Satu bulan kemudian
"Udah mau berangkat rian??"tanya raya saat rian memakai baju usang dan sepatu bot pemberitaan bapak.
"ya de. nanti pergi dengan bapak"
"Wis! Dah bisa bahasa kita dia!" Sindir een.
"iya,sedikit" rian menggaruk belakang kepala nya.
"Udah!! Umak dah nunggu kita ayok"ajak raya merangkul tangan een.---
"Kamu kenapa na? murung?"tanya rian saat melihat nana berjalan melamun keluar dari kamar.
"Ekh! Gak bang. Aku gak apa apa" sahut nana dengan nada ceria.
"Gak perlu bohong! Abang tau nana ada masalah. kenapa gak cerita dengan umak"
"Ekh! kenapa abang mikir gituh??"tanya nana mencoba ceria.
"kalau gak cerita dengan abang. Cerita dengan umak. Pasti umak tau adek nana abang lagi galau?"Goda rian dengan mengacak rambut nana.
"Abang!"
"Abang berangkat!bapak udah tunggu noh!"---
"Nana kenapa kesini? Nana gak kerja?"tanya rian saat menikmati makan siangnya.
"Bapak mana bang? Nana libur dua hari itok. Bang nana mau curhat. Nana gak bisa curhat dengan umak. Takut!"ucap nana pelan.
"Bapak pergi beli bahan. Ngomong aja. Abang sambil makan dengar nya" sahut rian."Bang. Sikap bang ewin dengan adek akhir ini kok lain ya? Macam asing. Terus, nana telepon tuh gak di angkat. Bahkan tiap malam nana pulang naik angkutan umum" jelas nana membuat rian geram dengan kalimat terakhir nana.
"Kenapa gak minta jemput bapak?" Tanya rian dengan geraman. Makanannya langsung habis saat itu.
"Adek gak mau bapak capek"
"Tapi ini buat keselamatan nana. Hufh!! Udah lah. Lain kali kalau nana balik minta di jemput. Telepon bapak!" Suara tegas rian membuat nana merengut.
"Iya. Adek bakal tele..."Srek!!
Seorang pria dengan kemeja biru dan celana hitam menarik nana kasar. Menggenggam erat lengan nana. Membuat nana meringis kesakitan.
"Bang. Sakit?"rajuk nana mencoba melepaskan genggaman bang ewin.
"Lepaskan dia?" Rian menarik kasar tangan ewin.
"Kamu Jangan nak ikut campur. Ini urusan aku. Ck!! Dan kamu Nasya. Hari libur harus nya kamu datang ke rumah mertua. Bukannya selingkuh. Dengan kuli lagi!cih!" Ewin langsung menarik tangan nana kasar. Tubuh mungilnya sulit mengikuti langkah tunangannya.
"Nana!"rian mengejar nana untuk melepaskan tarikan ewin.Nana melihat wajah khawatir rian yang tertutupi pasir itu membuatnya tidak tega. Dia langsung menggelengkan kepala agar rian tidak ikut campur dulu saat ini. Dia tidak ingin rian berkelahi dengan ewin karena nya.
---
"Abang kenapa? kasar sama adek?"tanya nana pelan. Dia tidak ingin tersulut emosi. Melihat muka ewin yang kacau dan terlihat lelah. Di tambah emosi yang tidak stabil.
"Aku gak suka kamu dekat dengan laki tadi. Jauhin dia!! Jangan harap kamu bisa selingkuh!! Apalagi dengan kuli begitu!!" Bentak ewin.
"Rian itu ngekos di rumah umak. Dan dia cuma abang buat Adek. gak lebih! Abang kenapa cemas?? Abang ada masalah?"tanya nana lembut.Ewin berdiri bersandar di motornya. Mereka sedang di halaman rumah nana saat ini. Ewin terlihat kacau. Entah apa yang terjadi padanya.
"Abang gak pernah lagi jemput adek kerja. Kadang gak ngantar. Abang sibuk?"
"Gak! Masuk lah! Abang nak balik!"Pinta ewin. Dia terlihat enggan berbicara dengan nana.
"Abang jangan bohong dengan adek! Adek Gak suka!" Nana menekankan suaranya sebelum masuk kerumah.Ewin memandang sendu ke arah punggung nana. Dia terlihat rumit saat ini. Entah beban apa yang di pikirannya.
Aku harus memilih siapa
---
Ewin melajukan motornya ke kos an di daerah selatan singkawang,pasiran. Dia mematikan motornya di depan pintu coklat. Seperti mengetahui siapa yang datang seorang wanita sexy dengan baju bali dan hotpants nya keluar dari pintu tersebut.
"Abang dari mana? Baru datang?" Wanita itu begelayut manja di lengan ewin. Dadanya bergesekan dengan lengannya.
"Sayang jangan menggoda. Abang lagi banyak pikiran" ewin mengikuti langkah wanita itu ke dalam kamar kosan.
"Abang perlu pelepasan?"tanya wanita itu lembut dengan tatapan menggoda.
"nanti aja! Abang mau tidur dulu?"Pinta ewin yang langsung tidur.Hatinya bimbang. Dia mencintai dua gadis sekaligus saat ini. Dan dia tidak bisa melepaskan keduanya. Dia serakah? Pasti. Dia ingin istri yang baik dan bersih seperti Nasya. Tetapi dia juga mencintai wanita yang bekas saat ini karena selalu melayaninya. Dia mencintai keduanya. Dia bimbang. Setahun menjalin hubungan dengan Nasya. Udah hampir lima bulan dia bermain belakang. Dia tidak bisa melepaskan salah satu. Dia bimbang ke mana hatinya berlabuh.
"Nisa?"
"Kenapa bang?"tanya nisa yang keluar dari dapur mini kosnya. Menuju ke ruang depan yang sekaligus kamarnya. Dia langsung memeluk tubuh ewin yang terbaring di atas tempat tidurnya.Tanpa aba aba ewin langsung mencium bibir merah nisa. Bermain dengan tubuhnya. Inilah kenapa dia mencintai nisa. Nisa selalu membuatnya bahagia. Melayani nya dengan penuh cinta. Dia tidak mendapatkan ini dari Nasya. Nasya bahkan tak tersentuh olehnya. Tetapi itu yang membuat Nasya berharga di hatinya.
Suara kamar kos an ini seperti telah biasa dengan desahan manja kedua sejoli yang melepaskan rindu. Mereka tidak peduli dengan anggapan orang di sekelilingnya. Ini hidup mereka. Hanya mereka. Walaupun tanpa mereka sadari ada yang memperhatikan mereka dari jauh. Dia hanya sedih membayangkan gadis manisnya akan seperti apa saat mengetahui ini. Tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa apa. Ini bukan urusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANA (Complete)
RomanceAssalamualaikum! NANA gadis berusia 21 tahun menjalin cinta dengan kuli bangunan yang menyewa tempat kos san bundanya. hingga perpisahan harus terjadi. kegagalan pernikahan membawanya bertemu dengan kuli bangunan yang telah berubah nasib. apakah ini...