08

4.7K 434 9
                                    

Ayo vote sama komen yang banyak!

3 month a go.

Jeon Hyoori

Hari ini aku pergi sekolah lagi, bersama Jungkook lagi, dan melakukan pelajaran aneh lagi. Sudah 3 bulan. Aku tak tahu apa sebenarnya manfaat ke sekolah untukku, mungkin penting untuk Jungkook karena ia harus meneruskan perusahaan, tapi bagaimana denganku? Ini kali pertamanya aku mengikuti pelajaran diluar rumah, karena sedari kecil aku selalu melakukan homeschooling. Salah kalau orang-orang atau kalian mengira aku bersekolah karena ingin belajar dan memiliki teman. Karena sebenarnya alasannya ialah,

Jungkook.

Iya, aku bersekolah hanya karena Jungkook. Aku ingin mengawasinya, takut kalau nanti ia dijahati oleh teman barunya atau ia salah memilih teman. Apapun itu, aku tidak akan tinggal diam. Aku menyayangi nya jadi aku akan menjadi tameng pelindungnya setiap ia butuh aku disisinya.

Pokoknya tidak ada yang boleh menyakiti Jungkook! Hanya aku yang boleh memakinya, karena Jungkook milikku!

Ya, walaupun orang-orang mungkin bertanya, apa hubungan kami ini sebenarnya. Jika dilihat dari wajah, tentu saja kami  saudara, kami ini kembar. Hanya saja, kami sempat terpisah selama beberapa tahun lalu kembali dipertemukan, hidup bersama lagi layaknya anak kembar. Jungkook selalu mengajakku bermain, kadang ia juga tidak mau pergi bersama temannya jika tidak ada aku. Dulu, Jungkook dan aku itu menempel erat, seperti perangko yang telah ditempel dengan lem super kuat. Aku selalu mengkutnya kemanapun, dan sampai sekarang pun masih sama.



Aku akan mengikutinya kemanapun, memilih dan mengobservasi teman-temannya yang benar-benar layak disebut teman. Alasannya simple saja, Jungkook itu baik dan ramah. Ditambah wajah tampan nan manis juga tubuh yang bagus, pasti banyak sekali yang ingin menjadi temannya. Ditambah lagi kami ini dari keluarga berada, sudah psati para penjilat itu akan dengan senang hati memakai topengnya untuk mengelabuhi. Terlebih para wanita yang ingin menjadi kekasihnya, aku bertaruh demi kepalaku, jika mereka disuruh mengangkang sekarang juga untuk dimasuki. Mereka pasti akan membukanya dengan senang hati terlebih jika Jungkook yang menyuruh.

Tapi, selain karena kemauan ku. Alasan aku ikut bersekolah juga karena paksaan Jungkook.

Aku tak mau sekolah, tetapi Jungkook memaksa. Ia memaksa agar aku ikut dengan alasan ia kesepian. Padahal ia bisa dengan mudah memiliki teman, buktinya saja sekarang kami sedang makan di cafetaria sekolah. Bertiga bersama teman baru Jungkook, ia wanita namanya Song Jian. Seumuran dengan kami, dan Jungkook bilang mereka dulu berteman dekat sebelum aku datang dan Jian pindah, aku jadi seperti perusak hubungan jika begini.

Lihat saja sekarang, mereka berdua asik mengobrol sambil sesekali menyuap makanan. Saling berbagi makanan dan menyuapi sambil tertawa sesekali, sok bahagia sekali. Mengabaikan kehadiranku yang bahkan sudah muak melihat mereka berdua.


Sial, mereka terlihat serasi sekali, seperti best couple dan aku adalah patung yang menonton mereka sedari tadi.


Tau begini aku tak akan mengiyakan ajakan Jungkook untuk makan di cafetaria tadi, ia juga tak bilang akan membawa temannya karena tiba-tiba seseorang sudah menunggu dengan tangan yang melambai sembari tersenyum lebar yang ku akui itu  sedikit manis. Membuatku melempar tatapan tajam pada Jungkook yang dibalas cengiran tak bersalahnya yang terlihat seperti kelinci itu, yang malah membuatku semakin tak suka. Kalau bukan karena Jungkook yang memohon menjanjikan Bbubu akan kembali, aku juga tak sudi duduk seperti ini. Duduk disebrang sedangkan mereka bersebelahan saling melempar senyum dan tawa, apalagi tatapan gadis bernama Jian itu. Apa-apaan tatapannya pada Jungkook itu? Matanya berkilau seperti berlian yang terkena paparan sinar matahari. Bersinar-sinar seperti itu memangnya untuk apa?

Baiklah, aku sudah tak tahan lagi dengan situasi ini. Rasanya terbakar saat melihat mereka, apalagi  sepasang tangan yang sudah entah berapa lama bergenggaman itu. Lihat saja wajah gadis itu, wajahnya akan memerah saat mendengar tawa atau melihat senyum Jungkook, dan semakin memerah kala tangannya dirangkum oleh Jungkook saat ia ingin menjambak rambut Jungkook. Sudah seperti drama saja.

Suara dentingan menggema di cafetaria yang lumayan sepi itu kala aku memutuskan untuk berdiri setelah mendorong nampan makanan milikku sehingga menabrak nampan milik Jungkook. Membuat pandangan semua orang berpusat padaku dan Jungkook yang melepas rangkuman tangannya dari gadis itu dan segera melempar senyum canggung pada yang lain.

Oh, lihatlah ekspresi wajah gadisnya itu. Wajahnya langsung muram kala rangkumannya dilepas, menggelikan.

"Hyoori ada apa?"tanya gadisnya dengan suara lembut yang mendayu.

"Tak usah bertanya, bukan urusanmu."jawabku dingin bersidekap. Tak ada gunanya juga berbaik hati padanya, toh ia juga saa seperti yang lainnya.

"Hyo!"sentak Jungkook memalingkan wajah melihat wajah gadisnya. Ewh, aku hanya berbicara seperti itu dan ia langsung memasang wajah seperti anak anjing yang ketakutan.

"Apa? Dasar sialan."makiku menatap tajam gadis itu, membuatnya menunduk meremat jari.

"Kau ini apa-apaan? Jaga sopan santunmu itu Jeon Hyoori, kau kurang ajar."ucapnya menekankan kalimat akhirnya.

"Apa? Kau memang sialan 'kan? Sudahlah aku mau pulang saja, kau,"ucapku menunjuk wajah Jungkook yang sudah memerah, pertanda ia sedang menahan emosi.

"izinkan aku pada guru."lanjutku sebelum meninggalkan mereka berdua untuk mengambil tasku.

TBC

30.03.19

Gaje? Iya emang wkwk. Aku cuma mau cepetin aja karena ya, aku greget sendiri gt loh setelah baca balik di draft.

Aku juga lagi ngerjain work Yang satunya, jadi ya gitu hehe.

Next bakal ada sesuatu yang luar biasa diantar sikembar ini. Jadi, siap-siap aja ya seyeng.

Baibai💜

[M]The Incest Twins✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang