Tak perlu diumbar, asalkan kita tetap saling bersandar. Tak apa-apa hubungan ini tersembunyi, asalkan kita tetap saling mencintai.
*****
Mobil putih besar itu terparkir tepat di depan halaman rumah megah. Siluet seorang pria berbadan tegap itu terlihat jelas di depan pintu. Alkan berdiri menatap jam tangan di tangannya yang menunjukkan pukul 19:58. Pria itu tersenyum tipis saat melihat adik perempuannya turun dari mobil putih itu dan dengan cerianya berlari kearahnya.
"Kakak!" panggil Kuna ceria. Alkan hanya diam ditempatnya. Saat sampai didepan Alkan, Kuna tersenyum penuh arti. "Kuna pulang tepat waktu 'kan?" tanya Kuna polos membuat Alkan gemas sendiri. Pria itu lalu mengacak-acak pelan rambut adik perempuannya.
"Iya," jawab Alkan seadanya. Kuna tersenyum bahagia. Apalagi kini Deka sudah ada disampingnya. Menatapnya dengan penuh kagum, Alkuna selalu saja cantik.
Alkan berdeham, membuat tatapan Deka dan Kuna beralih.
"Kuna masuk dulu deh, mau mandi," pamit Kuna.
"Kalau gitu gue pamit ya, Al. Kuna, aku pulang dulu," pamit Deka sembari tersenyum manis. Kuna membalas senyuman itu, lalu mengangguk pelan.
"Iya, hati-hati," jawabnya. Alkan melihat kejanggalan. Sebenarnya ada apa dibalik Deka dan Kuna? Namun pria itu tetap diam saja, memilih bungkam. Toh nanti Kuna akan cerita sendiri padanya.
Saat melihat mobil Deka melaju jauh dari rumahnya, Alkan langsung masuk kedalam rumahnya yang megah. Ia berniat ingin pergi menuju kamarnya. Namun langkahnya terhenti ketika mendengar dering ponselnya.
Alkan menatap benda pipih persegi itu, pria itu mengernyitkan alisnya ketika melihat nomor tak dikenal menelponnya. Bahkan ini bukan yang pertama. Nomor ini sudah berkali-kali meneror Alkan akhir-akhir ini.
Pria itu menghembuskan nafas jengah. Dengan berat hati, ia mengangkat telponnya.
"Halo?"
"Eh anjir sumpah diangkat dong sama kak Alkan. Gila sii ini parah!"
Alkan diam saat mendengar suara disebrang sana yang tampak ribut sendiri. Yang Alkan ketahui, ini adalah suara gadis-gadis.
"Kalau tidak penting, saya matikan," ungkap Alkan dan langsung mematikan panggilan itu secara sepihak. Lalu pria itu berjalan menuju kamarnya.
*****
Gadis cantik dengan balutan piama tidur winni the pooh itu tengah duduk gelisah di ranjangnya. Setelah selesai mandi, Kuna tak bisa diam. Ada bahagia bergemuruh yang membuat Kuna tak bisa diam. Ingatan-ingatan yang terjadi beberapa jam lalu tak bisa berhenti berputar di kepala Kuna.Bayangan Kuna terhenti saat mendengar ponselnya bergetar diatas nakas. Gadis itu langsung mengambil benda pipih itu. Seketika gadis itu tersenyum saat melihat siapa yang menelponnya.
Prince Dekana is calling...
Tanpa fikir panjang, Kuna langsung menggeser tombol hijau itu.
"Selamat malam princess," ujar suara disebrang sana.
"Malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairytale
Romance"Percaya gak sih kalo cerita cinta dalam dongeng itu bisa jadi nyata?" "Percaya." "Kenapa bisa percaya?" "Karena aku yang akan mewujudkannya jadi nyata, untuk kamu. Bersama kamu." Dia yang selalu berusaha mewujudkan mimpi dan menentang kebenaran yan...