07

4.8K 494 11
                                    


Ia diam, duduk disalah satu bangku dibawah pohon maple guna melepas lelah. Kakinya semakin bertambah nyeri sekarang, lecet ditumitnya kini berubah menjadi luka. Lutut dan betisnya nyeri sebab terlalu lama berlari.

Hyoori masih sama, tetap diam hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Sudah pukul 11.00 malam, dan ia sudah menghabiskan 3 jam untuk berkeliling di Lotte World. Tapi tetap saja ia tak menemukan Bbubu dimanapun.

...

Kosong. Hyoori tak menangkap presensi Jungkook dirumah.
Pun ia hanya diam dan memasuki kamar. Berendam dengan aroma terapi sepertinya bisa mengembalikan moodnya yang sangat buruk ini. Namun agaknya ia harus membatalkan rencananya untuk berendam mendengar kini ada dua buah suara lelaki dan yang pasti salah satunya adalah Jungkook. Tak ambil pusing, Hyoori hanya mengabaikan suara kedua orang yang sedang berbincang itu. Ia ingin tidur secepat mungkin saat ini.

"Hyo, kau sudah tidur?"tanya seseorang yang Hyoori yakini itu adalah Jungkook. Mata dan tubuhnya lelah tapi ia tak bisa tidur dengan nyenyak, ia juga malas berbalik. Jadi tak perlu repot-repot menyahuti pertanyaan Jungkook, sebab ia juga masih kesal dan marah.

"Hyo, aku.."

"Bisa kau tinggalkan aku, Jungkook? Aku tak ingin melihatmum. Melihat wajahmu membuatku ingin memuntahkan seluruh organ yang ada di lambungku."sarkasnya.

"Aku tau aku salah, Hyo. Tapi, itu hanya boneka, untuk apa memperpanjangnya? Aku akan membelikanmu yang baru kalau perlu. Sudah, itu saja. Aku tak bermaksud menyinggungmu."tutur Jungkook mejelaskan. Perlahan ia melangkah, mendekat dan duduk dibelakang Hyoori yang sedang memunggunginya. Menyembunyikan seluruh tubuhnya didalam selimut.

"Aku tak bertanya dan meminta padamu. Tak usah kau belikanpun aku bisa membelinya sendiri, sekalian dengan pabriknya. Tapi aku tak mau, bukan karena aku merasa kau merendahkan ku dan menyombongkan diri. Aku hanya ingin menepati janji ku, padamu, dan pada diriku sendiri. Sebanyak apapun boneka dan Bbubu-Bbubu lainnya yang kau berikan padaku, aku tak akan menerimanya. Sebab ia berbeda, tidak seperti Bbubu ku."tuturnya tak kalah panjang. Ia terdengar seperti sedang mencurahkan isi hatinya sekarang. Baiklah, Hyoori sedikit tidak menyukai titel itu.

"Aku tau itu. Aku minta maaf oke? Lagipula boneka itu sudah lama, aku akan membelikanmu yang baru. Akan ku.. "pinta Jungkook memohon.

"Menjauh kalau kau ingin menghina Bbubu-ku, Jeon Jungkook. Meski sudah berabad-abadpun Bbubu akan tetap kusimpan. Karena itu adalah hadiah pertama yang diberikan orang lain padaku. Aku menghargainya dan aku ingin menepati janjiku padanya juga diriku sendiri. Tidakkah kau merasa ingat?"balasnya tajam. Sampai-sampai rasanya ada sebuah belati beracun yang menusuk ulu hati Jungkook. Membuatnya tercekat hingga kesulitan bernafas.

"A-apa?"tanya Jungkook tercekat. Ia merasa kalau Hyoori benar-benar marah kali ini.

"Waah, benar-benar pikun. Memangnya berapa umurmu? Itukan, kau dulu yang membelikannya dengan menabung uang jajan mu selama 2 bulan untuk membeli Bbubu. Kau bilang kau ingin aku menjaganya, merawatnya agar ia dapat menemaniku ketika aku sendiri."ia tersenyum tipis mengingat momen itu. Momen dimana Jungkook menyambutnya dengan senang hati dan senyum lebar yang manis, manis sekali.

"Kan, kau yang meminta ku untuk berjanji kendati aku akan tetap melakukannya dengan senang hati meski tanpa permintaanmu. Kau itu terlalu larut bermain bersamanya, sehingga melupakan ku. Kau meninggalkan ku sendiri, Jungkook. Kau-"lanjutnya menyendu.

Nafasnya tercekat, ingatan buruk itu kembali menghantuinya. Menertawakan kelemahannya, mengolok-olok dirinya, membuat dirinya tersudut. Bahunya bergetar kecil, tetapi ia tidak menangis. Tak ada suara isakan dan air mata yang keluar, hanya ada Hyoori yang sedang kacau. Menggigit bibir bawahnya, mata yang terpejam erat, keringat dingin yang mulai membasahi tubuh, juga bahu yang semakin lama semakin berguncang.

"Hyo, kau okay? Hyo?"panggil Jungkook menarik bahu Hyoori untuk menghadap padanya.
Ia semakin panik kala melihat Hyoori seperti sangat ketakutan. Ia seperti sedang melihat hal yang menyeramkan lewat pejamannya.

"Hyo, kau dengar aku? Hyori?"panggil Jungkook mengguncang bahu Hyoori kuat. Semakin panik kala Hyoori terlihat kesusahan dalam bernafas.

"Hyori? Jeon Hyoori buka matamu! Apa yang kau lakukan!"sentaknya mengguncang kuat tubuh Hyoori. Membuat Hyoori tersentak dan membuka mata. Matanya memerah tetapi ia tidak menangis, suaranya serak tetapi ia tidak berteriak, badannya dingin padahal penghangat ruangan sedang dinyalakan sehangat mungkin mengingat diluar hujan.

"J-jung, Jungkook. Ia datang lagi, ia mendatangiku."sendunya dengan tatapan kosong.

"Tak apa, Hyo. Lupakan ia, jangan dengarkan. Ada aku disini, jangan dengarkan dia."ucap Jungkook memeluk erat Hyoori.

"Aku disini, tak perlu takut. Aku ada disini bersamamu."bisiknya.

TBC

26.03.19

[M]The Incest Twins✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang