Nasya seorang gadis berusia 21 tahun. Berambut hitam lurus dengan poni jepangnya. Wajah imut dengan tubuh 150 cm. Kulit putih alami dengan pipi cabi. Bola mata yang bulat dan iris coklat yang berkilau. Lulusan sarjana ekonomi singkawang. Bekerja sebagai resepsionis di salah satu hotel kecil di sana.
Nasya tinggal bersama bapak dan emak di singkawang,kalimantan barat. Sang bapak hanya bekerja sebagai mandor bangunan. Ibunya memiliki rumah kos-kosan si samping rumah nya. Nasya gadis imut yang periang dan manja. Menjadi anak perempuan satu satunya dari bapak_ridwan dan emak_nasrah membuatnya memiliki sifat seperti itu. Keluarga yang ramah dan tamah. Penuh budi pekerti dan tidak memandang kalangan.
"Mak? Nasya berangkat??" Pamit Nasya menyalami tanya emaknya yang sedang menjemur pakaian.
"Bapak dah di depan. Assalamualaikum" sambungnya
"Wa'alaikumsalam hati hati" sahut emak.Nasya memang selalu berangkat dengan sang bapak menggunakan motor. Rumah sederhana mereka menjadi saksi bisu perjalanan keluarga ridwan.
"Dah pak!"Menyusuri jalan aspal menuju tempat bekerja. Nasya mengecek beberapa notifikasi yang ada di layar hp canggihnya. Beberapa ajakan berkenalan dan juga kehebohan di kota menjadi hal umum. Gadis imut itu hanya tersenyum manis saat membaca pesan dari sang jantung hati. Ewin santosa. Tunangan Nasya semenjak satu bulan yang lalu. Belum di lamar secara resmi dari kedua belah pihak keluarga hanya acara pertemuan antar keluarga kecil saja yang menjadi saksi ikatan mereka. Yang penting restu orang tua masing masing telah mereka kantongi.
"Malam baliknya?" Tanya bapak saat tiba di depan gedung hotel.
"tidak pak. Aku balik sore kayak nya. Bang ewin nanti jemput. Bapak langsung balik aja" Nasya menyalami bapak sebelum masuk ke tempat kerjanya.---
Jam menunjukan pukul 10 malam. Nasya baru saja menghubungi bapak dan bang ewin karena dia pulang larut. Hotelnya mengadakan rapat dadakan karena ada event yang akan berlangsung di sana. Bang ewin yang di hubungi tidak juga mengangkat telepon. Bapaknya mungkin udah tidur sekarang.
"Bang ewin tidak diangkat sih!!" Omelnya.
"Balik sendiri aja lah"Nasya berjalan kaki menuju tempat menunggu angkatan umum mini bus yang akan mengantarkannya. Walaupun tidak sampai di depan rumah karena rumahnya yang masuk ke dalam dari jalan raya besar tetapi tetap bisa mengantarkannya pulang.
Bis cukup ramai saat Nasya masuk ke dalam. Biasanya sepi mungkin karena penghujung minggu. Orang zaman sekarang udah jarang naik angkutan umum. Di tambah lagi motor yang di jual bahkan ada yang lebih murah dari pada harga hp baru di pasar.
"dah sampai!" Teriak supir di depan. Nasya menyerahkan duit ke teman supirnya.
Masih harus berjalan sekitar 1 km. Jarak yang cukup melelahkan. Bahkan bang ewin masih belum menghubunginya. Jalanan sepi. Jelas sekarang hampir tengah malam. Walaupun malam weekend . Anak muda pasti hangout di luar dari pada di depan rumah.
Menyusuri jalan gelap yang sudah lama tidak di lakukannya. Terakhir setahun yang lalu sebelum pacaran dengan bang ewin. Dan sekarang pertama kalinya lagi. Beberapa suara dengungan terdengar. Nasya hanya melewati nya begitu saja.
Tiba tiba tangan Nasya di tarik. "Lepaskan!!!"
Seorang pria mabuk menarik tangannya dengan genggaman yang kuat membuat Nasya meringis. Dia bergetar ketakutan melihat wajah pria mabuk itu."Duit! Mana duit!!"
"tidak mau! Aku gak ada duit!" Jawab Nasya kasar. Dia tidak membawa duit cas sekarang. Duit nya habis. Hanya kartu di dompet tipisnya.
"bohong!! Cepat keluarkan dompet nya!!" Pria itu membentak Nasya yang ketakutan.Nasya baru akan mengambil dompetnya di dalam tas.
BUUGH!!
Pria mabuk itu terhuyung ke samping setelah menerima bogeman mentah dari seseorang. Dia langsung tak sadarkan diri.
"Lo gak papa?" Suara serak berat itu membuat Nasya mengalihkan wajah dari penjahat ke penyelamatnya. Seorang pria dengan tegap tinggi dengan tas jinjingnya .Tidak terlalu kelihatan rupanya karena sedikit gelap. Tetapi Nasya bisa melihat dia cukup menawan.
"Lo gak papa?"sentuhan bahu Nasya membuat dia tersengat.
"gak apa" sahut Nasya. Dia melihat pria itu bingung yang lain bahasa.
"Lo bisa pakai bahasa indo baku kagak? Gue gak ngerti bahasa lokal" pria itu tersenyum.Manis
"Akh! Aku gak papa. Aku pulang dulu ya?"
"Gue temenin sampai rumah. Khawatir gue"
"baiklah"Mereka berjalan beriringan. Nasya terkadang dapat melihat rupa pria yang menolongnya. Tubuh tegap dengan kulit eksotiknya dan rambut cepaknya. Pria itu tersenyum dengan manis melihat Nasya memperhatikan nya.
"Nama lo siapa?" Tanya nya menghilangkan keheningan dalam perjalanan.
"Nasya nashila. Kamu?"
"Gue rian. Rian brahma.Lo kenapa berjalan di sini malam malam?"
"Aku baru balik. Kamu bukan orang sini? Emang dari mana?"tanya Nasya. Dia gugup.Kok gue gugup banget ya
"Dari jakarta. Merantau ke sini. Bosan di sana gak betah. Baru datang tadi siang. Mau cari tempat kos. Dan hp gue kasi alamat dekat sini. Tapi belum ketemu" jelas rian.
"Oh. Itu tempat emak aku. nanti aku kasi tau emak kalau ada yang mau ngekos?!"ucap Nasya semangat kembali menggunakan bahasa lokal.
"Heh? Speak indo please??" Sahut rian kebingungan.
"Oh! Sorry! Nanti aku kasi tau emak ada yang mau ngekos. Ini sebentar lagi sampai kok!"
"Oke!
![](https://img.wattpad.com/cover/182149104-288-k499299.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA (Complete)
RomanceAssalamualaikum! NANA gadis berusia 21 tahun menjalin cinta dengan kuli bangunan yang menyewa tempat kos san bundanya. hingga perpisahan harus terjadi. kegagalan pernikahan membawanya bertemu dengan kuli bangunan yang telah berubah nasib. apakah ini...