01

15.4K 839 11
                                    






Pintu berwarna putih gading itu terbuka perlahan. Debu-debu kecil perlahan berterbangan ke udara mencari kebebasan melewati celah. Membuat kedua insan tersebut sedikit terbatuk akibat menghirupnya.

"Kita akan tinggal disini sekarang."ucap Jungkook membuka pintu utama rumah mereka dengan sedikit terbatuk-batuk.Menampilkan rumah yang hangat dengan aksen Korea kuno yang dipadukan dengan sedikit aksen modern. Rumah dengan ukuran sedang untuk ditempati dua orang.






Tidak menjawab, yang ditanya malah masuk. Menjelajahi dan menilai isi bangunan yang disebut 'rumah baru mereka'oleh Jungkook.




Cukup nyaman kalau menurut Jungkook tapi tidak tahu dengan sang gadis. Sebab ia sedikit atau memang sangat pemilih dalam segala hal yang berada di dekatnya. Termasuk juga untuk Jungkook. Mulai dari makanan, minuman, kehidupan, teman, bahkan pergaulan. Ia akan memilihnya, menyeleksi seapik dan serinci mungkin. Pantas atau tidak orang itu bergaul dan berada di lingkup kehidupannya dengan Jungkook adalah gadis itu yang memutuskan.




 Jadi wajar jika si sulung Jeon Jungkook tidak memiliki terlalu banyak teman. Bukan tak mau, ia bisa saja berteman secara diam-diam tanpa diketahui oleh gadis itu. Tapi masalahnya adalah, dia-Jeon Hyori. Kembaran Jeon Jungkook yang posesif dan overprotective. Ia selalu menempel dan berada didekatnya, mengikuti kemanapun Jungkook pergi. Seperti prangko dan kertas yang sudah melekat kuat dan  tidak dapat dipisahkan.



"Hyori, bagaimana?"tanya Jungkook menyusul adiknya yang sudah sampai di meja makan terlebih dahulu. Memperhatikan Hyori yang sedang menyentuh dan mengobservasi rumah itu. Hatinya berdebar, cemas dan lelah, takut jika adiknya akan mengatakan kalau ia tak suka rumah ini. Jungkook lelah, sebab ini sudah rumah kesekian yang ia tunjukkan pada Hyori.

"Kenapa kita harus tinggal disini?"tanyanya datar. Berbalik dan menatap lurus pada sang kakak. Membuat Jungkook was-was takut rumah yang ia ajukan akan ditolak kembali. Bukankah ia terlihat seperti sales yang menjajakan rumah sekarang? ditambah lagi dengan ekspresi yang adiknya tunjukkan. Datar dan kosong. Kendati ekspresi itu memang menjadi mimik yang selalu terpajang di wajah adiknya setiap hari, tapi tetap saja. Tatapan mata Hyori itu tajam, rasanya seperti menusukkan sesuatu pada orang yang ia tatap.


"Rumahnya dekat dengan sekolah. Jadi, kita tak perlu kendaraan karena bisa berjalan kaki. Kau juga kan bilang kalau kau tak ingin tinggal bersama bibi."jawabnya Jungkook memperhatikan perubahan mimik pada wajah Hyori. Semakin datar dan dingin. Tak ada senyum lagi diwajah itu. Sudah hilang sejak lama, sampai bertahun-tahun.


"Kau suka rumah ini?"tanyanya tanpa repot-repot menggunakan embel-embel kakak. Hyori merasa itu tak perlu. Lagi pula mereka hanya berjarak 10 menit tak lebih dan tak kurang.

"Y-a, menurutku disini hangat dan asri. Lagi pula kau kan bilang kalau kau tak suka kebisingan. Jadi, aku mencarikan kita rumah yang jauh dari jalan raya dan keramaian."ucap Jungkook mengelus surai Hyori. Memasang senyum hangat yang selalu ia berikan pada adiknya. Jungkook tak pernah barang sekalipun marah dan membentak Hyori. Sekalipun ia merasakan marah dan dongkol yang teramat membuncah. Ia menyayanginya, menyayangi Hyori karena hanya adiknya yang ia punya sekarang setelah orang tuanya dinyatakan meninggal akibat pemboman saat tragedi besar menimpa kota seoul.


Dan Jungkook sekeras mungkin berjuang. Berusaha menjadi topangan yang kuat untuk Hyori. Melindungi dan menuntun adik tersayangnya.


"Ya sudah."jawabnya mengendikkan bahu. Meninggalkan Jungkook untuk mengecek kamar barunya.


"Kau mau? Hyoori kau setujukan? Hyori?! "tanya Jungkook mengejar Hyori sambil berteriak heboh. Seakan-akan keputusan yang baru saja diambil oleh Hyori adalah sebuah anugerah untuknya.


Dipeluknya erat Hyori. Menggumamkan kalimat syukur karena Hyoori menyukai rumah pilihannya. Mengecup pucuk kepala Hyori, membuat gadis itu memerah.




Entahlah. Ia hanya sedang berusaha menahan sesuatu yang bergejolak di dalam dadanya sekuat mungkin sekarang ini.



TBC



Iya tau aku labil, wkwkwk aku tu ngerasa banyak bgt yg kurang dari ff ini, jadi aku unpub terus repub lagi.



Dan sepertinya, bakal ada perubahan yang besar wkwk



Dan tolong hargai apa yg aku tulis, kalian pastinya bukan pengecut yang suka sembunyi-sembunyi 'kan?


Written on the date: 26 maret 2019
Re-published on 24 Juni 2019

[M]The Incest Twins✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang