part 15

258 23 0
                                    

dua tahun kemudian

Pernikahan nana dan rian berlangsung seperti biasa. Tanpa rasa bosan mereka selalu terlihat mesra. Nana juga sering mengunjungi orang tuanya setiap bulan seperti janji suaminya. Tetapi kesepian itu pasti ada. dua tahun telah berlalu dari saat nana menjadi milik rian seutuhnya. Sepi!Itulah rasanya. Menunggu buah hati mereka yang belum juga hadir. Para orang tua bahkan rian sekalipun tidak pernah mengeluh tentang itu. Tetapi Nana tetap diam diam menjalani terapi pengobatan agar lekas memiliki momongan walaupun akhirnya sebulan dia absen karena kecewa.

Sebulan ini nana mengerjakan taman belakang rumah mertuanya bersama tukang kebun. Nana menanam tanaman hias dengan susunan yang indah membuat taman belakang rumah semakin indah. Nana terlihat anggun dengan gaun rumahan berwarna hitam dengan hiasan bunga di sana. Tetapi tidak dengan wajahnya yang terlihat pucat. Seminggu ini nana memang terlihat seperti itu. Di tambah lagi di semakin gemar dengan bunga. Hampir setiap masuk kerumah di membawa bunga untuk menghiasi kamarnya. Bahkan di balkon kamar ada pot tanaman bunga hias.

"Sayang? Ini udah sore kamu harus masuk? Lihat muka mu udah pucat!!" omel mama Elin yang lelah melihat menantunya yang begitu senang dengan berkebun selama sebulan ini.
"Iya ma"

Nana masuk ke kamarnya membersihkan dirinya. Dia harus membantu mama Elin untuk menyiapkan makan malam. Jam menunjukkan 5 sore. Sungguh tidak terasa seharian ini.

"Udah hampir kamu gak main ke kantor rian? Apalagi semenjak kenaikan rian buat gantiin papa na?" Nana memandang mamanya. Sebenarnya dia ingin setiap hari ke kantor rian mengantarkan makan siang. Tetapi udah hampir setahun rutinitas itu hilang karena rian tidak ingin istrinya repot. Terakhir kali ke kantor saat acara penaikan rian sebagai CEO di perusahaan papa.

"Gak ada tujuan juga ma. Lagian rian juga gak mau aku repotin katanya"jawab nana seadanya. Walaupun hatinya sedikit gelisah.
"Ya. Tapi kamu kan bisa memantau rian atau apalah. Biar gak sumpek di rumah?"Saran mama yang sedang mengiris bawang.
"Kan aku lagi suka ngerjain kebun ma"balas nana.
"Iya deh"

Selesai menyiapkan makan malam nana naik ke kamarnya. Duduk di kursi santai di balkon kamar. Melihat tanaman hias memenuhi balkonya. Sebuah ciuman mendarat di puncak kepala nana. Nana tersenyum manis melihat pria dengan wajah lelah itu.

"Mandilah? Terus ke bawah?" Pinta nana
"Hmm"

---

"Hoek__huek__hoek!!!" Suara seseorang menggema dari kamar mandi membuat nana bangun dari tidurnya.

"Kemana bang rian?" Nana melihat sisi kasur sebelahnya kosong. Masih terdengar suara orang yang berusaha menguras perutnya dari kamar mandi membuat nana bangkit dan berlari ke kamar mandi.

"Ya allah bang??" Pekik nana melihat bang rian duduk lemas di lantai kamar mandi. Dia membersihkan wajah sayu rian dari cairan amis. Menggotong rian ke tempat tidur. Rian duduk di kepala ranjang Memejamkan mata.

Nana mengambil air hangat ke dapur. Dan memberikan pada rian. Di rasanya suhu tubuh rian yang_normal.

Apa masuk angin??

Nana mengambil minyak angin di laci balas dan mengoles di seluruh tubuh rian. Rian menikmati setiap pijatan tangan nana pada tubuhnya. Selesai memijat rian langsung menarik nana dalam Pelukan nya.
"Abang!!!"
"Tidurlah sayang?" Suara serak rian terdengar lemah.

---

Riing

Rian

Nana mengangkat panggilan dari suaminya yang masih memaksa masuk kerja hari ini. Nana menggerutu.

"Sayang. Antarkan tiga setelan jas ke kantor ya?" Suara lemah rian membuat nana semakin khawatir.
"Iya. Abang istirahat aja dulu?" Nana langsung mematikan sambungan dan menyiapkan pakaian rian.

Nana turun ke bawah menuju dapur untuk sekalian menyiapkan bekal makan siang. Mama melihat nana membawa bag besar langsung menanyakannya.

"Mau kemana sayang??"
"Ma. Anak mama itu bengalnya gak ketulungan. Udah di sayangkan kerja masih ngeyel. Ya begini lah. Kehabisan pakaian" gerutu nana membuat mama tertawa geli. Di tambah lagi wajah kesal nana.
"Bawa ke rumah sakit langsung ya? Sekalian kamu cek up?"Pinta mama menyindir dalam membuat tangan nana berhenti.

Nana melanjutkan kerja, dia sedih. Tentu. Mama mertuanya mulai berharap. Dia hanya tersenyum pedih. Mama yang menyadari raut wajah nana membalas dengan senyum lembut.
"Pasti ada kabar bahagia!"Tegas mama penuh keyakinan.

---

Nana menyiram kloset dengan pelan. Saat dia merapikan pakaian nya terdengar suara para karyawan wanita di dalamnya.

"Loe udah dengar gosip hot gak?"
"Gak tuh, kenapa?"
"Gue dengar bos baru kita ada main sama sekretaris kedua yang baru jabat dua minggu itu"
"Owh!! Yang di bilang duren runtuh sama anak laki kan? Hahaha. Adalah. Bahkan hari ini tuh perempuan belum keluar dari ruangan bos dari pagi"
Suara tawaan terdengar menggema di toilet wanita. Nana masih berdiri membenarkan pakaiannya.

"Gue rasa bos gak betah sama istrinya lagi deh makanya cari yang lain"
"Ck!! Dan gue dengar bos belum dapat anak dari istrinya yang udah bertahun nikah. Mandul kali"

NANA (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang