Aku ingin mengutarakan rasa pada sang tuan puteri. Menurut kalian, apakah ia akan menerima rasaku? apabila ia tahu semua kekurangaku.
*****
Tiga insan dengan paras mempesona berjalan dari arah parkiran ke lobi utama SMA Patriot. Seperti biasa, ekspresi mereka selalu berbeda-beda. Alkan dengan wajah datarnya yang menawan, Ken dengan sunyum tampannya yang mampu memikat hati setiap kaum hawa, dan Kuna, gadis itu tetap saja ceria. Senyumnya saja mampu membuat banyak pria terperangah. Tiga insan itu benar-benar pemandangan terindah di pagi hari. Saat masuki lobi, banyak pasang mata yang berdecak kagum.
Ken langsung disambar dengan beberapa gadis SMA Patriot. Alkan masih berjalan disamping Kuna, menjaga adik perempuannya dari tatapan penuh napsu para pria.
"Kuna!" panggil seseorang yang sangat familiar dipendengaean Kuna. Dan dia benci suara itu! Ion, pria yang benar-benar menghantui hidupnya. "Kuna cantikk!" panggilnya lagi dengan nada yang menyebalkan.
Tiba-tiba saja pria itu langsung sampai dihadapannya. Alkan masih tetap diam, menatap pria itu tajam. Kuna menghela nafas jengahnya.
"Kuna nanti pulang mau ya bareng sama aku?" pinta Ion dengan senyum manisnya. Ion, pria berparas tampan, anak band dan basket. Sifatnya hampir sama dengan Ken, terkenal playboy. Itu yang membuat Kuna benci dengan pria itu.
"Maaf ya, aku nanti pulang sama kak Alkan," jawabnya ramah. Meskipun tak suka, Kuna masih tetap menghargai para pria yang mendekatinya. Lagipula, bundanya yang menyuruh Kuna untuk selalu menghargai perasaan orang lain.
Ion memaksakan senyumnya, kecewa.
"Al, Kuna boleh gak--"
"Kalau dia sudah bilang tidak, ya tidak," potong Alkan dingin. Ion langsung membeku ditempatnya.
"Yaudah, next time aja ya Kuna," ujar Ion sok lembut. Kuna hanya memaksakan senyumnya dan mengangguk. "Oiya, ini buat kamu," lanjut Ion dengan memberikan permen lolipop yang berukuran sedang. Kuna tetap menerimanya, walaupun gadis itu sangat enggan untuk menerimanya.
"Makasih," ucap Kuna dengan senyum yang mengembang sempurna. Sontak Ion terpaku akan paras cantik gadis itu. Gadis yang bertahun-tahun ingin ia miliki.
Sedetik kemudian, Alkan langsung menggenggam tangan Kuna dan langsung menariknya berlalu dari hadapan Ion.
Ion menatap punggung Kuna yang kian menjauh. Pria itu tersenyum miring.
"Well see."
****
Sesampainya di kelas, Kuna membanting tasnya diatas meja. Gadis itu menghela berat, sedangkan Alkan menatapnya dengan datar."Biar kakak yang bereskan," ujar Alkan lembut. Kuna tersenyum dan mengangguk. Alkan benar-benar pria peka, tapi hanya ke Kuna dan bundanya.
"Makasih Kak," balas Kuna dengan tersenyum riang. Alkan hanya mengangguk dan langsung memunguti cokelat, buket bunga, dan beberapa kertas yang berserakan di meja dan kolong meja Kuna.
Kuna mengambil ponsel di sakunya. Gadis itu mengecek beberapa notifikasi disana. Kuna tersenyum simpul, entah kenapa semburat merah muncul dipipinya saat membaca pesan dari, Deka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairytale
Romance"Percaya gak sih kalo cerita cinta dalam dongeng itu bisa jadi nyata?" "Percaya." "Kenapa bisa percaya?" "Karena aku yang akan mewujudkannya jadi nyata, untuk kamu. Bersama kamu." Dia yang selalu berusaha mewujudkan mimpi dan menentang kebenaran yan...