02

8.8K 645 17
                                    






"Jungkook dimana makanannya?! Tak ada yoghurt strawbery juga di sini!"teriakan Hyori memenuhi seluruh penjuru rumah dan berhasil membangunkan Jungkook yang sedang terlelap seusai membereskan rumah dengan dua lantai ini sendirian.

"Kita akan membelinya nanti, Hyo. Biarkan aku tidur dulu, aku lelah dan sangat-sangat mengantuk."ucap Jungkook dengan suara serak. Tak sadar jika sang adik sudah berdiri bertolak pinggang didepannya. Menatapnya murka.


"Bangun, Jungkook! Bangun! aku bilang bangun!"ucapnya melompat-lompat di atas kasur Jungkook.



"Hyori aku lelah."ucap Jungkook memohon. Matanya menyiratkan kelelahan yang sangat besar. Seperti sedang memikul beban.

"Jeon, aku lapar. Dan aku ingin minum yoghurt, sekarang! "jawabnya datar. Tak peduli jika Jungkook lelah bahkan pingsan sekalipun.




"Nanti akan aku belikan. Akan kumasakkan teopokki dengan keju yang banyak untukmu juga. Tapi nanti, sekarang aku ingin tidur."




Tak menjawab. Hyori malah berlalu, keluar dari kamar Jungkook. Membanting pintu  dengan segala kekesalan yang ia rasa. Membuat Jungkook secepat mungkin duduk dan mendesah frustasi.

"shh, dasar anak itu."ucap Jungkook bangkit dan mengambil payung serta tak lupa mengenakan mantel hangatnya. Sudah pukul 21.45, hampir pukul sepuluh malam dan sekarang hujan yang melanda menyebabkan udara kota Busan semakin dingin. Dan Jungkook dengan baik hati pergi dengan berjalan kaki, bukannya tak punya kendaraan. Tapi ia terlalu malas mencari kunci mobil miliknya, lagipula mobilnya itu harus diservis terlebih dahulu untuk menghindari kecelakaan. Jadi ia berjalan menuju supermarket atau swalayan terdekat untuk membeli bahan makanan serta stok yoghurt strawbery kesukaan Hyori.

    

Bukankah ia baik? Tentu saja sangat baik.




Jika ditanya tentang keadaan keluarganya, Jungkook bukanlah anak yang berasal dari keluarga yang kekurangan. Ia cukup kaya meskipun tak memiliki orang tua lagi. Kekayaan yang ditinggalkan ayah juga ibunya bahkan sepertinya bisa membiayai ia dan Hyoori sampai mereka berdua sama-sama menikah dan memiliki keturunan. Terlampau banyak hingga Jungkook bisa membeli rumah dikawasan elit dan membiayai dirinya juga Hyori untuk bersekolah di sekolah ternama. Tapi tentu saja ia tak akan boros, ia harus memikirkan masa depan mereka dan bagaimanapun juga, orang tuanya itu membangun perusahaan dan mengumpulkan pundi-pundi yang menggunung itu dengan susah payah dan Jungkook menghargai itu. Maka dari itu ia sebisa mungkin tidak boros mengingat Hyori juga tidak suka berbelanja seperti wanita kebanyakan justru membuatnya lega karena adiknya juga tak boros sepertinya.




Mengenai sikap Hyori awalnya Jungkook memang khawatir pasalnya, Hyori memang selalu canggung pada orang lain. Mereka juga tidak besar bersama, sebab sang adik tinggal bersama sang nenek. Hyori jarang berekspresi pada orang lain, dan itu semakin parah saat kedua orang tuanya meninggal, Hyori sama sekali tidak pernah menunjukkan ekspresi apapun selain tatapan datar dan tajam saat marah, hanya itu. Tak ada lagi yang lain. Adiknya juga tak menangis saat pemakan kedua orangtua mereka berlangsung. Ia hanya diam, memandang dan melakukan penyembahan sebagai mana mestinya. Hyori juga tak pernah bermain dengan teman seusianya, ia tak memiliki teman ataupun teman dekat.




Hanya Jungkook, Hyori tak pernah dekat dengan siapapun selain Jungkook bahkan dengan bibi dan sepupunya sekalipun.
Itulah mengapa Jungkook tak pernah marah dan mengusir Hyori saat ia mengikuti Jungkook kemanapun. Ikut saat Jungkook sedang bermain bersama teman-temannya meski hanya diam tanpa sepatah katapun. Ia juga sedikit egois dan arogan, tapi Jungkook juga tetap sabar menghadapi sifat Hyori meski kadang ia merasa seperti pembantu atau pengasuh. Tapi Sejujurnya jika dilihat bahkan meski sekilaspun, Hyori itu sebenarnya manis. Cantik dan pintar kendati hanya menampilkan satu ekspresi.

    
 

Jika saja tidak memiliki sifat yang angkuh dan ketus Jungkook percaya bahwa akan banyak sekali lelaki yang mengincar Hyori. Karena meski tak pernah tersenyum dan tertutupun banyak juga yang tidak segan-segan mendekati dan menyogok Jungkook agar didekatkan dengan Hyori, yang langsung ditolak oleh Jungkook. Gila saja, jika begitu sama saja ia menjual adiknya pada pria hidung belang. Dan jungkook tak akan melakukan hal sejahat itu.





Dengan tangan yang penuh dengan plastik dan paper bag, Jungkook memasuki rumah setelah membuka pintu dengan susah payah. Berjalan menuju dapur untuk menyusun bahan makan yang ia beli.




"Mana?"Tanya Hyori yang muncul di belakangnya secara tiba-tiba membuat Jungkook menoleh kaget.


"Kau mengagetkan ku Hyori."ucapnya berdiri dan menutup laci lemari pendinginnya dengan pelan.


"Dimana?"ucap Hyori mengulang perkataannya.



"Ini, minumlah dan segera tidur."ucapnya menyodorkan sekotak yoghurt strawberry yang sudah dibuka dan diberi sedotan pada Hyori.



Jungkook diam. Memperhatikan Hyori yang sedang duduk bersila di atas kursi meja makan sambil meminum youghurt miliknya dengan tangan kanan yang menggenggam telinga boneka kelici berwarna coklat dengan ukuran sedang. Boneka itu hadiah darinya, tepat saat ibunya mengatakan bahwa adiknya akan kembali kerumah, tinggal bersama dengan keluarga mereka.


Matanya menatap tajam, memindai tubuh Hyoori dari atas hingga bawah. Ia bosan. Merasa jenuh setiap kali melihat pakaian yang selalu dipakai Hyori kenakan dirumah juga boneka yang digenggam. Gaun sebatas lutut dengan model mengembang. Sebenarnya Hyori punya banyak baju, hanya saja semuanya berbentuk gaun dengan kain yang transparan juga dengan bermacam-macam model.


"Ayo pergi keluar besok. Kau harus melihat sekolah baru kita dan kita akan membeli baju yang baru untukmu."ucapnya berdiri didepan Hyori mengelus surainya. Takut-takut jika nanti adiknya akan merasa tersinggung seperti yang lalu.


"Aku tidak mau."balas Hyori datar.



"Kita akan ketaman bermain. Ayo bermain dan membeli baju. Memangnya kau tak bosan memakai pakaian dengan model seperti itu, hm? Kau harus mencoba gaya baru, pasti cantik sekali. Mau ya?"matanya menatap Hyori lembut. Ia selalu mengerahkan segala kesabarannya saat berhadapan dengan Hyori agar emosinya tak lepas.



"Kau tak suka baju ku?"tanya Hyori mengintimidasi sang kakak. Membuat lawan bicaranya gelagapan seketika.


"B-bukan begitu, Hyo. Aku hanya menyarankan mu."


"Aku tidak mau! Sudah berkali-kali kukatakan aku tidak mau! Aku akan tetap seperti ini, terserah diriku mau pakai apa!"pekik Hyori melempar kotak youghurt yang masih tersisa setengahnya itu ke arah lantai. Lalu meninggalkan Jungkook dengan kekacauan yang ia perbuat. Membanting pintu kamarnya dengan keras dan langsung berbaring, membalut seluruh tubuhnya dengan selimut tanpa menutup jendela.




Mendesah berat Jungkook memutuskan untuk menyusul Hyori setelah membereskan lautan
youghurt di lantai dapur. Memasuki kamar sang adik dengan hati-hati, menutup pintu dan kaca jendela dengan perlahan, berjalan kekamar mandi dan kembali dengan sebuah handuk basah. Mengelap kaki, tangan, dan wajah Hyori dengan perlahan lalu memakaikan pelembab pada wajah Hyori. Menghidupkan penghangat ruangan dan mematikan lampu,membiarkan kamar Hyori menjadi gelap gulita karena Hyori tak suka memakai lampu tidur. Hyori tak suka terang, ia suka tempat sunyi, tenang dan gelap.



"Tidur yang nyenyak, Hyo. Aku menyayangi mu."ucapnya menunduk, mengecup kening Hyori dan memperbaiki letak selimutnya lalu beranjak pergi. Menutup pintu dengan perlahan. Ia ingin tidur, ingin segera mengistirahatkan tubuhnya.




TBC


Jangan lupa Vote dan Komen ya semua, ga susah kok.
Terimakasih:)

Written on date: 21 April 2019

Re-Published on date: 24 Juni 2019

[M]The Incest Twins✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang