duduk di kursi yang tadi pagi ia duduki. Mengingat dulu waktu kecil, ia sering sekali bermain disini, menghabiskan waktu bersama Alkan, karena ia selalu tak mendapatkan waktu dari kedua orang tuanya yang sibuk bekerja. 

FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang