8. Tuan Puterinya Dekana

48 6 0
                                    

Bahkan senyumnya mampu mengubah segalanya.

*****

Deka mendaratkan mobilnya di petarangan rumah megah itu. Rumah keluarga Baraks. Deka keluar, ia membukakan pintu untuk Kuna. Gadis cantik itu tersenyum malu-malu, setiap Deka melakukan hal-hal yang sederhana namun sialnya selalu membuatnya bahagia.

Pria itu merekah kan senyumannya.

"Selamat datang di istana tuan putri," ujarnya dengan setengah membungkuk.

"Terimakasih," balas Kuna dengan sedikit kekehan pelan. Kuna berjalan masuk namun langkahnya terhenti saat Deka memaminggilnya.

"Kuna, aku lihat tanganmu kayaknya berat banget deh. Sini aku bantu genggam." Pria itu menautkan jemarinya di tangan mungil milik Kuna. Jemari Kuna sangat pas digenggaman Deka. Gadis itu sedikit terkejut. "Ups, sorry. Kamu keberatan aku genggam tangan kamu?" Tanya Deka hati-hati. Ia ingin melepaskan tautan jemarinya, namun Kuna malah menggenggamnya erat.

"Aku nggak keberatan kok. Tanganku memang suka berat, jadi bantu genggam ya, hehe." Kuna nyengir tak berdosa. Deka tersenyum penuh kemenangan. Ia kira gombalan yang selama ini ia pelajari di YouTube akan sia-sia. Ternyata tidak.

Saat mereka akan masuk, mobil mini Cooper marron mendarat dibelakang mobil Deka. Ken, keluar dengan tergesa-gesa. Pria itu langsung menyambar genggaman tangan antara Deka dan Kuna.

"Dilarang keras untuk mesum!" Pekiknya. Kuna memutar bola matanya jengah. Ken memang tak bisa melihatnya bahagia walau sedetik saja. Sedetik saja!

"Ken!" Jengah Kuna. Ken menatap Deka tajam. Entah mengapa rasanya Ken tidak suka saja bila Kuna dekat-dekat dengan Deka.

Ken langsung menyemprotkan cairan antiseptik di tangan Kuna.

"Biar tangan lo suci dari kuman-kuman," ucap Ken sarkasme. Pria itu langsung beranjak dari sana dan masuk ke rumahnya yang megah itu.

"Maaf," gumam Kuna merasa bersalah.

"Tak apa. Dia lucu," balas Deka dengan kekehan pelannya. Kuna hanya bisa tersenyum canggung.

Tak lama Laluna dan Alkan datang menghampiri. Merekapun masuk ke dalam rumah megah itu.

*****

Sore mulai menjelma tanpa aba-aba. Tak tersadarkan, waktu berlalu begitu cepat. Segerombolan muda-mudi itu tengah duduk di ruang santai kediaman keluarga Baraks.

Kuna dan Deka yang sibuk berbincang. Luna yang sibuk merecoki kehidupan Ken. Dan Alkan yang sibuk dengan buku tebal miliknya.

"Luna bisa nggak sih, gak usah nempel-nempel kek ulet bulu!" Protes Ken yang fokus dengan game online di ponselnya. Bukannya mengindahkan peringatan Ken, Luna malah menjadi seperti jelmaan ulat bulu.

"Ih Ken, udahan dong main gamenya. Kan disini ada Luna yang juga bisa nyenengin Ken." Gadis itu seperti anak kecil yang menggelayuti lengan kekar milik Ken.

"Yang ada lo nyebelin!" Protesnya lagi. "Sana main sama Kuna. Kan itu tujuan lo ke sini!" Luna mencebikkan bibirnya kesal.

"Kuna lagi asik sama Deka. Kak Alkan lagi pacaran sama bukunya."

Ken menatap malas kearah Luna. Gadis ini sangat cerewet!

"Oh," jawab Ken dengan nada malas. Pria itu kembali fokus pada game di ponselnya.

FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang